
ADB: Risiko Perang Dagang Ancam Pertumbuhan Asia
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
19 July 2018 14:19

Manila, CNBC Indonesia - Bank Pembangunan Asia (ADB) mengatakan negara-negara berkembang di Asia berada di jalur yang tepat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini dan 2019. Namun, lembaga ini juga memperingatkan bahwa meningkatnya kebijakan protektif Amerika Serikat (AS) dan upaya balasan dari China dan negara lain menjadi risiko pelemahan yang jelas.
Institusi yang berbasis di Manila, Filipina, itu mengeluarkan laporan terbaru Asian Development Outlook hari Kamis (19/7/2018). Dalam laporan tersebut, ADB mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia tahun ini di 6% dan 5,9% di 2019, Reuters melaporkan.
ADB hanya sedikit mengubah proyeksi yang dibuat di bulan April. Lembaga ini kini memperkirakan Indonesia akan tumbuh 5,2% tahun ini dibandingkan 5,3% yang diproyeksikan sebelumnya.
Di lain pihak, Thailand diperkirakan akan tumbuh lebih cepat menjadi 4,2% dibandingkan 4% yang diramalkan sebelumnya.
ADB mengatakan ikut memasukkan pengenaan berbagai tarif hingga tanggal 15 Juli ke dalam proyeksi terbarunya.
Meskipun begitu, lembaga ini menambahkan bahwa "risiko dari langkah proteksionis yang makin gencar dapat melemahkan keyakinan konsumen dan pelaku usaha dan pada akhirnya [memengaruhi] prospek pertumbuhan negara-negara berkembang Asia."
(roy) Next Article Gilak! ADB: Efek Corona Pangkas Separuh Pertumbuhan PDB Asia
Institusi yang berbasis di Manila, Filipina, itu mengeluarkan laporan terbaru Asian Development Outlook hari Kamis (19/7/2018). Dalam laporan tersebut, ADB mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia tahun ini di 6% dan 5,9% di 2019, Reuters melaporkan.
ADB mengatakan ikut memasukkan pengenaan berbagai tarif hingga tanggal 15 Juli ke dalam proyeksi terbarunya.
Meskipun begitu, lembaga ini menambahkan bahwa "risiko dari langkah proteksionis yang makin gencar dapat melemahkan keyakinan konsumen dan pelaku usaha dan pada akhirnya [memengaruhi] prospek pertumbuhan negara-negara berkembang Asia."
(roy) Next Article Gilak! ADB: Efek Corona Pangkas Separuh Pertumbuhan PDB Asia
Most Popular