Internasional
Perang Dagang dengan AS, China Berusaha Dekati UE
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
16 July 2018 12:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Uni Eropa (UE) akan membuka pertemuan tahunan dengan China pada hari Senin (16/7/2018) dan akan berupaya untuk menangkis tawaran untuk aliansi anti-Amerika Serikat (AS) saat China mengupayakan bantuan dari Eropa untuk masalah tarif AS.
Perdana Menteri Li Keqiang akan menerima kunjungan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Beijing. Kedua belah pihak diperkirakan bisa menghidupkan kembali pembicaraan perjanjian investasi jangka panjang dengan pertukaran berupa penawaran akses pasar untuk pertama kalinya.
Pertemuan ini diharapkan menghasilkan komunike sederhana yang menegaskan komitmen kedua belah pihak terhadap sistem perdagangan multilateral. Para pemimpin gagal menemukan konsensus yang cukup untuk membuat pernyataan bersama setelah pertemuan pada tahun 2016 dan 2017.
Pembicaraan tahun ini dilaksanakan saat AS dan China semakin terperosok dalam perselisihan perdagangan tanpa adanya tanda-tanda negosiasi.
Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan bahwa pada akhirnya dia dapat memberlakukan tarif senilai lebih dari US$500 miliar terhadap barang-barang China yang hampir mendekati jumlah total impor AS dari China tahun lalu.
China telah bersumpah untuk membalas setiap serangan AS. Utusan Eropa mengatakan mereka telah merasakan urgensi yang lebih besar dari China sejak tahun lalu untuk menemukan negara-negara yang berpikiran sama yang bersedia untuk melawan kebijakan 'America First' Trump.
Duta Besar China untuk Uni Eropa, Zhang Ming, mengatakan dalam komentar di surat kabar resmi People's Daily milik Partai Komunis yang berkuasa pada hari Minggu bahwa fokus pertemuan itu adalah bagaimana hubungan China-UE bisa menjadi "standar stabilitas" di tengah "hiruk-pikuk unilateralisme dan proteksionisme".
China dan Eropa adalah "dua kekuatan utama stabilitas dan tanggung jawab" yang mendukung globalisasi inklusif, kata Zhang, dilansir dari CNBC International.
Tapi Uni Eropa, yang nampaknya tengah terbagi antara khawatir tentang pelanggaran perdagangan China yang Trump tuduhkan atau pada masalah tarif, telah menolak sebagian besar upaya China untuk membuat UE bertindak tegas terhadap Trump.
Ada skeptisisme mendalam di Uni Eropa tentang komitmen China untuk membuka pasar lebih lanjut, serta kekhawatiran bahwa pihaknya berusaha membagi blok dengan pengaruh ekonominya di Eropa Timur.
Meskipun demikian, pejabat Eropa menunjukkan bahwa Trump, yang juga menargetkan Eropa dengan tarif, telah menciptakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa hubungan Uni Eropa-China dapat menjadi pendongkrak bagi perdagangan global.
China dan Uni Eropa juga diperkirakan akan membentuk kelompok kerja untuk mereformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) selama pembicaraan itu. Juru bicara Komisi Eropa Margaritis Schinas pada hari Jumat mengatakan bahwa diskusi dengan China akan fokus pada "perdagangan dan investasi, pada komitmen untuk memerangi perubahan iklim dan berinvestasi dalam energi bersih dan masalah-masalah luar negeri dan keamanan, termasuk situasi di Semenanjung Korea."
Schinas mengatakan para pemimpin kedua belah pihak juga akan berbicara tentang komitmen bersama mereka untuk menjaga kesepakatan nuklir Iran.
(prm) Next Article Usai Damai dengan China, AS Perang Dagang vs Uni Eropa?
Perdana Menteri Li Keqiang akan menerima kunjungan Presiden Dewan Eropa Donald Tusk dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Beijing. Kedua belah pihak diperkirakan bisa menghidupkan kembali pembicaraan perjanjian investasi jangka panjang dengan pertukaran berupa penawaran akses pasar untuk pertama kalinya.
Pertemuan ini diharapkan menghasilkan komunike sederhana yang menegaskan komitmen kedua belah pihak terhadap sistem perdagangan multilateral. Para pemimpin gagal menemukan konsensus yang cukup untuk membuat pernyataan bersama setelah pertemuan pada tahun 2016 dan 2017.
Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan bahwa pada akhirnya dia dapat memberlakukan tarif senilai lebih dari US$500 miliar terhadap barang-barang China yang hampir mendekati jumlah total impor AS dari China tahun lalu.
China telah bersumpah untuk membalas setiap serangan AS. Utusan Eropa mengatakan mereka telah merasakan urgensi yang lebih besar dari China sejak tahun lalu untuk menemukan negara-negara yang berpikiran sama yang bersedia untuk melawan kebijakan 'America First' Trump.
Duta Besar China untuk Uni Eropa, Zhang Ming, mengatakan dalam komentar di surat kabar resmi People's Daily milik Partai Komunis yang berkuasa pada hari Minggu bahwa fokus pertemuan itu adalah bagaimana hubungan China-UE bisa menjadi "standar stabilitas" di tengah "hiruk-pikuk unilateralisme dan proteksionisme".
China dan Eropa adalah "dua kekuatan utama stabilitas dan tanggung jawab" yang mendukung globalisasi inklusif, kata Zhang, dilansir dari CNBC International.
Tapi Uni Eropa, yang nampaknya tengah terbagi antara khawatir tentang pelanggaran perdagangan China yang Trump tuduhkan atau pada masalah tarif, telah menolak sebagian besar upaya China untuk membuat UE bertindak tegas terhadap Trump.
Ada skeptisisme mendalam di Uni Eropa tentang komitmen China untuk membuka pasar lebih lanjut, serta kekhawatiran bahwa pihaknya berusaha membagi blok dengan pengaruh ekonominya di Eropa Timur.
Meskipun demikian, pejabat Eropa menunjukkan bahwa Trump, yang juga menargetkan Eropa dengan tarif, telah menciptakan kesempatan untuk menunjukkan bahwa hubungan Uni Eropa-China dapat menjadi pendongkrak bagi perdagangan global.
China dan Uni Eropa juga diperkirakan akan membentuk kelompok kerja untuk mereformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) selama pembicaraan itu. Juru bicara Komisi Eropa Margaritis Schinas pada hari Jumat mengatakan bahwa diskusi dengan China akan fokus pada "perdagangan dan investasi, pada komitmen untuk memerangi perubahan iklim dan berinvestasi dalam energi bersih dan masalah-masalah luar negeri dan keamanan, termasuk situasi di Semenanjung Korea."
Schinas mengatakan para pemimpin kedua belah pihak juga akan berbicara tentang komitmen bersama mereka untuk menjaga kesepakatan nuklir Iran.
(prm) Next Article Usai Damai dengan China, AS Perang Dagang vs Uni Eropa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular