
Perundingan EU CEPA, RI Bahas Akses Pasar dengan Eropa
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
13 July 2018 17:00

Brussels, CNBC Indonesia - Perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia - Uni Eropa (Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU CEPA) telah memasuki putaran kelima.
Dalam perundingan yang diselenggarakan di Brussels sejak 9 Juli lalu hingga hari ini, kedua pihak mulai merundingkan akses pasar melalui pertukaran daftar penawaran (list of offers) atau daftar pos tarif yang akan dirundingkan lebih lanjut.
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Iman Pambagyo selaku Ketua Delegasi Indonesia mengatakan perundingan ini cukup ambisius karena mencakup isu-isu baru yang belum pernah dirundingkan Indonesia dengan negara lainnya.
"Kita mencatat banyak kemajuan dalam Putaran Kelima ini. Sejumlah teks pada beberapa bab yang dirundingkan sudah mulai dapat disepakati. Sementara untuk isu-isu yang lebih sensitif atau merupakan isu baru bagi Indonesia, kita mendapatkan kejelasan apa sebenarnya yang diinginkan oleh UE," jelas Iman melalui siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Jumat (13/7/2018).
Delegasi RI juga menjelaskan posisi Indonesia yang cukup offensive dalam beberapa isu negosiasi, seperti perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, kerja sama ekonomi, dan pengembangan kapasitas, termasuk di dalamnya isu kelapa sawit.
"Kita menyuarakan keprihatinan kita atas isu minyak kelapa sawit yang terus bergulir di Eropa. Selain itu, kita juga menekankan kepentingan khusus Indonesia di sektor pertanian, perikanan, dan industri yang aksesnya ke pasar UE masih dibatasi oleh tarif tinggi atau ketentuan standar yang sulit dipenuhi Indonesia. Kita juga ingin memanfaatkan perjanjian jasa untuk menjadikan ekonomi Indonesia yang lebih yang berdaya saing," paparnya.
Iman yakin, melalui kesepakatan Indonesia-EU CEPA, pelaku usaha tanah air dapat memanfaatkan momentum dan mencuri start di tengah perdagangan global yang dipenuhi ketidakpastian.
"Melalui CEPA ini Indonesia ingin mengamankan posisi premium agar dapat memanfaatkan momentum kembalinya gairah perdagangan dunia di saat berbagai pertikaian dagang nantinya mereda," tegasnya.
Delegasi Indonesia lintas K/L melakukan perundingan terkait isu-isu perdagangan barang dan jasa, investasi, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, serta sanitasi dan fitosanitasi. Selain itu, kedua pihak juga membahas hambatan teknis perdagangan, pengamanan perdagangan, peran BUMN, subsidi, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, kerja sama ekonomi dan pengembangan kapasitas, serta ketentuan asal barang.
Kementerian Perdagangan mencatat total perdagangan Indonesia - Uni Eropa pada tahun lalu mencapai US$ 29 miliar. Kendati demikian, investasi negara-negara anggota UE di Indonesia masih jauh dari potensinya, mengingat Indonesia merupakan ''critical mass'' di ASEAN dan seharusnya dapat menjadi regional production hub bagi perusahaan-perusahaan UE untuk merambah pasar ASEAN dan sekitarnya. Pada tahun lalu, investasi UE di Indonesia senilai US$ 2,9 miliar.
Putaran ke-6 perundingan IEU CEPA rencananya akan dilaksanakan sebelum akhir tahun 2018 di Indonesia.
(dob/dob) Next Article Tiba-tiba Pengusaha Eropa Minta Tolong RI, Ada Apa?
Dalam perundingan yang diselenggarakan di Brussels sejak 9 Juli lalu hingga hari ini, kedua pihak mulai merundingkan akses pasar melalui pertukaran daftar penawaran (list of offers) atau daftar pos tarif yang akan dirundingkan lebih lanjut.
Delegasi RI juga menjelaskan posisi Indonesia yang cukup offensive dalam beberapa isu negosiasi, seperti perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, kerja sama ekonomi, dan pengembangan kapasitas, termasuk di dalamnya isu kelapa sawit.
"Kita menyuarakan keprihatinan kita atas isu minyak kelapa sawit yang terus bergulir di Eropa. Selain itu, kita juga menekankan kepentingan khusus Indonesia di sektor pertanian, perikanan, dan industri yang aksesnya ke pasar UE masih dibatasi oleh tarif tinggi atau ketentuan standar yang sulit dipenuhi Indonesia. Kita juga ingin memanfaatkan perjanjian jasa untuk menjadikan ekonomi Indonesia yang lebih yang berdaya saing," paparnya.
Iman yakin, melalui kesepakatan Indonesia-EU CEPA, pelaku usaha tanah air dapat memanfaatkan momentum dan mencuri start di tengah perdagangan global yang dipenuhi ketidakpastian.
"Melalui CEPA ini Indonesia ingin mengamankan posisi premium agar dapat memanfaatkan momentum kembalinya gairah perdagangan dunia di saat berbagai pertikaian dagang nantinya mereda," tegasnya.
Delegasi Indonesia lintas K/L melakukan perundingan terkait isu-isu perdagangan barang dan jasa, investasi, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, serta sanitasi dan fitosanitasi. Selain itu, kedua pihak juga membahas hambatan teknis perdagangan, pengamanan perdagangan, peran BUMN, subsidi, perdagangan dan pembangunan berkelanjutan, kerja sama ekonomi dan pengembangan kapasitas, serta ketentuan asal barang.
Kementerian Perdagangan mencatat total perdagangan Indonesia - Uni Eropa pada tahun lalu mencapai US$ 29 miliar. Kendati demikian, investasi negara-negara anggota UE di Indonesia masih jauh dari potensinya, mengingat Indonesia merupakan ''critical mass'' di ASEAN dan seharusnya dapat menjadi regional production hub bagi perusahaan-perusahaan UE untuk merambah pasar ASEAN dan sekitarnya. Pada tahun lalu, investasi UE di Indonesia senilai US$ 2,9 miliar.
Putaran ke-6 perundingan IEU CEPA rencananya akan dilaksanakan sebelum akhir tahun 2018 di Indonesia.
(dob/dob) Next Article Tiba-tiba Pengusaha Eropa Minta Tolong RI, Ada Apa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular