Internasional

Perang Dagang Dengan AS, China Berusaha Dekati UE

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
10 July 2018 10:51
Perang Dagang Dengan AS, China Berusaha Dekati UE
Foto: REUTERS/David Gray
Jakarta, CNBC Indonesia - China berupaya menjadi sahabat baru bagi Uni Eropa di tengah-tengah perselisihan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

Perdana Menteri Li Keqiang bertemu dengan para pemimpin Eropa Timur dan Tengah di Sofia, Bulgaria, pada hari Sabtu, dan berjanji membuka ekonomi China ke dunia yang lebih luas.

Keqiang juga bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Senin dan minggu depan, di Beijing, ia akan menjadi tuan rumah pertemuan antara Uni Eropa-China.
 
"Membuka diri telah menjadi pendorong utama agenda reformasi China, jadi kami akan terus membuka diri lebih luas ke dunia, termasuk memperluas akses pasar bagi investor asing," ujar Li Keqiang, Senin (9/7/2018) seperti dilansir dari CNBC International.

"Negara-negara dipersilakan untuk menyuarakan ekpresi ekonomi China untuk berbagi peluang pengembangan China."
 
Komentar Keqiang dibuat setelah AS menerapkan tarif baru terhadap China, yang berlaku pada hari Jumat dan bernilai US$34 miliar. Dilansir dari CNBC International, Beijing membalas dengan jumlah yang sama.

Minggu lalu, Presiden Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif tambahan US$500 miliar untuk barang-barang China. Trump yakin bahwa kenaikan tarif atas barang-barang impor akan membantu mengurangi defisit perdagangan AS.
 
China telah menghabiskan miliaran euro untuk pengembangan jalan, kereta api, pelabuhan dan proyek infrastruktur lainnya di negara-negara Eropa timur dan tengah.
 
Dalam hal perdagangan, China adalah importir terbesar UE dan pasar ekspor terbesar kedua. Rata-rata, keduanya memblokir perdagangan lebih dari US$1,18 miliar sehari.
 
Berbicara kepada CNBC bulan lalu, Jyrki Katainen, wakil presiden Komisi Eropa, menegaskan bahwa China dan Uni Eropa mengambil langkah lebih lanjut untuk menandatangani perjanjian investasi.
 
"Kami memutuskan bahwa, dalam waktu beberapa minggu, UE dan China akan bertukar tawaran akses pasar pada perjanjian investasi," kata Katainen di Beijing. Ini diharapkan berlangsung selama pertemuan minggu depan.
 
Komisi Eropa tidak segera memberikan komentar saat dihubungi oleh CNBC pada hari Senin.
 
Para analis skeptis tentang kemungkinan China dan Uni Eropa mencapai kompromi yang cukup besar atas perdagangan.
 
"China dan Uni Eropa dapat mencapai kesepakatan kecil, tetapi itu tidak menyelesaikan masalah mereka," kata Daniel Lacalle, kepala ekonom dan manajer investasi di Tressis Gestion, kepada CNBC melalui email.
 
"Baik China dan UE memiliki kelebihan kapasitas industri yang sangat mereka butuhkan untuk di ekspor ke Amerika Serikat. Tak satu pun dari mereka memiliki permintaan internal untuk memecahkan masalah kelebihan kapasitas mereka dan keduanya memiliki masalah struktural."
 
Francesco Filia, CEO Fasanara Capital, menyoroti bahwa pandangan kebijakan yang berbeda antara 28 negara anggota Uni Eropa akan mencegah blokade membentuk koalisi dengan China terhadap AS "Saya pikir tidak mungkin bahwa (China dan UE) akan membentuk koalisi terhadap AS pada tarif," katanya.
 
"Saat China menggunakan kebijakan yang tegas, Uni Eropa akan dilanda perselisihan internal atas masalah ini, karena agenda politik negara anggotanya jadi pengganggu. Taktik AS atas tarif mengasumsikan kemunduran politik ... ketegangan perdagangan sepertinya akan bertahan lebih lama," tambah Filia dalam emailnya.



Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular