
AS dan Vietnam Lagi Ribut Dagang, Indonesia Bisa Cuan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki kesempatan besar dengan memanfaatkan momentum panasnya hubungan dagang Amerika Serikat dan Vietnam. Saat ini, Amerika Serikat sedang melakukan penyelidikan yang disebut sebagai Section 301 Investigations.
"Kita juga bagian dari supply chain dunia, ketika terjadi perang dagang, ternyata Indonesia bisa memanfaatkan. Vietnam lagi dituduh AS, pertama memanipulasi korupsi dan kedua mengatakan kayu furnitur mereka sumbernya nggak bisa dipertanggungjawabkan, atau kasarnya ilegal. Saya bisa prediksi industri furnitur kita akan naik ke AS karena perang dagang tersebut," kata M. Lutfi dalam Media Group News Summit 2021, Rabu (27/1/21).
Hal serupa sudah terjadi pada di negara lain. Panasnya hubungan antara beberapa negara dalam perdagangan membuat Indonesia memiliki kesempatan untuk dapat peluang. Selain furnitur, komoditas lain seperti batu bara pun sudah kejadian serupa.
"China nggak mau beli batu bara dari Australia, tapi beli batubara dari Indonesia. Saya lagi jaga benar peraturan dalam negeri nggak ganggu ekspor batu bara kita. Kalau batu bara ekspornya terganggu, kemudian China butuh lebih, ini akan mengalihkan tadinya mereka mau beli dari kita, bisa beli dr Australia. Ketika Australia masuk, maka harganya akan turun, jadi kita dengan segenap penjuru akan jaga value chain," sebutnya.
Meningkatnya permintaan terhadap batu bara menjadi contoh bagaimana panasnya hubungan antar negara bisa dimanfaatkan. Begitu juga dengan furnitur, panasnya hubungan AS-Vietnam seharusnya menjadi celah.
Apalagi penyelidikan Amerika Serikat terhadap dua hal itu dimulai sejak Oktober 2020 silam. Melalui United States Trade Representative (USTR) Investigasi pertama berfokus pada tindakan Vietnam dalam mengelola nilai mata uangnya.
Dalam penyelidikan impor dan penggunaan kayu ilegal, USTR menuduh bahwa Vietnam mengandalkan impor kayu yang dipanen di negara lain dan bukti tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar kayu impor diambil secara ilegal atau diperdagangkan secara ilegal.
Pada tanggal 15 Januari 2021, USTR merilis hasil investigasi section 301 tentang praktik mata uang Vietnam. Dalam hubungannya dengan Departemen Keuangan mengenai masalah penilaian mata uang dan kebijakan nilai tukar Vietnam, USTR menetapkan bahwa tindakan, kebijakan, dan praktik Vietnam termasuk intervensi pasar valuta asing yang berlebihan dan tindakan terkait lainnya, yang diambil secara keseluruhan, tidak masuk akal dan membebani atau membatasi perdagangan AS.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biden Tiba-Tiba Kecam China, Gegara Perang Dagang Lagi?