
Demo Driver Ojek Online, Ancaman Seremoni Mewah Asian Games
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
19 July 2018 10:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Asian Games 2018 di depan mata. Pada 18 Agustus mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, akan digelar upacara pembukaan mewah ajang olah raga terbesar di Benua Asia.
Bagaimana tidak mewah, tiket masuk ke stadion untuk acara itu saja dijual paling murah Rp 750.000, lalu Rp 1,5 juta dan terakhir Rp 5 juta. Harga yang bisa dibilang bersaing ketat dengan konser musisi kelas dunia di Jakarta.
Erick Thohir, Ketua Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC), memberi petunjuk bahwa upacara pembukaan memang dikemas secara grande.
"Upacara Pembukaan Asian Games 2018 akan menampilkan konsep keindahan alam dan keragaman budaya asli Indonesia. Panggung akan berbentuk sebuah gunung yang indah, diisi lebih dari 12.775 tanaman dan bunga, dengan luas lebih dari 1.350 meter persegi serta mengalir air terjun yang dialiri 140.000 liter air dan membentang 3.000 meter persegi rumput hijau yang mempercantik keindahannya," tulis Erick dalam akun Instagramnya.
"Konsep diatas diperkuat dengan tekhnologi proyektor dan pencahayaan yang akan membuat semuanya menjadi lebih Indah di lihat. Panggung ini merupakan hasil karya 350 orang anak bangsa. Kita berharap pembukaan Asian Games 2018 ini akan menjadi pembuka jalan bagi keseluruhan event yang digelar hingga 2 September."
Namun, beberapa hari belakangan muncul kabar bahwa para driver ojek online yang tergabung dalam Gerakan Roda Dua (Garda) ingin berunjuk rasa tepat di hari pembukaan itu.
Unjuk rasa dilakukan apabila aplikator seperti Go-Jek dan Grab tidak menaikkan tarif menjadi Rp 3.000/km, hingga 18 Agustus. Di samping itu, Garda juga meminta agar ada payung hukum yang menaungi mereka.
Para driver yang mengancam menggelar demonstrasi itu menilai Asian Games merupakan sasaran yang tepat, karena salah satu aplikator transportasi online menjadi sponsor resmi ajang itu.
"Pemilihan tanggal dan tempat pusat lokasi aksi nasional di atas [pembukaan Asian Games 2018], dipertimbangkan sangat strategis dan beralasan kuat," tulis Garda Indonesia dalam pernyataan resmi, Selasa (17/7/2018).
"Dengan demikian pula, dapat dipastikan bahwa didalam sponsorship yang dibiayai dari keringat dan darah pengemudi ojek online Indonesia yang tidak boleh diabaikan begitu saja oleh seluruh stakeholder penyelenggara Asian Games 2018, di dalam gelar aksi unjuk rasa di GBK Senayan Jakarta dan Gelora Jakabaring Sport City, Palembang akan diikuti oleh ribuan pengemudi ojek online.
Mendengar hal ini, Kementerian Perhubungan sudah menggelar pertemuan dengan para aplikator, kepolisian dan Garda.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengungkapkan kepolisian tidak akan mengizinkan demonstrasi itu. Sejumlah aliansi driver ojek lain, kata dia, juga tidak ingin mengganggu Asian Games.
Kita perlu ingat, bahwa beberapa kali driver ojek online sudah melancarkan aksinya. Terbesar, mungkin pada 27 Maret 2018. Demonstrasi besar di Jakarta itu membuat Presiden Joko Widodo langsung turun tangan, mengundang perwakilan driver ke Istana.
Mari berharap seluruh pihak dapat menyelesaikan masalah yang ada, saling menghormati dan menghargai, hingga demonstrasi tidak menjadi noda hitam upacara pembukaan mewah Asian Games 2018.
(ray/roy) Next Article MK Tolak Legalkan Ojek Online, Bagaimana Nasib Jutaan Driver?
Bagaimana tidak mewah, tiket masuk ke stadion untuk acara itu saja dijual paling murah Rp 750.000, lalu Rp 1,5 juta dan terakhir Rp 5 juta. Harga yang bisa dibilang bersaing ketat dengan konser musisi kelas dunia di Jakarta.
Erick Thohir, Ketua Indonesia Asian Games Organizing Committee (INASGOC), memberi petunjuk bahwa upacara pembukaan memang dikemas secara grande.
![]() |
"Konsep diatas diperkuat dengan tekhnologi proyektor dan pencahayaan yang akan membuat semuanya menjadi lebih Indah di lihat. Panggung ini merupakan hasil karya 350 orang anak bangsa. Kita berharap pembukaan Asian Games 2018 ini akan menjadi pembuka jalan bagi keseluruhan event yang digelar hingga 2 September."
Namun, beberapa hari belakangan muncul kabar bahwa para driver ojek online yang tergabung dalam Gerakan Roda Dua (Garda) ingin berunjuk rasa tepat di hari pembukaan itu.
Unjuk rasa dilakukan apabila aplikator seperti Go-Jek dan Grab tidak menaikkan tarif menjadi Rp 3.000/km, hingga 18 Agustus. Di samping itu, Garda juga meminta agar ada payung hukum yang menaungi mereka.
Para driver yang mengancam menggelar demonstrasi itu menilai Asian Games merupakan sasaran yang tepat, karena salah satu aplikator transportasi online menjadi sponsor resmi ajang itu.
"Pemilihan tanggal dan tempat pusat lokasi aksi nasional di atas [pembukaan Asian Games 2018], dipertimbangkan sangat strategis dan beralasan kuat," tulis Garda Indonesia dalam pernyataan resmi, Selasa (17/7/2018).
"Dengan demikian pula, dapat dipastikan bahwa didalam sponsorship yang dibiayai dari keringat dan darah pengemudi ojek online Indonesia yang tidak boleh diabaikan begitu saja oleh seluruh stakeholder penyelenggara Asian Games 2018, di dalam gelar aksi unjuk rasa di GBK Senayan Jakarta dan Gelora Jakabaring Sport City, Palembang akan diikuti oleh ribuan pengemudi ojek online.
Mendengar hal ini, Kementerian Perhubungan sudah menggelar pertemuan dengan para aplikator, kepolisian dan Garda.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengungkapkan kepolisian tidak akan mengizinkan demonstrasi itu. Sejumlah aliansi driver ojek lain, kata dia, juga tidak ingin mengganggu Asian Games.
Kita perlu ingat, bahwa beberapa kali driver ojek online sudah melancarkan aksinya. Terbesar, mungkin pada 27 Maret 2018. Demonstrasi besar di Jakarta itu membuat Presiden Joko Widodo langsung turun tangan, mengundang perwakilan driver ke Istana.
Mari berharap seluruh pihak dapat menyelesaikan masalah yang ada, saling menghormati dan menghargai, hingga demonstrasi tidak menjadi noda hitam upacara pembukaan mewah Asian Games 2018.
(ray/roy) Next Article MK Tolak Legalkan Ojek Online, Bagaimana Nasib Jutaan Driver?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular