Piala Dunia 2018

Belajar dari Italia, Kroasia Bisa Jadi Juara Dunia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 July 2018 12:42
Belajar dari Italia, Kroasia Bisa Jadi Juara Dunia
Foto: REUTERS/Darren Staples
Jakarta, CNBC Indonesia - Kroasia menciptakan sejarah. Negara ini masih relatif muda, baru merdeka pada 1991, tatapi sudah menjadi powerhouse di persepakbolaan dunia. 

Di Piala Dunia 2018, Kroasia berhasil lolos ke partai pamungkas. Kroasia tinggal menghadapi satu lawan lagi, yaitu Prancis, untuk menjadi juara dunia. 

Luka Modric cs melebihi pencapaian Davor Suker dan kolega yang melaju sampai semifinal di Prancis 1998. Dua puluh tahun setelah fenomena di Prancis, Suker tentunya bangga dengan para juniornya. 

Kroasia datang ke Rusia tanpa angan-angan tinggi. Apalagi mereka tergabung di grup neraka bersama Argentina, Islandia, dan Nigeria. Bisa lolos ke 16 besar saja sudah bagus, karena persaingan cukup ketat. 

Namun, Kroasia ternyata luar biasa. Mereka menyapu bersih seluruh pertandingan di fase grup, poin maksimal. Bahkan Argentina pun dibabat tiga gol tak berbalas. 

Di fase gugur, kemenangan Kroasia harus ditentukan lewat adu penalti baik lawan Denmark maupun tuan rumah Rusia. Baru di semifinal mereka tidak perlu sampai ke babak tos-tosan, karena Mario Mandzukic berhasil menjebol gawang Inggris di menit-menit akhir perpanjangan waktu. 

Padahal Kroasia punya beban berat. Seperti Italia dengan Calciopoli (atau Moggiopoli, terserah apa sebutannya) Kroasia pun dilandai badai serupa.

Di Kroasia, korupsi dan memperkaya diri sendiri ini dilakukan oleh
Zdravko Mamic, direktur klub Dinamo Zagreb. Mamic terbukti menggelapkan dana 116 juta kuna (Rp 263,78 miliar dengan kurs saat ini) dari Dinamo Zabreb yang didapat dari transfer pemain-pemain top. Misalnya Modric ke Tottenham Hotspur (Inggris) atau Dejan Lovren ke Olympique Lyon (Prancis). 

Tidak hanya itu, financial planning Mamic juga membuat Dinamo Zabreb melakukan penghindaran pajak senilai 12,2 juta kuna (Rp 27,73 miliar). Atas kelakuannya, pengadilan menjatuhkan hukuman penjara 6,5 tahun. 

Namun Mamic belum menjalani vonis itu karena kabur ke Bosnia-Herzegovina. Mamic juga berstatus warga negara Bosnia-Herezegovina yang tidak punya perjanjian ekstradisi dengan Kroasia. 

Bagaimana Mamic mendapat keuntungan pribadi dari transfer pemain di Dinamo Zabreb?

Mengutip BBC, Mamic biasanya menjalin kesepakatan dengan pemain-pemain muda berbakat untuk membagi sebagian dari pendapatan mereka. Pemain-pemain ini biasanya di bawah naungan Mario Mamic, putranya, yang memang memang berprofesi sebagai agen.


Kemudian dalam kontrak, Mamic mencantumkan klausul pembagian hasil transfer antara klub dengan pemain. Dari hasil yang didapat pemain, Mamic mendapat jatah preman. 

Dalam pengusutan kasus Mamic, Modric dan Lovren pun ikut terseret. Keduanya bolak-balik ke pengadilan untuk menjadi saksi. Ini dilakukan sampai awal Juni, jelang Piala Dunia. 

Perkembangan kasus ini tentu membebani pikiran Modric dkk. Mereka tidak tenang, karena bisa saja sewaktu-waktu terseret masuk bui. 

Namun seperti halnya Italia, Kroasia malah melaju jauh. Bahkan Italia menjadi juara dunia saat terjadi kasus Totonero (suap pemain dan pengaturan skor) pada 1982 dan Calciopoli pada 2006. 

Mungkin di tengah terpaan kasus besar, pemain jadi lebih termotivasi. Mereka ingin dikenang sebagai juara dunia, bukan penjahat. Mereka ingin membuktikan bahwa apa yang mereka tahu hanyalah bermain sepakbola, urusan uang dan kejahatan dilakukan oleh para bos yang mencatut keuntungan dari the beautiful game

Apakah Kroasia bisa menjadi juara Piala Dunia? Kalau melihat pengalaman Italia, maka kemungkinan itu tidak bisa dikesampingkan...


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular