
Defisit Perdagangan RI dengan China Masih Bebani Rupiah
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
18 July 2018 11:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah kembali bergerak melemah terhadap yuan pada siang ini. Dalam waktu 6 bulan, rupiah telah terdepresiasi hingga lebih dari 3%.
Pada Rabu (17/7/2018), pukul 11:30 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.148,30 Rupiah melemah 0,37% dibandingkan perdagangan kemarin. Selama 6 bulan terakhir, rupiah telah terdepresiasi hingga 3,4%. Untuk mendapatkan informasi seputar kurs yuan, silakan klik di sini.
Pelemahan ini menyebabkan harga jual yuan di sejumlah bank nasional tetap bertahan diatas Rp 2.200. Berikut data perdagangan di empat bank nasional hingga pukul 11:30 WIB :
Sentimen penguatan yuan masih didorong rilis data perdagangan antara China dan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per Juni 2018 Indonesia masih mengalami defisit perdagangan non-migas hingga US$ 200 juta. Hal ini mengakibatkan, sepanjang Januari hingga Juni 2018 defisit perdagangan membengkak menjadi US$ 8,28 miliar.
Meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, membuat Negeri Tirai Bambu mulai mencari pasar potensial baru termasuk Indonesia. Sejak tabuh perang dagang mulai menggema akhir 2017, ekspor China ke Indonesia memang cukup tinggi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Kredit di China Tumbuh Pesat, Yuan Perkasa Lawan Rupiah
Pada Rabu (17/7/2018), pukul 11:30 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 2.148,30 Rupiah melemah 0,37% dibandingkan perdagangan kemarin. Selama 6 bulan terakhir, rupiah telah terdepresiasi hingga 3,4%. Untuk mendapatkan informasi seputar kurs yuan, silakan klik di sini.
Pelemahan ini menyebabkan harga jual yuan di sejumlah bank nasional tetap bertahan diatas Rp 2.200. Berikut data perdagangan di empat bank nasional hingga pukul 11:30 WIB :
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 2.050,00 | Rp 2.200,00 |
Bank BRI | Rp 2.075,96 | Rp 2.226,90 |
Bank BCA | Rp 2.076,00 | Rp 2.205,00 |
Sentimen penguatan yuan masih didorong rilis data perdagangan antara China dan Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, per Juni 2018 Indonesia masih mengalami defisit perdagangan non-migas hingga US$ 200 juta. Hal ini mengakibatkan, sepanjang Januari hingga Juni 2018 defisit perdagangan membengkak menjadi US$ 8,28 miliar.
Meningkatnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, membuat Negeri Tirai Bambu mulai mencari pasar potensial baru termasuk Indonesia. Sejak tabuh perang dagang mulai menggema akhir 2017, ekspor China ke Indonesia memang cukup tinggi.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Kredit di China Tumbuh Pesat, Yuan Perkasa Lawan Rupiah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular