
Internasional
Perang Dagang, UE Turunkan Target Pertumbuhan Ekonomi
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
12 July 2018 18:38

Brussels, CNBC Indonesia - Pada hari Kamis (12/7/2018), Uni Eropa (UE) menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk kawasan euro di tahun 2018. Blok itu memperingatkan memanasnya tensi dagang dengan Amerika Serikat (AS) bisa merugikan perekonomian.
Komisi Eropa yang merupakan bagian eksekutif UE mengatakan blok mata uang tunggal yang terdiri dari 19 negara itu akan tumbuh 2,1% di tahun 2018. Proyeksi itu lebih rendah daripada 2,3% yang diumumkan beberapa pekan lalu di awal bulan Mei.
"Proyeksi kami adalah untuk pertumbuhan lanjutan di tahun 2018 dan 2019, meski peningkatan tindakan proteksionis yang lebih lanjut adalah risiko negatif yang jelas," kata Komisioner Perekonomian UE Pierre Moscovici dalam sebuah pernyataan, dilansir dari AFP.
"Perang dagang tidak menghasilkan pemenang, hanya korban," tambahnya.
Komisi itu menambahkan bahwa perekonomian di kawasan euro akan tumbuh 2% di tahun 2019, proyeksi yang masih sama dengan bulan Mei.
Kekhawatiran akan pertumbuhan perekonomian Eropa berasal dari perseteruan dagang yang sedang terjadi dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump, yang kini mengancam akan mengenakan tarif ke impor otomotif Eropa dengan raksasa-raksasa otomotif Jerman sebagai targetnya.
Jika itu terjadi, kebijakan tersebut akan menjadi salah satu pukulan transatlantik paling agresif sejak Great Depression. Kebijakan itu juga berisiko pahit, yaitu memecah belah sekutu di tengah perbedaan tentang kesepakatan nuklir Iran dan perjanjian iklim Paris.
Ancaman dari Trump itu muncul setelah dia memberlakukan bea impor masing-masing sebesar 25% dan 10% terhadap baja dan aluminium impor dari Eropa maupun sekutu-sekutu lainnya.
"Pertama dan terutama, jika tensi dagang dengan AS meningkat, ini akan mengurangi keyakinan secara lebih permanen, [...] kemungkinan mengganggu [pemulihan ekonomi] global terkini," kata komisi itu dalam laporan proyeksinya.
Komisi itu juga merujuk ke "ketidakpastian politik dan kebijakan di sejumlah negara-negara UE" sebagai risiko negatif yang penting bagi proyeksinya, termasuk kegagalan diskusi Brexit yang berhenti di tengah jalan.
Ini juga termasuk Italia yang terlilit utang besar setelah koalisi populis membentuk sebuah pemerintahan berjanji merombak anggaran dan aturan belanja UE.
Komisi itu mengatakan harga minyak yang lebih tinggi, yang sebagian terjadi akibat peningkatan ketegangan terhadap Iran, juga menjadi faktor negatif.
(prm) Next Article Perang Dagang, Pertumbuhan Ekonomi Uni Eropa Melambat
Komisi Eropa yang merupakan bagian eksekutif UE mengatakan blok mata uang tunggal yang terdiri dari 19 negara itu akan tumbuh 2,1% di tahun 2018. Proyeksi itu lebih rendah daripada 2,3% yang diumumkan beberapa pekan lalu di awal bulan Mei.
"Proyeksi kami adalah untuk pertumbuhan lanjutan di tahun 2018 dan 2019, meski peningkatan tindakan proteksionis yang lebih lanjut adalah risiko negatif yang jelas," kata Komisioner Perekonomian UE Pierre Moscovici dalam sebuah pernyataan, dilansir dari AFP.
Komisi itu menambahkan bahwa perekonomian di kawasan euro akan tumbuh 2% di tahun 2019, proyeksi yang masih sama dengan bulan Mei.
Kekhawatiran akan pertumbuhan perekonomian Eropa berasal dari perseteruan dagang yang sedang terjadi dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump, yang kini mengancam akan mengenakan tarif ke impor otomotif Eropa dengan raksasa-raksasa otomotif Jerman sebagai targetnya.
Jika itu terjadi, kebijakan tersebut akan menjadi salah satu pukulan transatlantik paling agresif sejak Great Depression. Kebijakan itu juga berisiko pahit, yaitu memecah belah sekutu di tengah perbedaan tentang kesepakatan nuklir Iran dan perjanjian iklim Paris.
Ancaman dari Trump itu muncul setelah dia memberlakukan bea impor masing-masing sebesar 25% dan 10% terhadap baja dan aluminium impor dari Eropa maupun sekutu-sekutu lainnya.
"Pertama dan terutama, jika tensi dagang dengan AS meningkat, ini akan mengurangi keyakinan secara lebih permanen, [...] kemungkinan mengganggu [pemulihan ekonomi] global terkini," kata komisi itu dalam laporan proyeksinya.
Komisi itu juga merujuk ke "ketidakpastian politik dan kebijakan di sejumlah negara-negara UE" sebagai risiko negatif yang penting bagi proyeksinya, termasuk kegagalan diskusi Brexit yang berhenti di tengah jalan.
Ini juga termasuk Italia yang terlilit utang besar setelah koalisi populis membentuk sebuah pemerintahan berjanji merombak anggaran dan aturan belanja UE.
Komisi itu mengatakan harga minyak yang lebih tinggi, yang sebagian terjadi akibat peningkatan ketegangan terhadap Iran, juga menjadi faktor negatif.
(prm) Next Article Perang Dagang, Pertumbuhan Ekonomi Uni Eropa Melambat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular