
Investasi Blok Eksplorasi Migas Mulai Naik, Capai Rp 11,6 T
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
06 July 2018 16:06

Jakarta, CNBC Indonesia- Meski masih terhitung rendah, investasi eksplorasi atau pencarian sumur migas baru terhitung naik dibanding tahun lalu.
Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) di semester I-2018, investasi wilayah kerja eksplorasi mencapai US$ 810 juta atau sekitar Rp 11,6 triliun. Angka ini naik 400% dibanding realisasi investasi 2017 yang hanya US$ 200 juta.
Investasi blok eksplorasi memang kerap merosot sejak 2012, angka investasi tinggi terakhir yang pernah dicapai RI adalah di 2011 sebesar US$ 2,1 miliar.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi memaparkan untuk eksplorasi memang masih menghadapi kendala. Dari 103 WK (wilayah kerja) eksplorasi, sebanyak 25 memasuki tahap terminasi. "Tidak bisa melanjutkan eksplorasinya," kata Amien di kantornya, Jumat (6/7/2018).
Namun, ia optimistis investasi blok eksplorasi bisa digenjot mulai tahun depan. Ini karena pemerintah sudah mengantongi total komitmen kerja pasti US$ 642,5 juta yang bisa digunakan untuk studi, seismic, dan juga pengeboran eksplorasi.
"Awal tahun depan kita bisa mendapatkan komitmen kerja pasti lebih dari US$ 1 miliar. Kalau itu bisa direalisasikan maka mulai tahun depan akan ada eksplorasi yang agresif," kata Amien. Dari eksplorasi ini, harapannya ke depan akan ada temuan ukuran besar dan menambah angka cadangan pasti migas Indonesia.
"Memang saat ini kurang menggembirakan, tapi tahun depan akan ada trend yang meningkat," lanjutnya.
Secara keseluruhan, pemerintah menargetkan investasi migas di 2018 US$ 14,3 miliar, sementara hingga Juni 2018 investasi yang terkumpul baru US$ 3,9 atau 27% dari target.
Data terakhir dari Kementerian ESDM cadangan minyak diperkirakan habis pada 2030, dengan asumsi produksi sebanyak 800 ribu barel per hari dan tidak ditemukannya lagi cadangan baru.
(gus) Next Article Asosiasi Migas Minta Penyederhanaan Izin Juga Dilakukan Pemda
Berdasar data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) di semester I-2018, investasi wilayah kerja eksplorasi mencapai US$ 810 juta atau sekitar Rp 11,6 triliun. Angka ini naik 400% dibanding realisasi investasi 2017 yang hanya US$ 200 juta.
Investasi blok eksplorasi memang kerap merosot sejak 2012, angka investasi tinggi terakhir yang pernah dicapai RI adalah di 2011 sebesar US$ 2,1 miliar.
Namun, ia optimistis investasi blok eksplorasi bisa digenjot mulai tahun depan. Ini karena pemerintah sudah mengantongi total komitmen kerja pasti US$ 642,5 juta yang bisa digunakan untuk studi, seismic, dan juga pengeboran eksplorasi.
"Awal tahun depan kita bisa mendapatkan komitmen kerja pasti lebih dari US$ 1 miliar. Kalau itu bisa direalisasikan maka mulai tahun depan akan ada eksplorasi yang agresif," kata Amien. Dari eksplorasi ini, harapannya ke depan akan ada temuan ukuran besar dan menambah angka cadangan pasti migas Indonesia.
"Memang saat ini kurang menggembirakan, tapi tahun depan akan ada trend yang meningkat," lanjutnya.
Secara keseluruhan, pemerintah menargetkan investasi migas di 2018 US$ 14,3 miliar, sementara hingga Juni 2018 investasi yang terkumpul baru US$ 3,9 atau 27% dari target.
Data terakhir dari Kementerian ESDM cadangan minyak diperkirakan habis pada 2030, dengan asumsi produksi sebanyak 800 ribu barel per hari dan tidak ditemukannya lagi cadangan baru.
(gus) Next Article Asosiasi Migas Minta Penyederhanaan Izin Juga Dilakukan Pemda
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular