Internasional
China-AS Akan Kembali Berunding Soal Perang Dagang
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
16 August 2018 14:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Delegasi China yang dipimpin Wakil Menteri Perdagangan Wang Shouwen akan bertandang ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan diskusi perdagangan di akhir bulan Agustus, kata Kementerian Perdagangan China hari Kamis (16/8/2018).
Diskusi itu dilakukan atas undangan dari AS dan akan diselenggarakan dengan Wakil Menteri Keuangan AS untuk Hubungan Internasional David Malpass, kata Kementerian Perdagangan yang dilansir dari CNBC International.
Kementerian Perdagangan China mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Beijing tidak akan menerima semua langkah perdagangan unilateral, tetapi terbuka untuk dialog.
Friksi dagang AS vs China memang masih terjadi. Teranyar, China melaporkan kebijakan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).
China memprotes kebijakan AS yang memberi subsidi kepada perusahaan energi terbarukan dan menerapkan bea masuk untuk impor panel surya. Kebijakan ini dilakukan AS pada Januari 2018, dan menjadi awal dari pertandingan perang dagang.
"AS telah melakukan distorsi terhadap pasar global dan mengusik kepentingan China. Oleh karena itu, China menempuh jalan penyelesaian sengketa di WTO untuk mempertahankan hak dan kepentingannya dalam menjaga ketertiban perdagangan multilateral," sebut pernyataan Kementerian Perdagangan China sebelumnya.
Namun dengan pembicaraan AS-China, diharapkan ada titik temu di antara mereka sehingga perselisihan bisa diselesaikan. Harapan itu membuat pelaku pasar optimistis, dan mulai berani mengambil risiko.
Dana-dana pun mulai meninggalkan greenback dan menyebar ke berbagai penjuru. Termasuk ke pasar keuangan negara berkembang Asia. Situasi ini membuat mata uang Benua Kuning cenderung menguat, termasuk rupiah.
(roy/roy) Next Article Perang Dagang Dengan China, Ekonom: AS Menuju ke Kekalahannya
Diskusi itu dilakukan atas undangan dari AS dan akan diselenggarakan dengan Wakil Menteri Keuangan AS untuk Hubungan Internasional David Malpass, kata Kementerian Perdagangan yang dilansir dari CNBC International.
China memprotes kebijakan AS yang memberi subsidi kepada perusahaan energi terbarukan dan menerapkan bea masuk untuk impor panel surya. Kebijakan ini dilakukan AS pada Januari 2018, dan menjadi awal dari pertandingan perang dagang.
"AS telah melakukan distorsi terhadap pasar global dan mengusik kepentingan China. Oleh karena itu, China menempuh jalan penyelesaian sengketa di WTO untuk mempertahankan hak dan kepentingannya dalam menjaga ketertiban perdagangan multilateral," sebut pernyataan Kementerian Perdagangan China sebelumnya.
Namun dengan pembicaraan AS-China, diharapkan ada titik temu di antara mereka sehingga perselisihan bisa diselesaikan. Harapan itu membuat pelaku pasar optimistis, dan mulai berani mengambil risiko.
Dana-dana pun mulai meninggalkan greenback dan menyebar ke berbagai penjuru. Termasuk ke pasar keuangan negara berkembang Asia. Situasi ini membuat mata uang Benua Kuning cenderung menguat, termasuk rupiah.
(roy/roy) Next Article Perang Dagang Dengan China, Ekonom: AS Menuju ke Kekalahannya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular