Rebut Blok Rokan, Pertamina Siapkan Investasi Rp 1000 T
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
01 August 2018 09:49

Jakarta, CNBC Indonesia- Usai diumumkan sebagai perusahaan yang resmi merebut blok Rokan dari genggaman Chevron, PT Pertamina (Persero) menyebut sudah menyiapkan investasi hingga Rp 1.011,34 triliun atau US$ 70 miliar di blok Rokan hingga 2041.
"Untuk 20 tahun kedepan itu (investasi) besarlah, sekitar US$ 70-an miliar, angka persisnya lupa. Kalau itu berhasil, nanti investasi akan lebih besar," tutur Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam ketika dihubungi, Selasa (31/7/2018).
Lebih lanjut, Syamsu mengatakan, biaya investasi tersebut baru mencakup belanja modal atau capex saja, dan belum termasuk biaya operasional atau opex. Biaya itu juga belum termasuk untuk menggunakan Enhanched Oil Recovery atau EOR.
Ia juga mengakui, penggunaan EOR baru akan dimulai Pertamina pada 2024 mendatang. Kendati demikian, saat ini perusahaan sudah melakuka pilot project, dan sudah uji coba. Hasilnya pun diklaim bagus.
Syamsu menuturkan, jika nantinya teknologi EOR berhasil, hal itu bisa menahan laju penurunan produksi minyak di Blok Rokan. Perusahaan menilai, tren penurunan di sana pasti terjadi karena lapangannya sudah banyak yang tua.
"Pertamina akan mengusahakan (produksinya) tidak akan merosot tajam. Kalau bicara masalah menaikan produksi itu adalah effort kedua, yang pertama menahan laju produksi, itu dulu," imbuhnya.
"Kemudian, kalau nanti bisa kami tangani dengan baik, kemudian kami ada peluang untuk kembangkan reserve cadangan baru yang belum diproduksikan baru kami bicara kenaikan, tapi tantangan pertama kalau sudah decline pasti menahan laju decline," pungkasnya.
Sebelumnya, penantian siapa yang akan mengelola blok minyak tersubur di RI akhirnya tuntas juga. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memutuskan Pertamina duduk sebagai operator di blok Rokan. Pertamina akan kelola blok ini setelah 2021, hingga 20 tahun mendatang.
"Pemerintah lewat Menteri ESDM menetapkan pengelolaan blok Rokan mulai tahun 2021 selama 20 tahun ke depan akan diberikan kepada Pertamina" ujar Arcandra di Kementerian ESDM, Selasa (31/7/2018).
Sebagaimana diketahui, blok Rokan adalah blok tersubur di Indonesia. Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai April 2018 tercatat produksi minyak di blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD, dan produksi gas-nya sebesar 24,26 MMSCFD.
Dengan potensi tersebut, syahdan, blok yang habis kontraknya pada 2021 mendatang, menjadi rebutan dua perusahaan migas besar, yakni Chevron Pasific Indonesia, yang saat ini merupakan kontraktor eksisting, dan PT Pertamina (Persero).
(gus) Next Article Geser Chevron, Pertamina Bongkar Pipa-pipa Tua Blok Rokan
"Untuk 20 tahun kedepan itu (investasi) besarlah, sekitar US$ 70-an miliar, angka persisnya lupa. Kalau itu berhasil, nanti investasi akan lebih besar," tutur Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam ketika dihubungi, Selasa (31/7/2018).
Ia juga mengakui, penggunaan EOR baru akan dimulai Pertamina pada 2024 mendatang. Kendati demikian, saat ini perusahaan sudah melakuka pilot project, dan sudah uji coba. Hasilnya pun diklaim bagus.
Syamsu menuturkan, jika nantinya teknologi EOR berhasil, hal itu bisa menahan laju penurunan produksi minyak di Blok Rokan. Perusahaan menilai, tren penurunan di sana pasti terjadi karena lapangannya sudah banyak yang tua.
"Pertamina akan mengusahakan (produksinya) tidak akan merosot tajam. Kalau bicara masalah menaikan produksi itu adalah effort kedua, yang pertama menahan laju produksi, itu dulu," imbuhnya.
"Kemudian, kalau nanti bisa kami tangani dengan baik, kemudian kami ada peluang untuk kembangkan reserve cadangan baru yang belum diproduksikan baru kami bicara kenaikan, tapi tantangan pertama kalau sudah decline pasti menahan laju decline," pungkasnya.
Sebelumnya, penantian siapa yang akan mengelola blok minyak tersubur di RI akhirnya tuntas juga. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memutuskan Pertamina duduk sebagai operator di blok Rokan. Pertamina akan kelola blok ini setelah 2021, hingga 20 tahun mendatang.
"Pemerintah lewat Menteri ESDM menetapkan pengelolaan blok Rokan mulai tahun 2021 selama 20 tahun ke depan akan diberikan kepada Pertamina" ujar Arcandra di Kementerian ESDM, Selasa (31/7/2018).
Sebagaimana diketahui, blok Rokan adalah blok tersubur di Indonesia. Berdasarkan data dari Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sampai April 2018 tercatat produksi minyak di blok Rokan mencapai 210.280,60 BOPD, dan produksi gas-nya sebesar 24,26 MMSCFD.
Dengan potensi tersebut, syahdan, blok yang habis kontraknya pada 2021 mendatang, menjadi rebutan dua perusahaan migas besar, yakni Chevron Pasific Indonesia, yang saat ini merupakan kontraktor eksisting, dan PT Pertamina (Persero).
(gus) Next Article Geser Chevron, Pertamina Bongkar Pipa-pipa Tua Blok Rokan
Most Popular