Internasional
AS Sebut Xi Jinping Hambat Perjanjian Dagang, China: Bohong!
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
19 July 2018 16:48

Beijing, CNBC Indonesia - Pada hari Kamis (19/7/2018), China mengatakan komentar dari seorang pejabat Gedung Putih yang menuduh Presiden China Xi Jinping menghalangi perkembangan kesepakatan untuk mencegah perang dagang adalah tuduhan yang "mengejutkan" dan "bohong".
Bulan ini, Amerika Serikat (AS) dan China saling mengenakan tarif terhadap produk impor satu sama lain senilai masing-masing US$34 miliar (Rp 492,4 triliun) dalam perang dagang yang mengguncang pasar keuangan.
Presiden AS Donald Trump mengancam akan kembali memberlakukan tarif kecuali Beijing sepakat untuk mengubah praktik kekayaan intelektual dan rencana subsidi industri teknologi tinggi.
Pada hari Rabu (18/7/2018), Larry Kudlow yang memimpin Dewan Perekonomian Gedung Putih mengatakan dia yakin pejabat China di level lebih rendah, termasuk penasehat ekonomi senior Xi yang bernama Liu He, menginginkan sebuah kesepakatan. Namun, Xi menolak untuk mengubah kebijakan China terkait transfer teknologi dan kebijakan mengenai perdagangan lainnya.
Ketika ditanya mengenai komentar Kudlow tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying berkata, "Pejabat Amerika Serikat terkait secara tidak terduga mendistorsi fakta dan membuat tuduhan bohong yang mengejutkan dan tidak terbayangkan".
"Inkonsistensi dan pelanggaran janji Amerika Serikat sudah diketahui secara global," katanya dalam paparan rutin di Beijing, dilansir dari Reuters.
China telah melakukan upaya maksimal untuk menghindari memanasnya tensi perdagangan, kata Hua. Ia menekankan bahwa China tidak menginginkan perang dagang tetapi tidak takut jika itu terjadi.
Pada hari Rabu, Kudlow berkata Xi "menghambat permainan".
"Menurut saya Liu He dan yang lainnya mungkin ingin bergerak tapi belum bisa," katanya dalam konferensi pers. "Kami menunggunya (Xi). Bola ada di lapangannya."
China dapat menyudahi tarif AS "siang ini dengan menghadirkan pendekatan yang lebih memuaskan" dan mengambil langkah-langkah yang juga diminta negara-negara lain, katanya.
Meski tidak mendukung tarif, mitra-mitra dagang China, termasuk Uni Eropa, juga mengkritisi kebijakan perdagangan Beijing.
China menyalahkan Washington atas konflik perdagangan. Kementerian Luar Negeri China menyebut Negeri Paman Sam sebagai "pembunuh kepercayaan diri" terbesar dalam perekonomian global dan bersumpah untuk melawan balik jika AS terus "keras kepala".
(prm) Next Article Gara-Gara Trump, Industri Robot China Mulai Lesu
Bulan ini, Amerika Serikat (AS) dan China saling mengenakan tarif terhadap produk impor satu sama lain senilai masing-masing US$34 miliar (Rp 492,4 triliun) dalam perang dagang yang mengguncang pasar keuangan.
Presiden AS Donald Trump mengancam akan kembali memberlakukan tarif kecuali Beijing sepakat untuk mengubah praktik kekayaan intelektual dan rencana subsidi industri teknologi tinggi.
Ketika ditanya mengenai komentar Kudlow tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying berkata, "Pejabat Amerika Serikat terkait secara tidak terduga mendistorsi fakta dan membuat tuduhan bohong yang mengejutkan dan tidak terbayangkan".
"Inkonsistensi dan pelanggaran janji Amerika Serikat sudah diketahui secara global," katanya dalam paparan rutin di Beijing, dilansir dari Reuters.
China telah melakukan upaya maksimal untuk menghindari memanasnya tensi perdagangan, kata Hua. Ia menekankan bahwa China tidak menginginkan perang dagang tetapi tidak takut jika itu terjadi.
Pada hari Rabu, Kudlow berkata Xi "menghambat permainan".
"Menurut saya Liu He dan yang lainnya mungkin ingin bergerak tapi belum bisa," katanya dalam konferensi pers. "Kami menunggunya (Xi). Bola ada di lapangannya."
China dapat menyudahi tarif AS "siang ini dengan menghadirkan pendekatan yang lebih memuaskan" dan mengambil langkah-langkah yang juga diminta negara-negara lain, katanya.
Meski tidak mendukung tarif, mitra-mitra dagang China, termasuk Uni Eropa, juga mengkritisi kebijakan perdagangan Beijing.
China menyalahkan Washington atas konflik perdagangan. Kementerian Luar Negeri China menyebut Negeri Paman Sam sebagai "pembunuh kepercayaan diri" terbesar dalam perekonomian global dan bersumpah untuk melawan balik jika AS terus "keras kepala".
(prm) Next Article Gara-Gara Trump, Industri Robot China Mulai Lesu
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular