
Kuartal III-2018, Investasi Migas Baru Capai Separuh Target
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
05 October 2018 16:28

Jakarta, CNBC Indonesia- Hingga kuartal III-2018, realisasi investasi migas Indonesia masih lesu. Menurut catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), investasi migas baru capai 56% dari target.
Pemerintah menargetkan investasi migas tahun ini bisa mencapai US$ 14,2 miliar, sementara yang terealisasi baru kisaran US$ 8 miliar. Perkiraannya, target tidak bisa dipenuhi hingga akhir tahun ini. "Outlook akhir tahun US$ 11,2 miliar atau 79%," ujar Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dalam paparan yang disebarluaskan ke wartawan, Jumat (5/10/2018).
Tidak hanya investasi yang meleset dari target, lifting juga bernasib serupa. Diperkirakan hingga akhir tahun lifting hanya bisa mencapai kisaran 96%-97% target APBN 2018 yang sebesar 2 juta barel setara minyak per hari.
Lesunya investasi migas ini bisa berdampak pada produksi migas RI di masa depan. Sebelumnya, Lembaga pemeringkat Moody's menilai Indonesia setidaknya butuh suntikan investasi sebesar Rp 2200 triliun jika ingin menyelamatkan industri migas yang produksinya kian merosot.
Moody's Investor Service menyebut nilai investasi ribuan triliun itu dibutuhkan sejak saat ini hingga 2025 mendatang untuk hulu migas yang produksinya terus turun, pembangunan infrastruktur gas, dan juga peningkatan kapasitas kilang untuk pemenuhan kebutuhan bbm dan petrolium.
"Kami juga yakin proporsi investasi Pertamina, selaku BUMN migas, akan naik dan juga produsen domestik lainnya di tengah moderatnya investor asing dan terus berkembangnya regulasi," kata Analis Moody's Rachel Chua melalui keterangan resminya, Senin (1/10/2018).
Asisten Wakil Presiden lembaga pemeringkat internasional tersebut juga mengatakan, sekitar 80% atau US$ 120 miliar dari investasi dihabiskan untuk eksplorasi dan produksi hulu, dan sisa US$ 30 miliar bisa dialokasikan untuk sektor hilir migas.
(gus/gus) Next Article Jelang Akhir Tahun, Lifting Migas RI Belum Capai Target
Pemerintah menargetkan investasi migas tahun ini bisa mencapai US$ 14,2 miliar, sementara yang terealisasi baru kisaran US$ 8 miliar. Perkiraannya, target tidak bisa dipenuhi hingga akhir tahun ini. "Outlook akhir tahun US$ 11,2 miliar atau 79%," ujar Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi dalam paparan yang disebarluaskan ke wartawan, Jumat (5/10/2018).
Lesunya investasi migas ini bisa berdampak pada produksi migas RI di masa depan. Sebelumnya, Lembaga pemeringkat Moody's menilai Indonesia setidaknya butuh suntikan investasi sebesar Rp 2200 triliun jika ingin menyelamatkan industri migas yang produksinya kian merosot.
Moody's Investor Service menyebut nilai investasi ribuan triliun itu dibutuhkan sejak saat ini hingga 2025 mendatang untuk hulu migas yang produksinya terus turun, pembangunan infrastruktur gas, dan juga peningkatan kapasitas kilang untuk pemenuhan kebutuhan bbm dan petrolium.
"Kami juga yakin proporsi investasi Pertamina, selaku BUMN migas, akan naik dan juga produsen domestik lainnya di tengah moderatnya investor asing dan terus berkembangnya regulasi," kata Analis Moody's Rachel Chua melalui keterangan resminya, Senin (1/10/2018).
Asisten Wakil Presiden lembaga pemeringkat internasional tersebut juga mengatakan, sekitar 80% atau US$ 120 miliar dari investasi dihabiskan untuk eksplorasi dan produksi hulu, dan sisa US$ 30 miliar bisa dialokasikan untuk sektor hilir migas.
(gus/gus) Next Article Jelang Akhir Tahun, Lifting Migas RI Belum Capai Target
Most Popular