
Internasional
Mendag AS: Terlalu Dini Bagi AS Mundur dari WTO
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 July 2018 11:00

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat ini terlalu dini untuk mengatakan bahwa tarif mobil yang dicetuskan Presiden Donald Trump akan diberlakukan, kata Menteri Perdagangan Wilbur Ross kepada CNBC International pada hari Senin (2/7/2018).
Ross juga mengatakan terlalu dini untuk mengatakan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Organisasi Perdagangan Dunia (Worl Trade Organization/WTO).
"Kami tidak merahasiakan pandangan kami bahwa ada beberapa reformasi yang diperlukan di WTO," kata Ross dalam wawancara dengan 'Squawk Box'.
"Benar-benar ada kebutuhan untuk memperbarui [atau] menyinkronkan kegiatannya, dan kita akan melihat ke mana itu mengarah. Tapi saya pikir masih terlalu dini untuk berbicara tentang menarik diri dari aturan perdagangan itu." Tambahnya.
Dilansir dari CNBC International, Axios melaporkan pemerintahan Trump telah menyusun RUU yang memungkinkan Gedung Putih untuk secara sepihak menaikkan tarif tanpa persetujuan kongres. Itu berarti ekonomi terbesar dunia tersebut akan bertindak di luar aturan WTO.
Ross telah berulang kali membela pendekatan agresif pemerintah pada tarif, mengatakan kebijakan itu akan menghalangi praktik perdagangan yang tidak adil dan Trump berjanji untuk di mengakhirinya.
Ross dikritik oleh Senat dari Partai Republik dan Demokrat akhir bulan lalu atas apa yang mereka sebut sebagai proses pemerintahan Trump yang membingungkan dan merusak karena memaksakan tarif.
Departemen Perdagangan di bawah Ross yang pertama kali direkomendasikan untuk memberlakukan tarif besar atau kuota pada produsen baja dan aluminium luar negeri pada bulan Februari untuk kepentingan keamanan nasional.
Sejak itu, tarif baja dan aluminium tersebut telah diberlakukan di banyak negara, termasuk sekutu AS seperti Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa, yang telah meluncurkan langkah-langkah balas dendam.
Tarif balasan baru dari Kanada telah diberlakukan selama akhir pekan, yaitu pada sekitar US$12,5 miliar produk AS.
Sementara itu, sang presiden mengancam akan menetapkan tarif impor di otomotif Eropa.
Namun jika tarif itu diberlakukan, AS bisa dikenai gelombang tarif pembalasan baru sebanyak US$300 miliar, menurut The Financial Times.
Administrasi Trump juga memberikan tekanan pada China di perdagangan kedepannya, dengan mengancam akan menetapkan tarif pada hari Jumat. Jika itu terjadi, China telah berjanji akan mengenakan tarif balasan pada AS.
(roy) Next Article Masih Berunding, Trump Ancam Kenakan Tarif 25% Pada Mobil UE
Ross juga mengatakan terlalu dini untuk mengatakan bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari Organisasi Perdagangan Dunia (Worl Trade Organization/WTO).
Dilansir dari CNBC International, Axios melaporkan pemerintahan Trump telah menyusun RUU yang memungkinkan Gedung Putih untuk secara sepihak menaikkan tarif tanpa persetujuan kongres. Itu berarti ekonomi terbesar dunia tersebut akan bertindak di luar aturan WTO.
Ross telah berulang kali membela pendekatan agresif pemerintah pada tarif, mengatakan kebijakan itu akan menghalangi praktik perdagangan yang tidak adil dan Trump berjanji untuk di mengakhirinya.
Ross dikritik oleh Senat dari Partai Republik dan Demokrat akhir bulan lalu atas apa yang mereka sebut sebagai proses pemerintahan Trump yang membingungkan dan merusak karena memaksakan tarif.
Departemen Perdagangan di bawah Ross yang pertama kali direkomendasikan untuk memberlakukan tarif besar atau kuota pada produsen baja dan aluminium luar negeri pada bulan Februari untuk kepentingan keamanan nasional.
Sejak itu, tarif baja dan aluminium tersebut telah diberlakukan di banyak negara, termasuk sekutu AS seperti Kanada, Meksiko, dan Uni Eropa, yang telah meluncurkan langkah-langkah balas dendam.
Tarif balasan baru dari Kanada telah diberlakukan selama akhir pekan, yaitu pada sekitar US$12,5 miliar produk AS.
Sementara itu, sang presiden mengancam akan menetapkan tarif impor di otomotif Eropa.
Namun jika tarif itu diberlakukan, AS bisa dikenai gelombang tarif pembalasan baru sebanyak US$300 miliar, menurut The Financial Times.
Administrasi Trump juga memberikan tekanan pada China di perdagangan kedepannya, dengan mengancam akan menetapkan tarif pada hari Jumat. Jika itu terjadi, China telah berjanji akan mengenakan tarif balasan pada AS.
(roy) Next Article Masih Berunding, Trump Ancam Kenakan Tarif 25% Pada Mobil UE
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular