Piala Dunia 2018
Belajar dari Italia, Kroasia Bisa Jadi Juara Dunia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 July 2018 12:42

Bagaimana Mamic mendapat keuntungan pribadi dari transfer pemain di Dinamo Zabreb?
Mengutip BBC, Mamic biasanya menjalin kesepakatan dengan pemain-pemain muda berbakat untuk membagi sebagian dari pendapatan mereka. Pemain-pemain ini biasanya di bawah naungan Mario Mamic, putranya, yang memang memang berprofesi sebagai agen.
Kemudian dalam kontrak, Mamic mencantumkan klausul pembagian hasil transfer antara klub dengan pemain. Dari hasil yang didapat pemain, Mamic mendapat jatah preman.
Dalam pengusutan kasus Mamic, Modric dan Lovren pun ikut terseret. Keduanya bolak-balik ke pengadilan untuk menjadi saksi. Ini dilakukan sampai awal Juni, jelang Piala Dunia.
Perkembangan kasus ini tentu membebani pikiran Modric dkk. Mereka tidak tenang, karena bisa saja sewaktu-waktu terseret masuk bui.
Namun seperti halnya Italia, Kroasia malah melaju jauh. Bahkan Italia menjadi juara dunia saat terjadi kasus Totonero (suap pemain dan pengaturan skor) pada 1982 dan Calciopoli pada 2006.
Mungkin di tengah terpaan kasus besar, pemain jadi lebih termotivasi. Mereka ingin dikenang sebagai juara dunia, bukan penjahat. Mereka ingin membuktikan bahwa apa yang mereka tahu hanyalah bermain sepakbola, urusan uang dan kejahatan dilakukan oleh para bos yang mencatut keuntungan dari the beautiful game.
Apakah Kroasia bisa menjadi juara Piala Dunia? Kalau melihat pengalaman Italia, maka kemungkinan itu tidak bisa dikesampingkan...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/prm)
Mengutip BBC, Mamic biasanya menjalin kesepakatan dengan pemain-pemain muda berbakat untuk membagi sebagian dari pendapatan mereka. Pemain-pemain ini biasanya di bawah naungan Mario Mamic, putranya, yang memang memang berprofesi sebagai agen.
Kemudian dalam kontrak, Mamic mencantumkan klausul pembagian hasil transfer antara klub dengan pemain. Dari hasil yang didapat pemain, Mamic mendapat jatah preman.
Perkembangan kasus ini tentu membebani pikiran Modric dkk. Mereka tidak tenang, karena bisa saja sewaktu-waktu terseret masuk bui.
Namun seperti halnya Italia, Kroasia malah melaju jauh. Bahkan Italia menjadi juara dunia saat terjadi kasus Totonero (suap pemain dan pengaturan skor) pada 1982 dan Calciopoli pada 2006.
Mungkin di tengah terpaan kasus besar, pemain jadi lebih termotivasi. Mereka ingin dikenang sebagai juara dunia, bukan penjahat. Mereka ingin membuktikan bahwa apa yang mereka tahu hanyalah bermain sepakbola, urusan uang dan kejahatan dilakukan oleh para bos yang mencatut keuntungan dari the beautiful game.
Apakah Kroasia bisa menjadi juara Piala Dunia? Kalau melihat pengalaman Italia, maka kemungkinan itu tidak bisa dikesampingkan...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular