Ekspor Indonesia Diekspektasikan Naik 6%, Harga CPO Rebound

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
30 May 2018 17:05
Energi positif bagi pergerakan harga CPO datang dari ekspektasi peningkatan ekspor Malaysia dan Indonesia
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak pengiriman Agustus 2018 di bursa derivatif Malaysia menguat 0,66% ke MYR2.434/ton, hingga pukul 16.30 WIB hari ini. Energi positif bagi pergerakan harga CPO datang dari ekspektasi peningkatan ekspor Malaysia dan Indonesia

Dengan capaian tersebut, harga komoditas agrikultur unggulan ekspor Indonesia dan Malaysia ini mampu rebound, pasca ditutup melemah di kisaran 1,5% selama dua hari berturut-turut.

Ekspor Indonesia Diekspektasikan Naik 6%, Harga CPO ReboundFoto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung


Dalam dua hari terakhir, tekanan bagi harga CPO datang dari pelemahan harga sang rival minyak kedelai. Seperti diketahui, harga CPO memang banyak dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya (seperti minyak kedelai), seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai melemah, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut turun.

Kemudian, harga minyak dunia yang anjlok juga turut membebani harga CPO. Rendahnya harga sang emas hitam membuat produksi biodiesel menjadi kurang ekonomis. Hal ini lantas menjadi sentimen berkurangnya permintaan CPO sebagai bahan baku biodiesel. Sebagai informasi, harga minyak jenis brent dan light sweet melemah masing-masing sebesar 2,64% dan 4,77% di sepanjang pekan lalu.

Amblasnya harga sang emas hitam dipicu oleh ekspektasi peningkatan produksi minyak mentah dari 3 produsen utama dunia yakni Rusia, Amerika Serikat (AS), dan Arab Saudi. Peningkatan ini diproyeksikan akan mengompensasi disrupsi pasokan minyak yang disebabkan oleh krisis di Venezuela dan Iran.

Namun demikian, pada perdagangan hari ini, pergerakan harga CPO mulai berubah haluan. Harga CPO mulai merangkak ke zona hijau merespon munculnya spekulasi akan perbaikan ekspor Malaysia pada bulan Mei.

Ekspor Negeri Jiran saat ini diestimasikan hanya menurun sebesar 7% month-to-month (MtM) pada bulan Mei, masih lebih baik dibandingkan dengan hasil survei AmSpec pada periode 1-25 Mei yang mengindikasikan penurunan sebesar 14,2% MtM.

Selain itu, ekspor CPO Indonesia juga diekspektasikan meningkat 6% MtM menjadi 2,65 juta ton pada bulan April lalu, seperti dikutip dari konsensus yang dihimpun oleh Reuters. Hal ini tentu menjadi kabar baik, mengingat Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan bahwa ekspor CPO Indonesia pada bulan Maret sebelumnya sempat tertekan oleh kenaikan tarif impor India.

Peningkatan ekspor CPO Indonesia pada bulan April ini nampaknya dipicu oleh naiknya permintaan komoditas minyak kelapa sawit, menyambut datangnya bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Momen tahunan umat muslim di seluruh dunia ini memang cenderung mendorong permintaan komoditas CPO, khususnya untuk keperluan memasak.

Selain data ekspor, Reuters juga mengestimasikan peningkatan konsumsi CPO domestik di Indonesia meningkat 2,77% MtM ke 1 juta ton pada bulan April, sementara stok CPO Indonesia menurun 2,74% MtM ke 3,55 juta ton pada periode yang sama.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(hps) Next Article Harga CPO Anjlok Nyaris 2%, Saham AALI dan LSIP Rontok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular