
Internasional
Ini yang Akan Dibicarakan Trump saat Bertemu Putin
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
16 July 2018 16:13

Helsinki, CNBC Indonesia - Sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu hari Senin (16/7/2018) untuk dialog resmi pertama mereka, penilaian intelijen AS sudah melaporkan ikhtisar untuk Trump tentang area-area yang menjadi kepentingan Moscow dan Washington, serta di mana mereka berpotensi menemukan jalan tengah.
Laporan intelijen, menurut berbagai sumber yang berbicara ke CNBC International secara anonim, mengatakan Putin kemungkinan meminta Trump untuk tidak ikut campur dalam konflik di Ukraina, menarik pasukannya dari timur Suriah, dan melanjutkan perbincangan dengan Korea Utara (Korut).
Terlebih lagi, Trump mendesak kedua pemimpin negara agar bertemu sebelum NATO dimulai tanpa kehadiran satupun ajudan, meningkatkan kekhawatiran bahwa mantan petugas KGB akan mengepung rombongan Amerika.
Trump: 'Tentu saja' akan bertanya tentang peretasan pemilu
Dalam sebuah wawancara dengan CBS yang ditayangkan hari Minggu (15/7/2018), Trump berkata dia "tentu saja" akan bertanya kepada Rusia di Helsinki tentang peretasan sebelum membahas peran yang mungkin dimiliki pendahulunya terkait hal ini.
"Ini [terjadi] selama pemerintahan Obama," kata Trump. "Mereka [Rusia] melakukan apapun selama pemerintahan Obama."
Trump berkata dia belum mempertimbangkan untuk bertanya ke Putin soal ekstradisi ke AS agen yang diduga bersalah untuk menghadapi tuntutan hukum terhadap mereka.
"Saya belum memikirkannya," katanya.
Batasan ada di kedua pemimpin
Sementara masih belum terlihat apa yang Trump dan Putin akan atau tidak akan sepakati pada hari Senin, seorang pakar kebijakan luar negeri mengatakan kedua pihak terbatas untuk melakukan komitmen terhadap satu sama lain.
"Banyak hal yang mungkin ingin mereka sepakati bukanlah hal yang Amerika Serikat dan Rusia bisa sepakati atas nama orang lain," kata Olga Oliker selaku direktur untuk program Rusia dan Eurasia di Center for Strategic and International Studies (CSIS) kepada CNBC International.
"Donald Trump mungkin ingin berjanji bahwa Amerika Serikat tidak akan ikut campur di Ukraina [...] tetapi Anda sudah memiliki undang-undang yang lolos di Kongres dan sudah ditandatangani Trump," jelas Oliker.
"Jadi, Trump tidak bisa melakukan ini secara unilateral. Dia juga tidak bisa membuat komitmen atas nama NATO ataupun memperbesar [mengikutsertakan] Ukraina karena [ada] banyak anggota persekutuan yang memilih semua ini," kata Oliker. "Mereka memiliki suara untuk tidak berkata apapun tentang Ukraina dan Donald Trump tidak bisa berbicara untuk mereka."
(prm) Next Article Bertemu Putin, Trump Tak Kejar Rusia Soal Intervensi Pilpres
Laporan intelijen, menurut berbagai sumber yang berbicara ke CNBC International secara anonim, mengatakan Putin kemungkinan meminta Trump untuk tidak ikut campur dalam konflik di Ukraina, menarik pasukannya dari timur Suriah, dan melanjutkan perbincangan dengan Korea Utara (Korut).
Pertemuan yang ditunggu-tunggu pada hari Senin diselenggarakan menjelang pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) yang kontroversial, dan hanya beberapa hari setelah Kementerian Kehakiman AS mendakwa 12 petugas intelijen Rusia karena meretas Demokrat dalam upaya untuk mencampuri pemilu kepresidenan AS 2016. Dakwaan tersebut termasuk tuduhan AS paling detail bahwa Moskow ikut campur dalam pemilu untuk mendukung Trump.
Terlebih lagi, Trump mendesak kedua pemimpin negara agar bertemu sebelum NATO dimulai tanpa kehadiran satupun ajudan, meningkatkan kekhawatiran bahwa mantan petugas KGB akan mengepung rombongan Amerika.
Trump: 'Tentu saja' akan bertanya tentang peretasan pemilu
"Ini [terjadi] selama pemerintahan Obama," kata Trump. "Mereka [Rusia] melakukan apapun selama pemerintahan Obama."
Trump berkata dia belum mempertimbangkan untuk bertanya ke Putin soal ekstradisi ke AS agen yang diduga bersalah untuk menghadapi tuntutan hukum terhadap mereka.
"Saya belum memikirkannya," katanya.
Batasan ada di kedua pemimpin
"Banyak hal yang mungkin ingin mereka sepakati bukanlah hal yang Amerika Serikat dan Rusia bisa sepakati atas nama orang lain," kata Olga Oliker selaku direktur untuk program Rusia dan Eurasia di Center for Strategic and International Studies (CSIS) kepada CNBC International.
"Donald Trump mungkin ingin berjanji bahwa Amerika Serikat tidak akan ikut campur di Ukraina [...] tetapi Anda sudah memiliki undang-undang yang lolos di Kongres dan sudah ditandatangani Trump," jelas Oliker.
Dia menambahkan Minsk Agreements, ditandatangani oleh negara-negara Rusia dan Eropa di tahun 2014 dan 2015, meminta Rusia untuk pertama-tama mengubah jalannya di Ukraina jika ingin sanksi ekonomi dihentikan.
"Jadi, Trump tidak bisa melakukan ini secara unilateral. Dia juga tidak bisa membuat komitmen atas nama NATO ataupun memperbesar [mengikutsertakan] Ukraina karena [ada] banyak anggota persekutuan yang memilih semua ini," kata Oliker. "Mereka memiliki suara untuk tidak berkata apapun tentang Ukraina dan Donald Trump tidak bisa berbicara untuk mereka."
(prm) Next Article Bertemu Putin, Trump Tak Kejar Rusia Soal Intervensi Pilpres
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular