
Secara Atraktif, Mahasiswi RI Ajak Eropa Pahami Industri CPO
Raydion Subiantoro, CNBC Indonesia
27 June 2018 18:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia terus melawan kampanye negatif yang membidik minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
Dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Republik Indonesia Bern, Rabu (27/6/2018), perlawanan kampanye negatif kali ini dilakukan dengan pendekatan baru dalam memahami isu seputar industri sawit.
Nur Hasanah, Mahasiswi Doktor asal Indonesia di ETZ Zurich (Swiss), menggambarkan proses bisnis industri kelapa sawit di Indonesia melalui simulasi role play yang dikenalkan pada Latsis symposium 2018 "Scalling-up Forest Restoration" di ETH (Swiss Federal Institute of Technology).
Simulasi itu memberikan informasi proses bisnis dari berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat dan daerah, perusahaan sawit, lembaga swadaya masyarakat, petani dan kelompok tani sawit.
Seorang koordinator mengatur diskusi antarpihak dan menentukan skenario, terutama menyampaikan perkembangan faktor eksternal yang berada di luar kendali para pihak, seperti perubahan cuaca dan perkembangan harga sawit global.
Simulasi role play yang dijalankan mirip permainan monopoli yang masing-masing peserta memiliki modal untuk mencapai target tertentu.
Selama 1 jam dimainkan, simulasi berakhir dengan pemahaman para peserta atas pentingnya membangun visi yang sama dilandasi semangat saling menguntungkan para pihak.
Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad mengatakan simulasi ini dapat menunjukkan bahwa isu sawit bukan masalah sederhana yang hanya dapat dilihat dari satu sisi saja, karena tidak hanya terkait dengan kepentingan bisnis dan lingkungan hidup tetapi juga kepentingan pengentasan kemisknan.
Selain itu, lanjut dia, industri sawit juga merupakan sektor yang dapat meningkatkan pemberdayaan petani yang jumlahnya mencapai lebih dari 5 juta jiwa dan menyerap lapangan kerja tak langsung lebih dari 10 juta.
"Simulasi role play ini diharapkan mampu membuka mata, bahkan mengubah pandangan orang Eropa tentang isu sawit dengan perspektif yang lebih komprehensif," ujar Dubes Muliaman.
Sementara itu, pencipta simulasi Nur Hasanah mengatakan setiap pemangku kepentingan harus mengatur strategi bertahan hidup dengan sumber daya terbatas dan juga perlu mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan hidup.
Sawit merupakan isu strategis bagi Indonesia karena sektor ini memberikan sumbangan besar bagi perekonomian nasional melalui peningkatan nilai tambah, kinerja nilai ekspor, penyerapan tenaga kerja, pemerataan kesejahteraan masyarakat, dan kontribusi pada penerimaan negara.
(dob) Next Article CPO Dinilai Rusak Hutan, Belanda Minat Bantu Petani Sawit RI
Dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Republik Indonesia Bern, Rabu (27/6/2018), perlawanan kampanye negatif kali ini dilakukan dengan pendekatan baru dalam memahami isu seputar industri sawit.
Nur Hasanah, Mahasiswi Doktor asal Indonesia di ETZ Zurich (Swiss), menggambarkan proses bisnis industri kelapa sawit di Indonesia melalui simulasi role play yang dikenalkan pada Latsis symposium 2018 "Scalling-up Forest Restoration" di ETH (Swiss Federal Institute of Technology).
Seorang koordinator mengatur diskusi antarpihak dan menentukan skenario, terutama menyampaikan perkembangan faktor eksternal yang berada di luar kendali para pihak, seperti perubahan cuaca dan perkembangan harga sawit global.
Simulasi role play yang dijalankan mirip permainan monopoli yang masing-masing peserta memiliki modal untuk mencapai target tertentu.
Selama 1 jam dimainkan, simulasi berakhir dengan pemahaman para peserta atas pentingnya membangun visi yang sama dilandasi semangat saling menguntungkan para pihak.
Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman Hadad mengatakan simulasi ini dapat menunjukkan bahwa isu sawit bukan masalah sederhana yang hanya dapat dilihat dari satu sisi saja, karena tidak hanya terkait dengan kepentingan bisnis dan lingkungan hidup tetapi juga kepentingan pengentasan kemisknan.
Selain itu, lanjut dia, industri sawit juga merupakan sektor yang dapat meningkatkan pemberdayaan petani yang jumlahnya mencapai lebih dari 5 juta jiwa dan menyerap lapangan kerja tak langsung lebih dari 10 juta.
"Simulasi role play ini diharapkan mampu membuka mata, bahkan mengubah pandangan orang Eropa tentang isu sawit dengan perspektif yang lebih komprehensif," ujar Dubes Muliaman.
Sementara itu, pencipta simulasi Nur Hasanah mengatakan setiap pemangku kepentingan harus mengatur strategi bertahan hidup dengan sumber daya terbatas dan juga perlu mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan hidup.
Sawit merupakan isu strategis bagi Indonesia karena sektor ini memberikan sumbangan besar bagi perekonomian nasional melalui peningkatan nilai tambah, kinerja nilai ekspor, penyerapan tenaga kerja, pemerataan kesejahteraan masyarakat, dan kontribusi pada penerimaan negara.
(dob) Next Article CPO Dinilai Rusak Hutan, Belanda Minat Bantu Petani Sawit RI
Most Popular