Internasional

Larangan Menyetir Dihapus, Wanita Arab Rayakan Kebebasan Baru

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
25 June 2018 12:07
Penangkapan Aktivis
Foto: REUTERS/Ahmed Jadallah
Aktivis dan diplomat telah berspekulasi bahwa penangkapan lebih dari puluhan pendukung hak-hak perempuan selama sebulan terakhir ditujukan untuk menenangkan elemen konservatif atau mengirim pesan kepada aktivis untuk tidak mendorong tuntutan terlalu jauh.

Upaya modernisasi putra mahkota telah memenangkan pujian di dalam dan luar negeri, tetapi ia juga memprovokasi ketidaknyamanan dengan pembersihan anti-korupsi tahun lalu, ketika sejumlah bangsawan dan pengusaha terkenal ditahan di Hotel Ritz-Carlton di Riyadh.

Sebagian besar dari tawanan dibebaskan setelah mencapai kesepakatan dengan pemerintah. Investor miliarder, Pangeran Alwaleed bin Talal, yang ditahan di Ritz selama tiga bulan dan merupakan orang yang mendukung wanita mengemudi, mempostong video putrinya mengemudi di Twitter.

"Arab Saudi baru saja memasuki abad ke-21," katanya kepada cucunya di kursi belakang dalam video itu. "Terima kasih kepada Raja Salman atas pencapaian ini."

Meski larangan mengemudi telah berakhir, namun Arab Saudi tetap menjadi salah satu negara paling ketat bagi perempuan, yang membutuhkan izin dari wali laki-laki yang diamanatkan secara hukum untuk keputusan penting, seperti perjalanan ke luar negeri dan pernikahan.

Amnesty International mengatakan mencabut larangan itu adalah "langkah kecil ke arah yang benar," tetapi menyerukan untuk mengakhiri praktik lain yang mendiskriminasi perempuan.


Aktivis telah mulai berkampanye untuk mengakhiri sistem perwalian, yang telah terkikis perlahan-lahan selama bertahun-tahun. Pangeran Muhammad, dalam sebuah wawancara awal tahun ini menyatakan bahwa ia percaya pria dan wanita adalah sama.

Namun aktivis veteran Arab, Hala Aldosari, mengatakan perempuan tetap menjadi warga kelas dua dan mengkritik "pendekatan sedikit demi sedikit" putra mahkota sebagai jalan untuk melayani kepentingan elit dengan mengorbankan perempuan dari keluarga yang lebih ketat.

"Yang paling buruk adalah jika reformasi berskala kecil ini, dan pembungkaman kaum feminis, memperlambat momentum untuk mendorong rezim Saudi membuat perubahan yang lebih berarti," tulisnya di sebuah surat kabar AS. (prm)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular