Internasional

Jika AS Kenakan Tarif Otomotif, UE: Kami Siapkan Balasan

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
19 July 2018 18:01
Peringatan UE muncul sebelum Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengunjungi Washington hari Rabu depan guna mencoba merayu Trump untuk mencabut tarif.
Foto: Reuters
Brussel, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) akan membalas jika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan tarif "petaka" terhadap produk otomotif, Komisioner Perdagangan UE Cecilia Malmstrom memperingatkan pada hari Kamis (19/7/2018).

"Kami mempersiapkan sebuah daftar tindakan penyeimbangan kembali," kata Malmstrom, saat Washington sedang mengkaji penerapan tarif untuk mobil setelah memberlakukan tarif baja dan aluminium.

"Tindakan serupa terhadap mobil akan menjadi petaka," kata komisioner asal Swedia itu dalam sebuah konferensi pers di Brussels, dilansir dari AFP.

Peringatannya muncul sebelum atasannya, Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, mengunjungi Washington hari Rabu depan (25/7/2018) guna mencoba merayu Trump untuk mencabut tarif logam dan membatalkan rencana pengenaan tarif mobil.

"Tindakan [pengenaan] tarif terhadap mobil tidak diinginkan atau dibenarkan," kata Malmstrom.

"Mereka adalah solusi terbaik bila ingin mencari masalah. Buruknya, mereka adalah tindakan ilegal untuk memperoleh pengaruh dalam negosiasi perdagangan."


Trump menerapkan tarif untuk baja dan aluminium impor masing-masing sebesar 25% dan 10% di bulan Maret, tetapi memberi pengecualian sementara ke UE dan beberapa mitra dagang terdekatnya ketika diskusi terus berlangsung.

Namun, pengecualian itu dicabut di awal Juni sehingga memicu serangkaian tarif balasan dari UE. Kini, Trump sedang mempertimbangkan untuk menerapkan tarif besar terhadap kendaraan Eropa.

Konselor Jerman Angela Merkel pekan lalu mengatakan dia akan kembali membuka diskusi dengan para mitra dagang terkait penurunan tarif otomotif yang nampaknya menjadi tawaran rekonsiliasi untuk Trump.

Namun, Washington tidak menunjukkan satupun sinyal kompromi seraya kukuh pada kebijakan "America First" dalam berbagai isu, meskipun itu artinya mengasingkan sekutu lamanya.

Selain tarif, AS telah mengancam perusahaan-perusahaan Eropa dengan denda yang besar jika mereka terus beroperasi di Iran. Ancaman itu dikeluarkan setelah Trump kembali menerapkan sanksi setelah keluar dari kesepakatan untuk membatasi program nuklir Tehran yang dibuat tahun 2015.

Di awal tahun ini, Trump mengimplementasikan tarif terhadap produk impor China senilai lebih dari US$34 miliar (Rp 492,4 triliun) yang memicu serangan balasan serupa dari Beijing.
(prm) Next Article Bukan Cuma China, Trump Juga Tuding UE Ambil Untung Dari AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular