
Tak Ekonomis, Chevron Hengkang dari Blok Makassar Strait
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
11 July 2018 13:53

Jakarta, CNBC Indonesia- Nasib wilayah kerja (WK) Makassar Strait akhirnya berujung menjadi blok terminasi, setelah Chevron sebagai salah satu kontraktor eksistingnya memutuskan untuk mundur. Begitu juga Pertamina serta Sinopex, tidak berminat melanjutkan operasional mereka di WK tersebut.
"Makassar Strait rencananya akan diterminasi dan dilelang dalam tiga bulan ke depan," ungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Djoko mengatakan, Chevron memutuskan untuk tidak memperpanjang operasional mereka di WK tersebut karena didasarkan alasan keekonomian. Ini karena Chevron meminta dikresi mendapatkan tambahan porsi saham di atas ketentuan gross split yang diatur pemerintah.
Diskresi, jelas Djoko, adalah kewenangan Menteri untuk memberikan tambahan split kepada kontraktor. "Kalau kami lelang, mungkin nanti ada kontraktor besar lainnya yang mau," ujar Djoko.
Lebih lanjut, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menjelaskan, menurut perhitungan Chevron, jika tidak diberikan diskresi yang besar, maka net present value (NPV) yang dihasilkan akan negatif.
Blok Makassar Strait dikelola oleh Chevron Makassar Ltd. dengan jumlah produksi minyak mencapai 1.965 barel per hari (bph) dan gas sebanyak 2.84 MMCFD. Blok ini sebenarnya bagian dari proyek laut dalam (Indonesian Deepwater Development) Chevron. Di Blok Makassar Strait ini terdapat beberapa lapangan yakni West Seno dan Maha yang produksinya disebut tidak sesignifikan Gendalo dan Gehem yang berada di Blok Rapak dan Ganal.
(gus) Next Article Chevron Lepas Blok Makassar, Bagaimana Proyek Laut Dalam RI?
"Makassar Strait rencananya akan diterminasi dan dilelang dalam tiga bulan ke depan," ungkap Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto kepada media saat dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (11/7/2018).
Djoko mengatakan, Chevron memutuskan untuk tidak memperpanjang operasional mereka di WK tersebut karena didasarkan alasan keekonomian. Ini karena Chevron meminta dikresi mendapatkan tambahan porsi saham di atas ketentuan gross split yang diatur pemerintah.
Diskresi, jelas Djoko, adalah kewenangan Menteri untuk memberikan tambahan split kepada kontraktor. "Kalau kami lelang, mungkin nanti ada kontraktor besar lainnya yang mau," ujar Djoko.
Lebih lanjut, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Amien Sunaryadi menjelaskan, menurut perhitungan Chevron, jika tidak diberikan diskresi yang besar, maka net present value (NPV) yang dihasilkan akan negatif.
Blok Makassar Strait dikelola oleh Chevron Makassar Ltd. dengan jumlah produksi minyak mencapai 1.965 barel per hari (bph) dan gas sebanyak 2.84 MMCFD. Blok ini sebenarnya bagian dari proyek laut dalam (Indonesian Deepwater Development) Chevron. Di Blok Makassar Strait ini terdapat beberapa lapangan yakni West Seno dan Maha yang produksinya disebut tidak sesignifikan Gendalo dan Gehem yang berada di Blok Rapak dan Ganal.
(gus) Next Article Chevron Lepas Blok Makassar, Bagaimana Proyek Laut Dalam RI?
Tags
Related Articles
Recommendation


Dukcapil Serahkan Data Warga RI ke Dirjen Pajak, Termasuk Fitur Wajah

Potret Detik-Detik Tsunami 4 Meter Hantam Rusia Usai Gempa M 8,7

Barat Terpecah, Ramai-Ramai Siap Akui Kedaulatan Negara Palestina

Potret Sederet Tokoh & Pejabat Melayat ke Rumah Duka Kwik Kian Gie

Laba Emiten Pertanian (DGWG) Lompat 64%, Ini Penyebabnya

Potret 'Neraka Bocor' di AS, Warga Menjerit-Suhu Tembus Rekor

HP China Minggir, Ponsel Buatan India Mendadak Laku Keras

The Fed Buka Suara Nanti Malam: 5 Hal Ini Buat Dunia Sakit Kepala
Most Popular