
Internasional
Peringatan IMF: Perang Dagang Ancam Perekonomian Dunia!
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
17 July 2018 18:39

Washington, CNBC Indonesia - Perekonomian global diperkirakan akan tetap tumbuh kuat tahun ini, namun perseteruan dagang yang memburuk menjadi risiko yang besar bagi proyeksi tersebut, kata Dana Moneter Internasional (IMF) hari Senin (16/7/2018).
IMF memperbarui proyeksi pertumbuhan ekonomi global World Economic Outlook (WEO) menjadi 3,9% tahun ini dan di 2019 di tengah-tengah revisi ke bawah yang cukup tajam untuk perkiraan pertumbuhan ekonomi di Jerman, Prancis, dan Jepang.
Perekonomian Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan tetap tumbuh 2,9% tahun ini dan China diperkirakan tetap tumbuh 6,6% akibat dampak jangka pendek dari pengenaan tarif antara kedua negara yang masih minimal sejauh ini.
"Namun, risiko bahwa ketegangan perdagangan saat ini yang meninggi - dengan efek buruk terhadap keyakinan, nilai aset, dan investasi - adalah ancaman jangka pendek yang terbesar terhadap pertumbuhan global," kata kepala ekonom IMF Maurice Obstfeld.
IMF memperingatkan bahwa pertumbuhan global akan terpangkas hingga 0,5% di 2020 bila seluruh ancaman perdagangan diwujudkan.
Meskipun pemulihan global telah memasuki tahun kedua, pertumbuhan saat ini mulai stagnan dan menjadi kurang seimbang, dan risiko mulai meningkat, kata Obstfeld kepada wartawan. Nyatanya, proyeksi pertumbuhan tahun ini telah direvisi ke bawah namun bila dibulatkan, tetap berada di 3,9%.
Bagaimana risiko itu akan memengaruhi pertumbuhan masih sulit untuk ditentukan saat ini.
Sejauh ini, pukulan terhadap sisi ekspor tidak terlalu berdampak kepada pertumbuhan ekonomi namun langkah-langkah selanjutnya dan upaya saling balas - jika benar-benar diterapkan - akan berdampak lebih besar.
Dampak tersebut tidak hanya berkaitan dengan nilai-nilai aset namun juga merusak sentimen bisnis dan pasar keuangan yang akan membawa dunia pada guncangan negatif terhadap investasi, dilansir dari AFP.
IMF mengatakan beberapa negara memiliki prospek pertumbuhan yang di bawah rata-rata dan pemerintah perlu mengambil langkah untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berlanjut dan memastikan masyarakat yang rentan dilindungi.
Eropa dan Jepang melambat
Pemotongan pajak AS yang signifikan di Desember tahun lalu akan membantu negara itu untuk menguat sementara namun pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan melambat menjadi 2,7% di 2019.
Ketika stimulus fiskal mendorong permintaan dalam negeri AS, hal itu juga akan menaikkan tekanan inflasi, IMF memperingatkan.
Pertumbuhan China juga diperkirakan akan melambat di 2019 menjadi 6,4%.
Setelah menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk wilayah Uni Eropa pada WEO di bulan April, IMF kembali merevisi ke bawah perkiraannya sebesar 0,2 poin di tahun ini menjadi 2,2% dan 1,9% di tahun depan akibat "aktivitas mengejutkan di awal 2018".
Di tengah kenaikan harga minyak dan memburuknya proyeksi ekspor, perkiraan pertumbuhan Jerman, Prancis, dan Italia dipangkas masing-masing 0,3 poin. Dengan demikian, ekonomi Jerman diperkirakan tumbuh 2,2% tahun ini dan 2,1% di 2019, Prancis tumbuh 1,8% tahun ini dan 1,7% di 2019.
Sementara itu, Inggris sekarang diperkirakan akan tumbuh 1,4% tahun ini, lebih rendah 0,2 poin dibandingkan perkiraan pada April lalu, dan 1,5% di 2019.
Produk domestik bruto (PDB) Jepang diproyeksikan melambat menjadi 1% tahun ini atau 0,2 poin lebih rendah daripada yang diprediksikan sebelumnya akibat "kontraksi di kuartal pertama karena lemahnya konsumsi rumah tangga dan investasi". Jepang akan tumbuh 0,9% di tahun depan.
India tetap menjadi pendorong kunci pertumbuhan global namun proyeksi PDB-nya dipangkas 0,1 poin tahun ini dan 0,3 poin tahun depan menjadi masing-masing 7,3% dan 7,5%.
Brasil bahkan mengalami revisi yang lebih dalam sebesar 0,5 poin menjadi 1,8% tahun ini.
(roy) Next Article Duh, IMF Beri 'Warning' Soal Badai Perekonomian Global
IMF memperbarui proyeksi pertumbuhan ekonomi global World Economic Outlook (WEO) menjadi 3,9% tahun ini dan di 2019 di tengah-tengah revisi ke bawah yang cukup tajam untuk perkiraan pertumbuhan ekonomi di Jerman, Prancis, dan Jepang.
Perekonomian Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan tetap tumbuh 2,9% tahun ini dan China diperkirakan tetap tumbuh 6,6% akibat dampak jangka pendek dari pengenaan tarif antara kedua negara yang masih minimal sejauh ini.
IMF memperingatkan bahwa pertumbuhan global akan terpangkas hingga 0,5% di 2020 bila seluruh ancaman perdagangan diwujudkan.
Meskipun pemulihan global telah memasuki tahun kedua, pertumbuhan saat ini mulai stagnan dan menjadi kurang seimbang, dan risiko mulai meningkat, kata Obstfeld kepada wartawan. Nyatanya, proyeksi pertumbuhan tahun ini telah direvisi ke bawah namun bila dibulatkan, tetap berada di 3,9%.
Bagaimana risiko itu akan memengaruhi pertumbuhan masih sulit untuk ditentukan saat ini.
Sejauh ini, pukulan terhadap sisi ekspor tidak terlalu berdampak kepada pertumbuhan ekonomi namun langkah-langkah selanjutnya dan upaya saling balas - jika benar-benar diterapkan - akan berdampak lebih besar.
IMF mengatakan beberapa negara memiliki prospek pertumbuhan yang di bawah rata-rata dan pemerintah perlu mengambil langkah untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berlanjut dan memastikan masyarakat yang rentan dilindungi.
Eropa dan Jepang melambat
Pemotongan pajak AS yang signifikan di Desember tahun lalu akan membantu negara itu untuk menguat sementara namun pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan melambat menjadi 2,7% di 2019.
Ketika stimulus fiskal mendorong permintaan dalam negeri AS, hal itu juga akan menaikkan tekanan inflasi, IMF memperingatkan.
Pertumbuhan China juga diperkirakan akan melambat di 2019 menjadi 6,4%.
Setelah menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk wilayah Uni Eropa pada WEO di bulan April, IMF kembali merevisi ke bawah perkiraannya sebesar 0,2 poin di tahun ini menjadi 2,2% dan 1,9% di tahun depan akibat "aktivitas mengejutkan di awal 2018".
Di tengah kenaikan harga minyak dan memburuknya proyeksi ekspor, perkiraan pertumbuhan Jerman, Prancis, dan Italia dipangkas masing-masing 0,3 poin. Dengan demikian, ekonomi Jerman diperkirakan tumbuh 2,2% tahun ini dan 2,1% di 2019, Prancis tumbuh 1,8% tahun ini dan 1,7% di 2019.
Sementara itu, Inggris sekarang diperkirakan akan tumbuh 1,4% tahun ini, lebih rendah 0,2 poin dibandingkan perkiraan pada April lalu, dan 1,5% di 2019.
Produk domestik bruto (PDB) Jepang diproyeksikan melambat menjadi 1% tahun ini atau 0,2 poin lebih rendah daripada yang diprediksikan sebelumnya akibat "kontraksi di kuartal pertama karena lemahnya konsumsi rumah tangga dan investasi". Jepang akan tumbuh 0,9% di tahun depan.
India tetap menjadi pendorong kunci pertumbuhan global namun proyeksi PDB-nya dipangkas 0,1 poin tahun ini dan 0,3 poin tahun depan menjadi masing-masing 7,3% dan 7,5%.
Brasil bahkan mengalami revisi yang lebih dalam sebesar 0,5 poin menjadi 1,8% tahun ini.
(roy) Next Article Duh, IMF Beri 'Warning' Soal Badai Perekonomian Global
Most Popular