Internasional
Pelaku Usaha Global Minta G20 Dukung Perdagangan Bebas
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
19 July 2018 17:10

Berlin, CNBC Indonesia - Kelompok industri bernama Koalisi Bisnis Global (Global Business Coalition) mendesak 20 negara dengan perekonomian terbesar di dunia (Group of 20/G20) untuk melawan ancaman terhadap perdagangan bebas global.
Presiden Amerika Serikat (AS) mengambil tindakan yang lebih agresif dan proteksionis terhadap perdagangan ketimbang para pendahulunya, sehingga memicu langkah pembalasan dari Uni Eropa (UE), Meksiko dan Kanada.
Koalisi bisnis mendesak para menteri keuangan G20 untuk memperbarui komitmen mereka terhadap pasar bebas dalam rapat yang diadakan akhir pekan ini di Buenos Aires, Argentina.
"Kami sangat mengkhawatirkan stabilitas sistem perdagangan global yang berbasis peraturan," kata koalisi tersebut dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip Reuters.
"Untuk menciptakan kekayaan, dunia bisnis membutuhkan peraturan internasional yang bisa diandalkan dan modern, prediktabilitas, stabilitas, serta wasit yang kuat dan tidak memihak," tambah koalisi itu.
Di awal bulan ini, Trump memperingatkan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) bahwa "kami akan melakukan sesuatu" jika AS tidak diperlakukan dengan semestinya. Dia mengutarakan hal tersebut setelah UE berkata tarif otomotif AS akan merugikan industri kendaraannya sendiri dan memicu pembalasan.
(roy/roy) Next Article China Tegaskan Komitmen Buka Lebar Ekonominya
Presiden Amerika Serikat (AS) mengambil tindakan yang lebih agresif dan proteksionis terhadap perdagangan ketimbang para pendahulunya, sehingga memicu langkah pembalasan dari Uni Eropa (UE), Meksiko dan Kanada.
"Untuk menciptakan kekayaan, dunia bisnis membutuhkan peraturan internasional yang bisa diandalkan dan modern, prediktabilitas, stabilitas, serta wasit yang kuat dan tidak memihak," tambah koalisi itu.
Di awal bulan ini, Trump memperingatkan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) bahwa "kami akan melakukan sesuatu" jika AS tidak diperlakukan dengan semestinya. Dia mengutarakan hal tersebut setelah UE berkata tarif otomotif AS akan merugikan industri kendaraannya sendiri dan memicu pembalasan.
(roy/roy) Next Article China Tegaskan Komitmen Buka Lebar Ekonominya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular