
Internasional
Arab Akan Pangkas Defisit Anggaran Rp 129,6 T di 2018
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
02 May 2018 17:35

Riyadh, CNBC Indonesia - Arab Saudi berencana untuk memangkas defisit anggaran hingga 7% terhadap produk domestik bruto (PDB) tahun ini, kata Menteri Keuangan Saudi Mohammed al-Jadaan hari Rabu (2/5/2018) yang dikutip oleh Reuters.
Saat berbicara di sebuah konferensi di Riyadh, dia juga mengatakan laporan fiskal di kuartal pertama menunjukkan perkembangan signifikan dalam pertumbuhan pemasukan non-minyak dan peningkatan efisiensi belanja kerajaan setelah perekonomiannya mengalami gejolak tahun lalu.
Arab Saudi memproyeksikan defisit anggaran senilai 195 miliar riyal (US$52 miliar atau setara dengan Rp 725,3 triliun) di tahun 2018, atau 7,3% terhadap PDB. Jumlah tersebut turun sekitar 35 miliar riyal (US$9,3 miliar atau Rp 129,6 triliun) dari 230 miliar riyal tahun lalu.
Arab Saudi memang berencana untuk menyeimbangkan anggaran di tahun 2023.
"Kinerja anggaran di kuartal pertama tahun ini mengonfirmasi bahwa kita tegas bergerak meraih target makroekonomi," kata Jadaan, melansir Reuters.
"Indikator-indikatornya mencerminkan perkembangan signifikan dalam target keseimbangan fiskal, khususnya dalam meraih pertumbuhan pendapatan non-minyak yang nyata dan semakin memperkuat efisiensi belanja."
Jadaan mengatakan total penghematan belanja selama kuartal pertama mencapai 12 miliar riyal.
Sebelumnya di bulan Desember, Kementerian Keuangan mengharapkan peningkatan belanja mencapai 978 miliar riyal di tahun 2018, naik dari realisasi belanja senilai 926 miliar riyal di tahun 2017.
Rencana anggaran di tahun 2017 sendiri mengestimasi belanja sebesar 890 miliar riyal.
Arab Saudi, pengekspor minyak nomor satu di dunia, tidak mengungkapkan asumsi harga minyak di balik anggarannya.
Namun, seorang pejabat Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengatakan kepada Reuters bahwa negara Teluk itu memerlukan harga minyak di sekitaran US$85 sampai US$87 per barel tahun ini untuk menyeimbangkan anggaran negaranya.
(prm) Next Article BPK: Defisit APBNP 2017 Capai Rp 340 Triliun
Saat berbicara di sebuah konferensi di Riyadh, dia juga mengatakan laporan fiskal di kuartal pertama menunjukkan perkembangan signifikan dalam pertumbuhan pemasukan non-minyak dan peningkatan efisiensi belanja kerajaan setelah perekonomiannya mengalami gejolak tahun lalu.
Arab Saudi memproyeksikan defisit anggaran senilai 195 miliar riyal (US$52 miliar atau setara dengan Rp 725,3 triliun) di tahun 2018, atau 7,3% terhadap PDB. Jumlah tersebut turun sekitar 35 miliar riyal (US$9,3 miliar atau Rp 129,6 triliun) dari 230 miliar riyal tahun lalu.
"Kinerja anggaran di kuartal pertama tahun ini mengonfirmasi bahwa kita tegas bergerak meraih target makroekonomi," kata Jadaan, melansir Reuters.
"Indikator-indikatornya mencerminkan perkembangan signifikan dalam target keseimbangan fiskal, khususnya dalam meraih pertumbuhan pendapatan non-minyak yang nyata dan semakin memperkuat efisiensi belanja."
Jadaan mengatakan total penghematan belanja selama kuartal pertama mencapai 12 miliar riyal.
Sebelumnya di bulan Desember, Kementerian Keuangan mengharapkan peningkatan belanja mencapai 978 miliar riyal di tahun 2018, naik dari realisasi belanja senilai 926 miliar riyal di tahun 2017.
Rencana anggaran di tahun 2017 sendiri mengestimasi belanja sebesar 890 miliar riyal.
Arab Saudi, pengekspor minyak nomor satu di dunia, tidak mengungkapkan asumsi harga minyak di balik anggarannya.
Namun, seorang pejabat Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengatakan kepada Reuters bahwa negara Teluk itu memerlukan harga minyak di sekitaran US$85 sampai US$87 per barel tahun ini untuk menyeimbangkan anggaran negaranya.
(prm) Next Article BPK: Defisit APBNP 2017 Capai Rp 340 Triliun
Most Popular