Perang Dagang, Pabrikan Mobil Akan Pilih Produksi di China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 July 2018 13:46
Pasar mobil China sangat besar, dengan 28,8 juta mobil terjual pada tahun 2017.
Foto: REUTERS/Fabian Bimmer
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sedang berlangsung dapat mendorong perusahaan-perusahaan mobil untuk memproduksi lebih banyak di China, kata CEO dan pendiri lembaga konsultasi Automobility yang berbasis di Shanghai kepada CNBC International hari Kamis (20/7/2018).

Tesla telah menaikkan harga mobilnya di pasar China sebagai respons terhadap perang tarif dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.

Beijing memberlakukan tarif tambahan 25% terhadap mobil impor Amerika sebagai tanggapan terhadap tarif AS untuk berbagai produk China, termasuk otomotif, senilai US$34 miliar (Rp 492,4 triliun).

Pasar mobil China sangat besar, dengan 28,8 juta mobil terjual pada tahun 2017, kata CEO Automobility Bill Russo. Itulah yang terjadi, dia beralasan bahwa perusahaan-perusahaan mobil yang mengimpor berbagai produk ke China dapat memindahkan produksi mereka ke pabrik di dalam negeri untuk menghindari tarif.


"China hanya mengimpor sekitar 1,2 juta kendaraan dari total keseluruhan 28,8 juta unit yang beredar, kurang dari 300.000 per tahun terjual atau diproduksi di Amerika Serikat. Jadi ya tarif sebenarnya bekerja untuk membuat perusahaan yang melakukan bisnis dengan kendaraan impor kurang kompetitif di pasar," jelasnya, dilansir dari CNBC International.

Russo menambahkan bahwa tarif akan berdampak negatif terhadap industri mobil, dan beberapa merek yang mengimpor ke China mungkin harus mempertimbangkan kembali di mana "jejak produksi Anda (mereka) harusnya berada" agar biayanya efektif.

Relokasi produksi ke China pasti memerlukan lebih sedikit biaya daripada pekerjaan yang tersedia untuk orang Amerika di industri otomotif, kata Russo.
(prm) Next Article AS dan Vietnam Lagi Ribut Dagang, Indonesia Bisa Cuan!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular