
Internasional
Bos The Fed: Perang Dagang Buruk bagi Pertumbuhan Ekonomi
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
18 July 2018 07:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Federal Reserve Jerome Powel mengeluarkan komentar yang berhati-hati mengenai perdebatan terkait bea masuk perdagangan. Ia mengatakan negara-negara yang menerapkan proteksionisme akan bernasib lebih buruk dibandingkan mereka yang lebih terbuka.
Ketika ditanya dalam sesi penyampaian testimoni di hadapan Senat Amerika Serikat (AS) hari Selasa (17/7/2018) mengenai dampak seperti apa yang ditimbulkan oleh pengenaan tarif terhadap perekonomian, sang gubernur bank sentral tidak secara langsung menyebutkan kebijakan yang telah membuat perang dagang global terpicu.
Namun, ia berbicara secara umum dan mengatakan proyeksi terkait proteksionisme secara umum tidak bagus.
"Secara umum, negara-negara yang masih terbuka untuk berdagang, yang belum membangun halangan-halangan termasuk tarif, telah tumbuh lebih cepat, mereka memiliki pendapatan yang lebih tinggi, produktivitas yang lebih tinggi," kata Powell. "Negara-negara yang bergerak menuju arah yang lebih protektif telah menjadi lebih buruk. Saya kira itu adalah hasil empiris."
Perdagangan telah menjadi isu panas bagi AS tahun ini.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengenakan berbagai tarif terhadap produk-produk China, negara yang jadi musuh lama AS, juga barang-barang dari sekutunya di Uni Eropa, Kanada, dan belahan lain di dunia. Beberapa negara tersebut akhirnya mengenakan tarif balasan terhadap produk AS.
Kontak-kontak The Fed telah melaporkan kekhawatirannya mengenai isu tersebut. Beberapa di antaranya mengatakan mereka menunda investasi saat perang dagang memanas, termasuk kenaikan gaji yang dipantau ketat oleh The Fed.
Ketidakpastian perdagangan bisa jadi merupakan faktor yang membuat perusahaan menunda menaikkan upah, kata Powell merespons pertanyaan dari Senator Pat Tomey.
"Kami telah mendengar kekhawatiran yang makin tinggi yang kini menjadi pembicaraan mengenai rencana belanja modal yang ditunda untuk sementara," ujarnya, CNBC International melaporkan.
Powell mencatat ketidakpastian ini setelah sebelumnya mengatakan ekonomi AS tumbuh dengan kuat.
"Sulit untuk mengatakan hasilnya akan seperti apa. Benar-benar tidak ada preseden mengenai diskusi perdagangan yang luas seperti ini," ujarnya.
"Sulit untuk mengetahui bagaimana akhirnya. Bila ini menjadi bea masuk yang lebih rendah bagi semua pihak, itu akan baik bagi perekonomian. Bila ini berakhir menjadi tarif yang lebih tinggi bagi banyak barang dan jasa secara luas dan tetap seperti itu untuk waktu yang lama, itu akan buruk bagi perekonomian kita dan juga ekonomi negara-negara lainnya."
(prm) Next Article Saat Bos The Fed Minta Kongres Selamatkan Warga yang Kena PHK
Ketika ditanya dalam sesi penyampaian testimoni di hadapan Senat Amerika Serikat (AS) hari Selasa (17/7/2018) mengenai dampak seperti apa yang ditimbulkan oleh pengenaan tarif terhadap perekonomian, sang gubernur bank sentral tidak secara langsung menyebutkan kebijakan yang telah membuat perang dagang global terpicu.
Namun, ia berbicara secara umum dan mengatakan proyeksi terkait proteksionisme secara umum tidak bagus.
Perdagangan telah menjadi isu panas bagi AS tahun ini.
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengenakan berbagai tarif terhadap produk-produk China, negara yang jadi musuh lama AS, juga barang-barang dari sekutunya di Uni Eropa, Kanada, dan belahan lain di dunia. Beberapa negara tersebut akhirnya mengenakan tarif balasan terhadap produk AS.
Kontak-kontak The Fed telah melaporkan kekhawatirannya mengenai isu tersebut. Beberapa di antaranya mengatakan mereka menunda investasi saat perang dagang memanas, termasuk kenaikan gaji yang dipantau ketat oleh The Fed.
Ketidakpastian perdagangan bisa jadi merupakan faktor yang membuat perusahaan menunda menaikkan upah, kata Powell merespons pertanyaan dari Senator Pat Tomey.
"Kami telah mendengar kekhawatiran yang makin tinggi yang kini menjadi pembicaraan mengenai rencana belanja modal yang ditunda untuk sementara," ujarnya, CNBC International melaporkan.
Powell mencatat ketidakpastian ini setelah sebelumnya mengatakan ekonomi AS tumbuh dengan kuat.
"Sulit untuk mengatakan hasilnya akan seperti apa. Benar-benar tidak ada preseden mengenai diskusi perdagangan yang luas seperti ini," ujarnya.
"Sulit untuk mengetahui bagaimana akhirnya. Bila ini menjadi bea masuk yang lebih rendah bagi semua pihak, itu akan baik bagi perekonomian. Bila ini berakhir menjadi tarif yang lebih tinggi bagi banyak barang dan jasa secara luas dan tetap seperti itu untuk waktu yang lama, itu akan buruk bagi perekonomian kita dan juga ekonomi negara-negara lainnya."
(prm) Next Article Saat Bos The Fed Minta Kongres Selamatkan Warga yang Kena PHK
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular