
Banjir Sentimen Positif, Harga CPO Naik Nyaris 2%
Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
27 June 2018 18:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak pengiriman September 2018 di bursa derivatif Malaysia ditutup menguat 1,62% ke level MYR2.314/ton pada perdagangan hari ini Rabu (27/6/2018). Dengan capaian tersebut, harga CPO mampu mencatatkan rebound setelah kemarin ditutup melemah 0,57%.
Energi positif bagi penguatan harga CPO datang dari melemahnya mata uang Ringgit Malaysia. Ringgit melemah sebesar 0,17% ke level 4,028/dolar Amerika Serikat (AS) hingga pukul 17.47 WIB hari ini. Capaian itu merupakan yang terburuk sejak 1 Januari 2018.
Seperti diketahui, terdepresiasinya mata uang Negeri Jiran akan membuat harga CPO relatif lebih murah untuk pemegang mata uang asing selain Ringgit Malaysia, sehingga mampu meningkatkan permintaan komoditas agrikultur unggulan Malaysia dan Indonesia ini.
Pelemahan Ringgit Malaysia masih dipengaruhi oleh eskalasi perang dagang antara AS dan China, sehingga menekan sentimen beli bagi sejumlah mata uang Asia, termasuk ringgit. "Saat konflik perdagangan diekspektasikan akan terjadi dalam jangka panjang, kami berpikir bahwa perdagangan ringgit akan berada dalam tren penurunan," ujar dealer di Malaysia, seperti dikutip dari New Strait Times, pada hari Rabu (27/6/2018).
Selain itu, angin segar bagi harga CPO juga datang dari produksi minyak kelapa sawit Malaysia yang diekspektasikan menurun pada bulan ini. Berdasarkan data dari grup Malaysian Palm Oil Association (MPOA), produksi CPO Negeri Jiran pada periode 1-20 Juni diestimasikan menurun sebesar 16,4% secara month-to-month (MtM).
"Khususnya di Sabah dan Sarawak, pekerja kebanyakan masih belum kembali dari berlibur, sehingga tidak banyak kegiatan panen yang berlangsung. Keseluruhan produksi (untuk Juni) akan menurun," ucap salah seorang trader di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari Reuters.
Pekerja di perkebunan kelapa sawit Malaysia, yang sebagian besarnya merupakan orang Indonesia, memang banyak yang mengambil cuti panjang untuk merayakan hari raya Idul Fitri di kampung halamannya.
Sebagai tambahan, harga minyak kedelai kontrak berjangka di Chicago Board of Trade, sebesar 0,45% hingga pukul 17.48 WIB hari ini. Harga CPO memang banyak dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya (seperti minyak kedelai), seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menanjak.
(RHG/RHG) Next Article Ekspor Indonesia Diekspektasikan Naik 6%, Harga CPO Rebound
![]() |
Energi positif bagi penguatan harga CPO datang dari melemahnya mata uang Ringgit Malaysia. Ringgit melemah sebesar 0,17% ke level 4,028/dolar Amerika Serikat (AS) hingga pukul 17.47 WIB hari ini. Capaian itu merupakan yang terburuk sejak 1 Januari 2018.
Pelemahan Ringgit Malaysia masih dipengaruhi oleh eskalasi perang dagang antara AS dan China, sehingga menekan sentimen beli bagi sejumlah mata uang Asia, termasuk ringgit. "Saat konflik perdagangan diekspektasikan akan terjadi dalam jangka panjang, kami berpikir bahwa perdagangan ringgit akan berada dalam tren penurunan," ujar dealer di Malaysia, seperti dikutip dari New Strait Times, pada hari Rabu (27/6/2018).
Selain itu, angin segar bagi harga CPO juga datang dari produksi minyak kelapa sawit Malaysia yang diekspektasikan menurun pada bulan ini. Berdasarkan data dari grup Malaysian Palm Oil Association (MPOA), produksi CPO Negeri Jiran pada periode 1-20 Juni diestimasikan menurun sebesar 16,4% secara month-to-month (MtM).
"Khususnya di Sabah dan Sarawak, pekerja kebanyakan masih belum kembali dari berlibur, sehingga tidak banyak kegiatan panen yang berlangsung. Keseluruhan produksi (untuk Juni) akan menurun," ucap salah seorang trader di Kuala Lumpur, seperti dikutip dari Reuters.
Pekerja di perkebunan kelapa sawit Malaysia, yang sebagian besarnya merupakan orang Indonesia, memang banyak yang mengambil cuti panjang untuk merayakan hari raya Idul Fitri di kampung halamannya.
Sebagai tambahan, harga minyak kedelai kontrak berjangka di Chicago Board of Trade, sebesar 0,45% hingga pukul 17.48 WIB hari ini. Harga CPO memang banyak dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya (seperti minyak kedelai), seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai naik, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut menanjak.
(RHG/RHG) Next Article Ekspor Indonesia Diekspektasikan Naik 6%, Harga CPO Rebound
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular