
Internasional
Hyundai Sebut Tarif Tump Akan Rusak Hubungan AS-Korut
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
02 July 2018 15:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Pabrikan mobil asal Korea Selatan, Hyundai Motor, memperingatkan pemerintah Amerika Serikat (AS) bahwa pengenaan tarif atas kendaraan dari Korea Selatan (Korsel) hingga 25% akan melukai aliansi keamanan kedua negara terkait ambisi nuklir Korea Utara (Korut).
Bea masuk itu akan menaikkan biaya produksi di pabrik Hyundai AS sekitar 10% dan 'membahayakan' rencana investasi di negara itu, kata pabrikan mobil itu sembari menggemakan sentimen dari pembuat mobil global lainnya, seperti BMW.
Amerika Serikat pada bulan Mei meluncurkan penyelidikan apakah kendaraan impor menimbulkan ancaman keamanan nasional dan Presiden Donald Trump telah berulang kali mengancam akan memberlakukan tarif dengan cepat.
Tarif "akan menghancurkan Hyundai Motor," kata Hyundai dalam komentar kepada Departemen Perdagangan AS pada Jumat malam, menurut sebuah postingan di situs web pemerintah AS, dilansir dari CNBC International.
Hyundai juga mengatakan pembatasan perdagangan mobil "akan sangat melemahkan ekonomi Korea dan juga kemampuannya untuk memajukan kepentingan keamanan AS-Korea di kawasan ini."
"Meskipun pertemuan baru-baru ini antara kepemimpinan Amerika Serikat dan Korea Utara telah mengurangi ketegangan di kawasan itu, namun masih penting bagi Amerika Serikat dan Korea untuk bertindak bersama guna menyelesaikan masalah nuklir," katanya.
Sektor otomotif menyumbang 13% dari total ekspor Korea Selatan, ekonomi terbesar keempat Asia, pada tahun 2016.
Hyundai memproduksi hampir setengah dari kendaraan yang dijual di Amerika Serikat, sementara afiliasinya Kia menjual sekitar sepertiga dari mobil-mobilnya di AS.
Hyundai mengatakan produknya sangat terfokus pada sedan, yang berarti impornya tidak menjadi ancaman bagi produsen AS yang lebih berkonsentrasi pada SUV besar dan pickup.
Ia juga mengatakan Seoul pada dasarnya setuju untuk merevisi kesepakatan perdagangan bilateral dengan Washington dan menangani defisit perdagangan otomotif AS dengan Korea Selatan.
"Mengingat hasil ini, yang unik di antara negara-negara pengekspor otomotif utama, impor mobil dan komponen otomotif Korea tidak dapat menjadi ancaman bagi ekonomi AS atau keamanan nasional," kata Hyundai dalam komentarnya.
(prm) Next Article 4 Kali Tembakkan Rudal, Korut Ngajak Perang AS & Korsel?
Bea masuk itu akan menaikkan biaya produksi di pabrik Hyundai AS sekitar 10% dan 'membahayakan' rencana investasi di negara itu, kata pabrikan mobil itu sembari menggemakan sentimen dari pembuat mobil global lainnya, seperti BMW.
Amerika Serikat pada bulan Mei meluncurkan penyelidikan apakah kendaraan impor menimbulkan ancaman keamanan nasional dan Presiden Donald Trump telah berulang kali mengancam akan memberlakukan tarif dengan cepat.
Hyundai juga mengatakan pembatasan perdagangan mobil "akan sangat melemahkan ekonomi Korea dan juga kemampuannya untuk memajukan kepentingan keamanan AS-Korea di kawasan ini."
"Meskipun pertemuan baru-baru ini antara kepemimpinan Amerika Serikat dan Korea Utara telah mengurangi ketegangan di kawasan itu, namun masih penting bagi Amerika Serikat dan Korea untuk bertindak bersama guna menyelesaikan masalah nuklir," katanya.
Sektor otomotif menyumbang 13% dari total ekspor Korea Selatan, ekonomi terbesar keempat Asia, pada tahun 2016.
Hyundai memproduksi hampir setengah dari kendaraan yang dijual di Amerika Serikat, sementara afiliasinya Kia menjual sekitar sepertiga dari mobil-mobilnya di AS.
Hyundai mengatakan produknya sangat terfokus pada sedan, yang berarti impornya tidak menjadi ancaman bagi produsen AS yang lebih berkonsentrasi pada SUV besar dan pickup.
Ia juga mengatakan Seoul pada dasarnya setuju untuk merevisi kesepakatan perdagangan bilateral dengan Washington dan menangani defisit perdagangan otomotif AS dengan Korea Selatan.
"Mengingat hasil ini, yang unik di antara negara-negara pengekspor otomotif utama, impor mobil dan komponen otomotif Korea tidak dapat menjadi ancaman bagi ekonomi AS atau keamanan nasional," kata Hyundai dalam komentarnya.
(prm) Next Article 4 Kali Tembakkan Rudal, Korut Ngajak Perang AS & Korsel?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular