
Kredit di China Tumbuh Pesat, Yuan Perkasa Lawan Rupiah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 July 2018 10:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yuan China bergerak melemah. Data ekonomi Negeri Tirai Bambu yang diperkirakan positif membuat mata uang ini menguat secara global.
Pada Selasa (10/7/2018) pukul 09:41 WIB, CNY 1 ditransaksikan di Rp 2.169,21. Rupiah melemah sampai 0,28% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
Di tengah perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), China mencoba mencari sumber lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di luar ekspor. Pasalnya, AS adalah pasar ekspor terbesar AS dengan nilai US$ 129,89 miliar, tumbuh 12,42% dibandingkan tahun sebelumnya.
Caranya adalah dengan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan. Beberapa waktu lalu, Bank Sentral China (PBoC) menurunkan GWM sebesar 50 basis poin untuk membantu peningkatan penyaluran kredit. Pelonggaran GWM memberi bank tambahan likuiditas sekitar 700 miliar yuan (Rp 1.520,18 triliun) yang akan berputar di perekonomian Negeri Panda.
Stimulus ini membuat penyaluran kredit di China diperkirakan meningkat. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan penyaluran kredit baru pada Juni sebesar 1,6 triliun yuan (Rp 3.475,2 triliun). Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 1,15 triliun yuan (Rp 2.497,8 triliun). Terjadi pertumbuhan luar biasa, yaitu 39,13%.
Artinya, upaya China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari dalam negeri sepertinya mulai membuahkan hasil. Ini akan menjadi modal bagi China untuk memelihara pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan (sustainable), tidak lagi terlalu tergantung kepada faktor eksternal.
Faktor ini menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan China. investor yang optimistis mulai masuk ke pasar China sehingga yuan menguat secara global. Di hadapan dolar AS, yuan bahkan menguat 0,15%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article RI Kalah Dagang dengan China, Rupiah Melemah Lawan Yuan
Pada Selasa (10/7/2018) pukul 09:41 WIB, CNY 1 ditransaksikan di Rp 2.169,21. Rupiah melemah sampai 0,28% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.
![]() |
Di tengah perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), China mencoba mencari sumber lain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di luar ekspor. Pasalnya, AS adalah pasar ekspor terbesar AS dengan nilai US$ 129,89 miliar, tumbuh 12,42% dibandingkan tahun sebelumnya.
Stimulus ini membuat penyaluran kredit di China diperkirakan meningkat. Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan penyaluran kredit baru pada Juni sebesar 1,6 triliun yuan (Rp 3.475,2 triliun). Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 1,15 triliun yuan (Rp 2.497,8 triliun). Terjadi pertumbuhan luar biasa, yaitu 39,13%.
Artinya, upaya China untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dari dalam negeri sepertinya mulai membuahkan hasil. Ini akan menjadi modal bagi China untuk memelihara pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan (sustainable), tidak lagi terlalu tergantung kepada faktor eksternal.
Faktor ini menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan China. investor yang optimistis mulai masuk ke pasar China sehingga yuan menguat secara global. Di hadapan dolar AS, yuan bahkan menguat 0,15%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article RI Kalah Dagang dengan China, Rupiah Melemah Lawan Yuan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular