
RI-Malaysia Sepakat Lawan Kampanye Negatif Kelapa Sawit
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
23 July 2018 15:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah sepakat untuk melawan kampanye negatif terhadap kelapa sawit yang merupakan salah satu komoditas ekspor utama kedua negara.
Hal itu disampaikan kedua pejabat setelah bertemu di kantor Kementerian Luar Negeri di Jakarta hari Senin (23/7/2018).
"Soal kelapa sawit, pangsa pasar kedua negara mencapai 80% dari seluruh produk kelapa sawit dunia. Kami sepakat bahwa dalam hal ini kita harus kompak, kita harus united, dan saya telah berbincang dengan menteri terkait di Malaysia, begitupun Bu Retno, dan kita sepakat bahwa kedua menteri harus lebih intensif," kata Saifuddin dalam konferensi pers setelah pertemuan.
"Namun oleh karena isu ini lebih penting dan besar kita juga akan memainkan peranan kami masing-masing ... Jadi, ia harus melibatkan kabinet masing masing dengan cara yang lebih terstruktur," kata tambahnya.
Sementara itu, selepas Menteri Saifuddin meninggalkan gedung, Retno menyampaikan bahwa ia telah mengirimkan surat kepada Menteri Luar Negeri Uni Eropa, yang juga akan dilakukan oleh Menteri Saifuddin.
"Saya sampaikan saya sudah berkirim surat kepada Menlu Uni Eropa dan Beliau juga mengatakan akan mengirimkan surat menanggapi hasil proses trialog. Oleh karena itu, Beliau akan sampaikan kepada Presiden bahwa Indonesia dan Malaysia tidak ada pilihan lain selain bekerja sama kuat untuk menangani kampanye negatif yang dialami oleh kelapa sawit," tegas Retno.
Dalam kunjungan pertama Saifuddin ke Indonesia sejak dilantik menjadi menlu pada 2 Juli lalu di bawah pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, kedua menteri berjanji untuk melanjutkan perbincangan tersebut.
Kunjungan Menlu Saifuddin adalah tindak lanjut dari kunjungan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad ke Indonesia pada 28-29 Juni 2018.
Sebelumnya, dalam pertemuan Mahathir dengan Presiden Joko Widodo ketika itu, kedua pemimpin juga sepakat untuk bersama-sama melawan diskriminasi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang dilakukan oleh Uni Eropa.
"Kita menghadapi masalah yang sama, umpamanya ekspor minyak kelapa sawit sekarang ini diancam oleh Eropa. Dan kita perlu bersama-sama melawan," tutur Mahathir ketika itu.
Selain menemui Retno, Saifuddin telah diterima oleh Jokowi di Istana Bogor pagi tadi sebagai bagian dari kunjungan kerja yang dilakukannya pada 20-23 Juli 2018.
Dalam kunjungan ini, kedua menlu juga membahas mengenai pendidikan bagi warga negara dan tenaga kerja Indonesia di Malaysia.
"...juga menyampaikan bahwa Kerajaan Malaysia bersedia untuk memfasilitasi keperluan untuk menumbuhkan sekolah Indonesia yang sudah hadir sekarang di Kuala Lumpur dan di Johor," tuturnya.
(prm) Next Article Malaysia Tolak Rencana UE Larang CPO Sebagai Bahan Biofuel
Hal itu disampaikan kedua pejabat setelah bertemu di kantor Kementerian Luar Negeri di Jakarta hari Senin (23/7/2018).
"Soal kelapa sawit, pangsa pasar kedua negara mencapai 80% dari seluruh produk kelapa sawit dunia. Kami sepakat bahwa dalam hal ini kita harus kompak, kita harus united, dan saya telah berbincang dengan menteri terkait di Malaysia, begitupun Bu Retno, dan kita sepakat bahwa kedua menteri harus lebih intensif," kata Saifuddin dalam konferensi pers setelah pertemuan.
Sementara itu, selepas Menteri Saifuddin meninggalkan gedung, Retno menyampaikan bahwa ia telah mengirimkan surat kepada Menteri Luar Negeri Uni Eropa, yang juga akan dilakukan oleh Menteri Saifuddin.
"Saya sampaikan saya sudah berkirim surat kepada Menlu Uni Eropa dan Beliau juga mengatakan akan mengirimkan surat menanggapi hasil proses trialog. Oleh karena itu, Beliau akan sampaikan kepada Presiden bahwa Indonesia dan Malaysia tidak ada pilihan lain selain bekerja sama kuat untuk menangani kampanye negatif yang dialami oleh kelapa sawit," tegas Retno.
Dalam kunjungan pertama Saifuddin ke Indonesia sejak dilantik menjadi menlu pada 2 Juli lalu di bawah pemerintahan Perdana Menteri Mahathir Mohamad, kedua menteri berjanji untuk melanjutkan perbincangan tersebut.
Kunjungan Menlu Saifuddin adalah tindak lanjut dari kunjungan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad ke Indonesia pada 28-29 Juni 2018.
Sebelumnya, dalam pertemuan Mahathir dengan Presiden Joko Widodo ketika itu, kedua pemimpin juga sepakat untuk bersama-sama melawan diskriminasi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang dilakukan oleh Uni Eropa.
"Kita menghadapi masalah yang sama, umpamanya ekspor minyak kelapa sawit sekarang ini diancam oleh Eropa. Dan kita perlu bersama-sama melawan," tutur Mahathir ketika itu.
Selain menemui Retno, Saifuddin telah diterima oleh Jokowi di Istana Bogor pagi tadi sebagai bagian dari kunjungan kerja yang dilakukannya pada 20-23 Juli 2018.
Dalam kunjungan ini, kedua menlu juga membahas mengenai pendidikan bagi warga negara dan tenaga kerja Indonesia di Malaysia.
"...juga menyampaikan bahwa Kerajaan Malaysia bersedia untuk memfasilitasi keperluan untuk menumbuhkan sekolah Indonesia yang sudah hadir sekarang di Kuala Lumpur dan di Johor," tuturnya.
(prm) Next Article Malaysia Tolak Rencana UE Larang CPO Sebagai Bahan Biofuel
Most Popular