Internasional

Soal Kebijakan AS ke Rusia, Trump Sebut Obama 'Dungu'

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
20 July 2018 16:56
Obama adalah orang dungu untuk Rusia. Sangat dungu, kata Presiden AS Donald Trump.
Foto: Reuters/Grigory Dukor
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tengah mendapat kecaman dari berbagai pihak di Negeri Paman Sam terkait sikap tidak tegasnya terhadap Rusia kala bertemu Presiden Vladimir Putin di Helsinki, Finlandia, awal pekan ini.

Dalam konferensi pers gabungan bersama Putin, Trump menolak mengkritisi pemimpin Rusia itu karena dugaan mengintervensi pemilu presiden AS tahun 2016. Pemilu itu akhirnya memenangkan Trump sebagai presiden setelah mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. 

Sebuah laporan dari surat kabar The Washington Post baru-baru ini menyebutkan bahwa Trump, dua minggu sebelum pelantikannya di bulan Januari 2017, telah diperlihatkan banyak bukti bahwa Putin secara pribadi memerintahkan campur tangan dalam pemilu AS 2016.

Dalam wawancara khusus dengan CNBC International hari Kamis (19/7/2018), Trump berusaha membantah tuduhan berada di bawah kendali Putin dengan menyebutkan sikap-sikap keras yang telah ia lakukan terhadap Negara Beruang Merah.

Tindakan-tindakan itu termasuk mendesak Kanselir Jerman Angela Merkel pekan lalu untuk menarik dukungan saluran gas baru yang akan mengalirkan gas dari Rusia ke Jerman melalui Laut Baltic. Trump menyebut Jerman sebagai "tawanan Rusia" karena ketergantungannya pada sumber daya energi Rusia".

Ia justru mengalihkan kemarahannya ke kebijakan pendahulunya, mantan Presiden Barack Obama, terkait Rusia.


"Obama tidak melakukannya," kata Trump, sembari membandingkan upayanya dengan pendahulunya itu. "Obama adalah orang dungu untuk Rusia. Sangat dungu."

Terlepas dari berbagai klaim sang presiden itu, di bawah pemerintahan Obama AS mengeluarkan beberapa sanksi terhadap Rusia menyusul aneksasi di Crimea tahun 2014. Obama dan sekutu internasional lainnya juga menendang Rusia dari G8 di tahun yang sama untuk membalas Putin terkait krisis Crimea.

Dalam wawancara itu, Trump juga menyebutkan insiden tahun 2012 di mana Obama, nampaknya tidak sadar bahwa kata-katanya tertangkap mikrofon siaran langsung, berkata ke mantan Presiden Rusia Dmitri Medvedev bahwa dirinya akan "memiliki lebih banyak fleksibilitas" untuk bernegosiasi tentang Putin terkait isu pertahanan misil setelah pemilu kepresidenan AS di bulan November 2012.

"Lihatlah pernyataan yang dia buat. Dia pikir mikrofon dimatikan, pernyataan bodoh yang dia buat," kata Trump. "Tidak ada yang mempermasalahkannya."

Kemudian Trump menambahkan, "Bergaul dengan Presiden Putin, bergaul dengan Rusia itu positif bukan negatif. Sekarang, dengan demikian jika itu tidak berhasil, saya akan menjadi musuh terburuk yang pernah dia punya - terburuk yang pernah dia punya."


(prm) Next Article Bertemu Putin, Trump Tak Kejar Rusia Soal Intervensi Pilpres

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular