
Mahathir: RI & Malaysia Bersatu Lawan Ancaman Eropa Soal CPO
Arys Aditya, CNBC Indonesia
29 June 2018 16:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyerukan kepada Indonesia untuk bersama-sama melawan diskriminasi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang dilakukan oleh Uni Eropa.
Seperti diketahui, Indonesia dan Malaysia adalah dua negara terbesar di industri kelapa sawit.
Dalam pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo di Istan Bogor, Jumat (29/6/2018), Mahathir yang kerap disapa Dr M menyatakan masalah yang dihadapi oleh Indonesia dan Malaysia serupa dalam konteks kelapa sawit.
"Kita menghadapi masalah yang sama, umpamanya ekspor minyak kelapa sawit sekarang ini diancam oleh Eropa. Dan kita perlu bersama-sama melawan," tuturnya.
"Argumen mereka bahwa minyak sawit ini didapati daripada hutan-hutan yang telah ditebang oleh pengusaha dan dengan dengan itu dia memiliki dampak yang buruk kepada cuaca. Ini tidak benar sama sekali."
Dia menyebut Uni Eropa tidak adil dalam menilai kelapa sawit dan soal kehutanan. Ia mencontohkan, dahulu Eropa juga dipenuhi oleh hutan belantara dan saat ini telah habis, tetapi tidak ada yang melancarkan protes.
Sekarang, Mahathir memaparkan, ketika negara-negara Asia mencoba mengembangkan perkebunan kelapa sawit, Eropa justru menentang dengan alasan lingkungan dan mencemarkan iklim.
"Sebaliknya mereka tahu bahwa minyak kelapa sawit ini bersaing dengan minyak-minyak daripada minyak kedelai, rapeseed dan sebagainya," ujarnya.
"Mungkin lebih daripada tentangan mereka mungkin berasal daripada ekonomi dan keuangan mereka daripada masalah environment."
(ray) Next Article Mahathir Mundur Setelah 2 Tahun, Anwar Ibrahim Penggantinya?
Seperti diketahui, Indonesia dan Malaysia adalah dua negara terbesar di industri kelapa sawit.
Dalam pernyataan pers bersama Presiden Joko Widodo di Istan Bogor, Jumat (29/6/2018), Mahathir yang kerap disapa Dr M menyatakan masalah yang dihadapi oleh Indonesia dan Malaysia serupa dalam konteks kelapa sawit.
"Argumen mereka bahwa minyak sawit ini didapati daripada hutan-hutan yang telah ditebang oleh pengusaha dan dengan dengan itu dia memiliki dampak yang buruk kepada cuaca. Ini tidak benar sama sekali."
Dia menyebut Uni Eropa tidak adil dalam menilai kelapa sawit dan soal kehutanan. Ia mencontohkan, dahulu Eropa juga dipenuhi oleh hutan belantara dan saat ini telah habis, tetapi tidak ada yang melancarkan protes.
Sekarang, Mahathir memaparkan, ketika negara-negara Asia mencoba mengembangkan perkebunan kelapa sawit, Eropa justru menentang dengan alasan lingkungan dan mencemarkan iklim.
"Sebaliknya mereka tahu bahwa minyak kelapa sawit ini bersaing dengan minyak-minyak daripada minyak kedelai, rapeseed dan sebagainya," ujarnya.
"Mungkin lebih daripada tentangan mereka mungkin berasal daripada ekonomi dan keuangan mereka daripada masalah environment."
(ray) Next Article Mahathir Mundur Setelah 2 Tahun, Anwar Ibrahim Penggantinya?
Most Popular