Incar Rokan dan Jabung, Sanggupkah Pertamina?

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
28 July 2018 11:17
Selain mengincar blok Rokan, PT Pertamina (Persero) dikabarkan juga tengah menginncar blok Jabung.
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Jakarta, CNBC Indonesia - Selain mengincar blok Rokan, PT Pertamina (Persero) dikabarkan juga tengah menginncar blok Jabung. Namun, dengan kondisi keuangan saat ini, bagaimana nasib kedua blok itu ke depannya jika benar jatuh ke tangan Pertamina?

Kepala Studi Energi Universitas Indonesia Iwa Garniwa mengakui, dirinya memang berpikir kondisi keuangan Pertamina kurang baik mengingat adanya kebijakan BBM satu harga, dolar AS menguat, dan subsidi tidak bertambah. Tapi, lanjutnya, bukan berarti tidak bisa berinvestasi, hanya saja pasti ada batasannya. 

"Mengambil dua blok yang besar secara strategis baik, namun betul ada kekhawatiran keuangan Pertamina yang sangat terbatas dapat menimbulkan mengambil blok tersebut. Saya menduga, Pertamina tidak sendiri untuk mengambil blok ini, akan mengajak investor untuk ikut serta," ujar Iwa kepada CNBC Indonesia saat dihubungi Jumat (27/7/2018).

Sebelumnya, perusahaan migas pelat merah ini pun juga menyatakan keinginannya untuk 100% pengelolaan blok terbesar di RI ini jatuh ke tangan BUMN. 

Berdasarkan informasi yang diterima CNBC Indonesia, Pertamina melakukan pengajuan proposal atas Blok Rokan pada 28 Juni 2018. Dalam ajuannya itu Pertamina menyatakan siap melanjutkan pemanfaatan teknologi EOR seperti yang telah diterapkan saat ini oleh Chevron secara mandiri dan efisien. 

Nilai investasi yang disiapkan Pertamina memang belum terungkap hingga saat ini, namun berkaca dari pengalaman Pertamina saat mendapat blok Mahakam, alokasi belanja modal yang disiapkan perusahaan untuk kelola blok gas raksasa itu juga terbilang besar. Yakni, sekitar US$ 700 juta dan dana operasi US$ 1 miliar di 2018 atau setara Rp 24 triliun. 

Kendati demikian, Pertamina tidak hanya melirik blok minyak tersubur di Indonesia, PT Pertamina (Persero) juga ternyata tengah melirik pengelolaan blok Jabung, yang merupakan salah satu wilayah kerja (WK) terminasi yang habis kontraknya pada 26 Februari 2023 mendatang.

Berdasar dokumen yang diterima CNBC Indonesia, Pertamina diketahui mengajukan permohonan open data untuk Blok Jabung pada tanggal 6 Juli 2018. Surat yang ditujukan ke Direktur Jenderal Migas ESDM ini menyebut pengajuan open data ini dilakukan sebagai langkah untuk meningkatkan peran dalam pengelolaan sumber energi nasional. 

Saat dikonfirmasi terkait aksi ini, Dirjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengaku tidak tahu akan adanya pengajuan pembukaan data oleh Pertamina. 

"Saat ini fokus dan konsentrasi saya masih di Rokan dulu," ujar Djoko kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (26/7/2018).

Sementara itu, Senior Vice President Upstream Business Development Pertamina Andi Wisnu juga belum mau berkomentar. 

Pertamina menilai WK Jabung merupakan WK yang menarik potensinya. Saat ini, kontraktor WK Jabung adalah PetroChina yang juga operator (27,85%), Petronas Carigali (27,85%), PHE Jabung (14,28%) dan PT PP Oil & Gas (30%).

Adapun, sampai pada April 2018, berdasarkan data SKK Migas, produksi minyak di blok Jabung tercatat sebesar 14.194,83 barel per hari (BOPD) dan produksi gas-nya sebesar 295,32 MMCFD).



(roy/roy) Next Article 3 Strategi Pertamina Demi Blok Rokan Tak Merosot Tajam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular