Ekspor Malaysia Lesu, Harga CPO Merosot 0,6%

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
26 June 2018 18:12
Dengan capaian tersebut, harga CPO tidak mampu melanjutkan momentum penguatan sebesar 0,26% pada perdagangan kemarin.
Foto: REUTERS/Bazuki Muhammad
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kontrak pengiriman September 2018 di bursa derivatif Malaysia ditutup melemah 0,57% ke level MYR2.277/ton pada perdagangan hari ini Selasa (26/6/2018). Dengan capaian tersebut, harga CPO tidak mampu melanjutkan momentum penguatan sebesar 0,26% pada perdagangan kemarin.

Ekspor Malaysia Lesu, Harga CPO Merosot 0,6%Foto: CNBC Indonesia/Raditya Hanung


Pada perdagangan hari Senin (25/6/2018) energi penguatan harga komoditas agrikultur unggulan Indonesia dan Malaysia ini datang dari pelaku pasar yang memperkirakan produksi minyak kelapa sawit akan menurun.

Berdasarkan data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB), produksi CPO Malaysia tercatat menurun 2,56% secara month-to-month (MtM) ke 1,56 juta ton pada Bulan Mei 2018. Kemudian, berdasarkan grup Malaysian Palm Oil Association (MPOA), produksi CPO Negeri Jiran pada periode 1-20 Juni diestimasikan menurun sebesar 16,4% MtM.

Namun, hari ini pelaku pasar mulai menarik diri mencermati data ekspor minyak kelapa sawit Negeri Jiran sebesar 14,1% pada periode 1-25 Juni, mengacu data dari Societe Generale de Surveillance (SGS). Data ini kembali mengindikasikan masih lemahnya permintaan dari negara tujuan ekspor utama, yakni Uni Eropa, China, dan Pakistan.

Selain itu, penurunan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia nampaknya semakin parah akibat keputusan Pemerintah Malaysia untuk meneruskan kebijakan bea keluar sebesar 5% untuk produk CPO. Sebagai informasi, kebijakan ini mulai kembali diberlakukan pada Bulan Mei lalu, setelah sempat dibebaskan pada periode Januari-April 2018.

Tekanan bagi harga CPO juga datang dari melemahnya harga minyak kedelai kontrak berjangka di Chicago Board of Trade, sebesar 0,92% pada perdagangan hari Senin (25/6/2018). Sepanjang pekan lalu, komoditas agrikultur unggulan Amerika Serikat (AS) ini bahkan sudah terkoreksi nyaris 1%.

Biang keladi dari anjloknya harga minyak kedelai adalah masih membaranya tensi perang dagang antara AS-China. Seperti diketahui, harga CPO memang banyak dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya (seperti minyak kedelai), seiring mereka bersaing memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. Ketika harga minyak kedelai melemah, kecenderungannya adalah harga CPO akan ikut turun.

(RHG/hps) Next Article Ekspor Indonesia Diekspektasikan Naik 6%, Harga CPO Rebound

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular