Unstoppable! Harga CPO Meroket Terus Sambut Tahun Baru

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
31 December 2020 16:29
CPO
Foto: Antara Foto/Akbar Tado/via REUTERS

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mencatatkan rekor tertinggi terbaru hari ini, Kamis (31/12/2020).

Kini harga kontrak futures (berjangka) CPO yang aktif diperjualbelikan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange tersebut semakin mendekati RM 3.600/ton.

Harga CPO kontrak Maret 2021 menyentuh level RM 3.588/ton pada 13.39 WIB hari ini. Kini, harga CPO mencetak level tertingginya semenjak April 2019 lalu.

Kemarin, harga CPO mendapatkan sentimen positif dari kenaikan harga kontrak minyak kedelai dan minyak sawit yang diperdagangkan di Bursa Komoditas Dalian. Kedua kontrak tersebut masing-masing naik 1,2% dan 1,4%.

Menambah sentimen positif ada kenaikan harga minyak mentah yang kembali ke atas US$ 51/barel untuk acuan internasional Brent. Adapun prospek CPO di tahun 2021 diperkirakan masih moncer setidaknya hingga kuartal pertama.

Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) menyebut bahwa output kemungkinan besar masih tertekan dengan adanya pola La Nina yang memicu peningkatan curah hujan di Indonesia dan Malaysia sebagai produsen terbesar kelapa sawit di dunia.

Sementara itu, kabar dari pelarangan impor CPO produksi Sime Darby oleh Amerika Serikat (AS) dapat mempengaruhi pergerakan harga CPO ke depannya.

AS telah melarang impor dari raksasa minyak sawit Malaysia karena kekhawatiran bahwa para pekerjanya menghadapi serangkaian pelecehan.

Tindakan terhadap Sime Darby Plantation, salah satu produsen terbesar di dunia, menandai kedua kalinya AS memblokir pengiriman dari sebuah perusahaan minyak sawit di negara Asia Tenggara itu dalam beberapa bulan terakhir.

Namun, para aktivis, seperti dikutip dari media Bangkok Post pada hari ini telah lama mengklaim bahwa pekerja bergaji rendah di perkebunan menghadapi pelecehan dan juga menyalahkan industri yang mendorong perusakan hutan hujan tropis untuk memberi jalan bagi perkebunan.

Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS pada Rabu (30/12/2020) malam mengatakan bahwa ada bukti pekerja Sime Darby menghadapi pelecehan termasuk kekerasan seksual dan fisik, pemotongan gaji dan pembatasan pergerakan.

Sebelumnya pada Oktober 2020 lalu, AS melarang impor dari produsen minyak sawit Malaysia lainnya, FGV Holdings, menyusul penyelidikan panjang yang menemukan indikasi bahwa pekerjanya menghadapi pelecehan.

Dalam situs webnya, perusahaan tersebut mengatakan percaya "kami memiliki tanggung jawab untuk menghormati, mendukung, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia."

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga CPO Masih Lesu 0,86% Pekan Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular