Baru Saja Naik, Harga Bahan Baku Minyak Goreng Loyo Lagi

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
19 July 2018 15:14
Harga CPO tertekan oleh aksi ambil untung setelah kemarin menguat nyaris 2% ke level tertingginya sejak 11 Juli 2018.
Foto: REUTERS/Samsul Said
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak acuan di bursa derivatif Malaysia bergerak melemah 0,45% ke level MYR2.201/ton pada perdagangan hari ini Kamis (19/07/2018) hingga pukul 14.00 WIB. Harga CPO tertekan oleh aksi ambil untung setelah kemarin menguat nyaris 2% ke level tertingginya sejak 11 Juli 2018.

Selain itu, persepsi permintaan yang lemah juga masih menghantui komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini. Sebagai catatan, hingga perdagangan kemarin, harga CPO sudah terkoreksi sebesar 9,57% sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YTD).

Baru Menguat 2% Kemarin, Harga CPO Sudah Loyo LagiFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung


Pada perdagangan kemarin, harga CPO mendapatkan sentimen positif dari melemahnya Ringgit Malaysia. Sebagai informasi, mata uang Negeri Jiran terdepresiasi sebesar 0,31% ke MYR4,057/dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin, dan amblas ke level terendahnya sejak Desember 2017.

Penyebabnya adalah keperkasaan dolar AS merespon paparan Jerome Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed, di hadapan Senat AS. Pada kesempatan itu, pucuk pimpinan bank sentral AS kembali menegaskan bahwa The Fed masih dalam jalur menaikkan suku bunga secara bertahap.

Meski hal ini sudah diantisipasi oleh pasar sejak rapat The Fed pertengahan Juni lalu, tetapi masih menjadi sentimen positif bagi dolar AS. Pelaku pasar semakin yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan empat kali sepanjang 2018, lebih banyak dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali.

Seperti diketahui, terdepresiasinya mata uang Negeri Jiran akan membuat harga CPO relatif lebih murah untuk pemegang mata uang asing selain Ringgit Malaysia, sehingga mampu meningkatkan permintaan komoditas ini.

Meski demikian, hari ini harga CPO terkoreksi seiring pelaku pasar melakukan aksi ambil untung dari kenaikan harga CPO yang signifikan pada perdagangan kemarin.

Selain itu, dari sisi fundamental, cuaca masih kurang mendukung untuk harga CPO melanjutkan penguatan. Ekspor Malaysia diekspektasikan tidak mengalami perubahan secara bulanan (month-to-month/MtM) pada periode 1-20 Juli 2018.

Padahal, ekspor minyak kelapa sawit Malaysia sudah anjlok 12% MtM pada bulan Juni 2018, melansir data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB). Penurunan itu jauh lebih kencang dari ekspektasi pasar yang meramalkan koreksi sebesar 7,8%. Sebagai informasi, ekspor Malaysia juga sudah turun 3 bulan berturut-turut.

Sementara itu, produksi minyak kelapa sawit Malaysia justru diestimasikan meningkat secara musiman pada bulan Juli 2018 ini, pasca pada bulan Juni 2018 tercatat menurun 12,6% MtM ke 1,33 juta ton. Saat produksi meningkat, namun ekspor cenderung flat, maka stok CPO di Malaysia akan melambung. Hal ini lantas mampu membebani pergerakan harga CPO hari ini.

Sebagai tambahan, harga minyak kedelai kontrak acuan di Chicago Board of Trade bergerak melemah 0,27% hingga pukul 14.20 WIB hari ini. Seperti diketahui, harga CPO memang banyak dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya (seperti minyak kedelai), seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai melemah, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut turun.


(RHG/hps) Next Article Harga CPO Anjlok Nyaris 2%, Saham AALI dan LSIP Rontok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular