iPhone-nya Dibuat di China, Apple Kaji Dampak Perang Dagang
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
01 August 2018 13:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Apple melaporkan pendapatan US$9,55 miliar (Rp 137,8 triliun) dari China bersamaan dengan laporan laba kuartal ketiga pada hari Selasa (31/7/2018), naik 19% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Namun setelah laporan tersebut keluar, para investor mengekspresikan kekhawatirannya tentang usulan tarif terbaru yang dapat berdampak pada penetapan harga dan pangsa pasar Apple di China ke depannya, dilansir dari CNBC International.
CEO Apple Tim Cook kembali menegaskan posisi perusahaan bahwa tarif dapat memiliki "konsekuensi yang tidak diinginkan" bagi konsumen dan perekonomian. Secara umum, tarif bukanlah pendekatan yang tepat untuk memodernisasi relasi Amerika Serikat (AS) dengan China. Namun, dia mengabaikan kemungkinan dampak ke produk-produk Apple dari serangkaian tarif tambahan terhadap produk China senilai $200 miliar.
"Relasi perdagangan dan kesepakatan yang AS miliki antara AS dengan perekonomian utama lainnya sangat rumit, dan beberapa diantaranya memang perlu dimodernisasi. Namun, kami menganggap dalam sebagian besar situasi, tarif bukanlah pendekatan untuk melakukannya," kata Cook dalam sambungan telepon dengan para investor.
Lebih lanjut Cook mengatakan perusahaan akan mengevaluasi potensi konsekuensi dari tarif-tarif baru dan mengajukan komentar untuk diulas pemerintah.
Sebelumnya, harian New York Times memberitakan Presiden AS Donald Trump berkata ke Cook bahwa pemerintah AS tidak akan memberlakukan tarif terhadap iPhone yang dirakit di China.
Meski ponsel pintar (smartphone) dan laptop menghadapi bahaya yang sedikit dari bea impor, usulan tarif terhadap produk China senilai $200 miliar diproyeksi akan menyerang alat pelacak kesehatan, termasuk Apple Watch.
Usulan tarif pada bulan Juli itu menyebut nama-nama jam tangan Apple, beberapa pelacak aktivitas Fitbit dan pengeras suara terkoneksi dari Sonos yang menyebabkan kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan itu mungkin mempertimbangkan untuk menaikkan harga. Jika tarif dikenakan pada musim gugur ini, Apple akan menghadapi tarif 10% pada sejumlah perangkat.
"Terdapat persamaan yang tidak bisa dihindari antara AS dan China sehingga kedua negara hanya bisa makmur jika yang satunya makmur. Dan, tentu saja, dunia membutuhkan AS maupun China yang berjalan baik agar dunia juga bisa berjalan baik. Seperti yang saya katakan, saya dapat memprediksi masa depan, tetapi saya optimis negara-negara akan melewati ini dan kami berharap ketenangan akan menang," kata Cook.
Pendapatan kuartal ketiga Apple dari China mewakili lonjakan 19% dari pendapatan $8 miliar yang dilaporkan perusahaan perangkat keras (hardware) teknologi tahun lalu, tetapi penurunan 27% dari pendapatan $13,02 miliar yang Apple catat kuartal lalu. Di tengah-tengah kuartal kedua dan ketiga tahun 2017, pendapatan Apple dari China mengalami penurunan 25%.
(prm) Next Article Luncurkan 3 iPhone Baru, Apple Turunkan Harga dan Jual Murah
Namun setelah laporan tersebut keluar, para investor mengekspresikan kekhawatirannya tentang usulan tarif terbaru yang dapat berdampak pada penetapan harga dan pangsa pasar Apple di China ke depannya, dilansir dari CNBC International.
CEO Apple Tim Cook kembali menegaskan posisi perusahaan bahwa tarif dapat memiliki "konsekuensi yang tidak diinginkan" bagi konsumen dan perekonomian. Secara umum, tarif bukanlah pendekatan yang tepat untuk memodernisasi relasi Amerika Serikat (AS) dengan China. Namun, dia mengabaikan kemungkinan dampak ke produk-produk Apple dari serangkaian tarif tambahan terhadap produk China senilai $200 miliar.
Lebih lanjut Cook mengatakan perusahaan akan mengevaluasi potensi konsekuensi dari tarif-tarif baru dan mengajukan komentar untuk diulas pemerintah.
Sebelumnya, harian New York Times memberitakan Presiden AS Donald Trump berkata ke Cook bahwa pemerintah AS tidak akan memberlakukan tarif terhadap iPhone yang dirakit di China.
Meski ponsel pintar (smartphone) dan laptop menghadapi bahaya yang sedikit dari bea impor, usulan tarif terhadap produk China senilai $200 miliar diproyeksi akan menyerang alat pelacak kesehatan, termasuk Apple Watch.
Usulan tarif pada bulan Juli itu menyebut nama-nama jam tangan Apple, beberapa pelacak aktivitas Fitbit dan pengeras suara terkoneksi dari Sonos yang menyebabkan kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan itu mungkin mempertimbangkan untuk menaikkan harga. Jika tarif dikenakan pada musim gugur ini, Apple akan menghadapi tarif 10% pada sejumlah perangkat.
"Terdapat persamaan yang tidak bisa dihindari antara AS dan China sehingga kedua negara hanya bisa makmur jika yang satunya makmur. Dan, tentu saja, dunia membutuhkan AS maupun China yang berjalan baik agar dunia juga bisa berjalan baik. Seperti yang saya katakan, saya dapat memprediksi masa depan, tetapi saya optimis negara-negara akan melewati ini dan kami berharap ketenangan akan menang," kata Cook.
Pendapatan kuartal ketiga Apple dari China mewakili lonjakan 19% dari pendapatan $8 miliar yang dilaporkan perusahaan perangkat keras (hardware) teknologi tahun lalu, tetapi penurunan 27% dari pendapatan $13,02 miliar yang Apple catat kuartal lalu. Di tengah-tengah kuartal kedua dan ketiga tahun 2017, pendapatan Apple dari China mengalami penurunan 25%.
(prm) Next Article Luncurkan 3 iPhone Baru, Apple Turunkan Harga dan Jual Murah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular