Pertamina Siapkan Rp 36 T untuk Proyek Migas

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
30 July 2018 17:02
Pertamina mengklaim siapkan Rp 36 triliun untuk 29 proyek migas.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia- PT Pertamina (Persero) telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 36 triliun atau setara dengan US$ 2,49 miliar, yang akan digunakan untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur minyak dan gas (migas) hingga 2020 mendatang.

"Perusahaan telah mengalokasikan dana lebih dari Rp 36 triliun untuk proyek-proyek, dan Rp 20 triliun di antaranya difokuskan untuk proyek strategis, khususnya di wilayah timur Indonesia," ucap VP Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito melalui keterangan resminya, Senin (30/7/2018).



Adapun, proyek yang dimaksud Adiatma yakni 29 proyek strategis yang dibagi dalam 4 kategori, yakni pembangunan Terminal BBM dan pipanisasi, pembangunan Terminal LPG, perbaikan  dan pengembangan sarana tambat serta pembangunan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) beserta dengan sarana penunjang lainnya. 

"Khusus di 2018 ini, berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), yang telah disahkan oleh Kementerian BUMN sebagai pemegang saham, telah disediakan anggaran sebesar Rp 6 triliun atau setara US$ 462 juta," tutur Adiatma.

Adapun, untuk mendukung investasi tersebut, tentu pendanaan proyek tidak seluruhnya di tanggung oleh Pertamina, tetapi juga bekerja sama dengan melibatkan Anak Perusahaan. Sementara untuk kontraktor pelaksana, Pertamina bersinergi dengan BUMN Karya seperti Wijaya Karya, Barata Indonesia, Hutama Karya dan Rekayasa Industri (Rekin).

"Dengan sinergi, pembangunan berbagai proyek tersebut diharapkan selesai lebih cepat, sekaligus juga tidak membebani arus kas perusahaan," tambahnya.

Lebih lanjut, Adiatma menjabarkan, dari 29 proyek strategis tersebut, sebanyak 10 proyek dengan nilai Rp 4,9 triliun ditujukan untuk pembangunan Terminal BBM dan pipanisasi guna mendukung pola pasokan yang lebih efisien.  Selain itu, sebanyak empat proyek di antaranya berlokasi di wilayah timur Indonesia yakni Pengembangan Terminal BBM Maumere, Pengembangan Terminal BBM Bau-bau, Pengembangan Terminal BBM Biak serta penambahan Tangki Timbun di 14 lokasi lainnya di wilayah timur Indonesia.

Sedangkan untuk pembangunan Terminal LPG sebanyak 12 proyek senilai Rp 10 triliun dilakukan untuk mendukung program Konversi Minyak Tanah ke LPG di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan proyek ini juga bertujuan untuk mengefisienkan pola pasokan dengan menghilangkan Floating Storage and Offloading (FSO) yang selama ini digunakan sebagai media penampungan sementara. 

Khusus untuk wilayah timur Indonesia, tambah Adiatma, Pertamina membangun 4 proyek Terminal LPG Pressurized di Bima, Kupang, Wayame dan Jayapura.

Sementara untuk meningkatkan kehandalan operasi serta konektivitas antar pulau sejalan dengan pengembangan bandara baru, Pertamina tengah melakukan pembangunan 3 DPPU beserta dengan sarana penunjang lainnya senilai Rp 3,4 triliun. Sedangkan untuk meningkatkan keandalan pasokan lewat laut, Pertamina saat ini mengeksekusi empat proyek perbaikan dan pengembangan sarana tambat kepelabuhan senilai Rp 1,6 triliun.

"Proyek-proyek tersebut saat ini sebagian besar telah berjalan, dan masuk pada tahap konstruksi, sedangkan sisanya pada tahap persiapan," tandas Adiatma.
(gus) Next Article RI Butuh Investasi Rp 2.200 T untuk Selamatkan Sektor Migas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular