
Ini Alasan Lifting Migas Meleset dari Target
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
06 July 2018 16:34
Jakarta, CNBC Indonesia- Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Amien Sunaryadi menjelaskan, faktor komersial menjadi penyebab proyeksi realisasi lifting gas di tahun ini meleset dari target di APBN.
"Realisasi lifting gas memang belum tercapai, tapi penyebabnya bukan dari hulu migas melainkan lebih dari sisi komersial," tutur Amien kepada media saat dijumpai dalam paparan kinerja SKK Migas, di Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Lebih lanjut, Amien menjelaskan, dari sisi komersial maksudnya, gas sudah siap dikirim tetapi pembeli atau jaringan transmisi tidak ada. Kalau seperti ini KKKS tidak bisa disalahkan," ujar Amien.
Adapun, penyebab ketidaksiapan sisi distribusi atau komersial, menurut Amien, faktornya bermacam-macam. Misalnya, belum adanya kesepakatan harga, atau manajemen pipa distribusi yang belum final, sehingga ada pipa jarak jauh yang tidak tersambung.
"Contohnya pipa dengan jarak maksimal 20 meter, tidak tersambung-sambung, waktu itu sudah kami datangi dan laporkan ke Pak Menteri (Menteri ESDM Ignasius Jonan)," ujar Amien.
Proyeksi yang belum sesuai target APBN juga digambarkan pada lifting minyak. Amien mengungkapkan, hal itu disebabkan faktor lapangan kilang minyak di Indonesia yang rata-rata merupakan lapangan tua yang kinerjanya decline.
Amien menilai, perlu dilakukan pengeboran baru agar kinerja tidak maksimal tersebut bisa tertutupi dengan produksi baru. Namun, pengeborannya belum 100% sehingga jumlahnya tidak sesuai target yang otomatis merembet pada kurangnya tambahan produksi.
"Nah untuk menjaga supaya keseluruhan tidak decline, dilakukan pengeboran-pengeboran baru, kalau tidak terlaksana semua, tambahan dari pengeboran baru tidak sepeti yang direncanakan, sehingga kalau dijumlah yang decline dengan yang tambahan, hasilnya banyak decline," terang Amien.
Sebagai informasi, APBN 2018 menargetkan lifting migas tahun ini mencapai 2 juta barel setara minyak (BOEPD). Namun, realisasi sampai Juni baru bisa mencapai 1,923 juta BOEPD atau 96% dari target.
Sementara itu, rata-rata lifting minyak semester I-2018 mencapai 771 ribu barel per hari, masih jauh dari target 800 ribu barel per hari, sedangkan lifting gas dari target 1,2 juta BOEPD hanya bisa mencapai 1,15 BOEPD.
(gus) Next Article Kuartal III-2018, Investasi Migas Baru Capai Separuh Target
"Realisasi lifting gas memang belum tercapai, tapi penyebabnya bukan dari hulu migas melainkan lebih dari sisi komersial," tutur Amien kepada media saat dijumpai dalam paparan kinerja SKK Migas, di Jakarta, Jumat (6/7/2018).
Adapun, penyebab ketidaksiapan sisi distribusi atau komersial, menurut Amien, faktornya bermacam-macam. Misalnya, belum adanya kesepakatan harga, atau manajemen pipa distribusi yang belum final, sehingga ada pipa jarak jauh yang tidak tersambung.
"Contohnya pipa dengan jarak maksimal 20 meter, tidak tersambung-sambung, waktu itu sudah kami datangi dan laporkan ke Pak Menteri (Menteri ESDM Ignasius Jonan)," ujar Amien.
Proyeksi yang belum sesuai target APBN juga digambarkan pada lifting minyak. Amien mengungkapkan, hal itu disebabkan faktor lapangan kilang minyak di Indonesia yang rata-rata merupakan lapangan tua yang kinerjanya decline.
Amien menilai, perlu dilakukan pengeboran baru agar kinerja tidak maksimal tersebut bisa tertutupi dengan produksi baru. Namun, pengeborannya belum 100% sehingga jumlahnya tidak sesuai target yang otomatis merembet pada kurangnya tambahan produksi.
"Nah untuk menjaga supaya keseluruhan tidak decline, dilakukan pengeboran-pengeboran baru, kalau tidak terlaksana semua, tambahan dari pengeboran baru tidak sepeti yang direncanakan, sehingga kalau dijumlah yang decline dengan yang tambahan, hasilnya banyak decline," terang Amien.
Sebagai informasi, APBN 2018 menargetkan lifting migas tahun ini mencapai 2 juta barel setara minyak (BOEPD). Namun, realisasi sampai Juni baru bisa mencapai 1,923 juta BOEPD atau 96% dari target.
Sementara itu, rata-rata lifting minyak semester I-2018 mencapai 771 ribu barel per hari, masih jauh dari target 800 ribu barel per hari, sedangkan lifting gas dari target 1,2 juta BOEPD hanya bisa mencapai 1,15 BOEPD.
(gus) Next Article Kuartal III-2018, Investasi Migas Baru Capai Separuh Target
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular