
Investor Mulai Lirik Pengembangan Terminal 4 Bandara Soetta
Samuel Pablo, CNBC Indonesia
23 June 2018 17:17

Tangerang, CNBC Indonesia - Dalam kunjungan ke Bandara Soekarno-Hatta Kamis (21/6/2018) kemarin, Presiden Jokowi mengatakan Terminal 4 harus dibangun untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pesawat yang diperkirakan mencapai 100 juta penumpang pada tahun 2025.
Seperti diketahui, sejumlah investor swasta tertarik ikut terlibat dalam pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta. Maskapai berbiaya murah (low-cost carrier) Air Asia merupakan satu-satunya pihak yang sejauh ini secara terbuka telah menunjukkan minatnya.
Angkasa Pura II memperkirakan pembangunan Terminal 4 Soetta akan membutuhkan biaya sekitar Rp 11 triliun.
Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, sudah cukup banyak pihak yang menyampaikan ketertarikannya untuk ikut membangun Terminal 4 Bandara Soetta. Bahkan, pihaknya hingga kini telah menerima kurang lebih lima letter of intent (LoI) dari beberapa perusahaan, meliputi maskapai (airline operator), operator bandara (airport operator) dan perusahaan konstruksi.
Kendati demikian, Awaluddin enggan merinci identitas dari perusahaan-perusahaan tersebut. Menurutnya, Angkasa Pura II kini masih fokus untuk menyelesaikan tiga studi desain terminal yang diharapkan selesai sebelum memulai proses tender dan penyiapan lahan di akhir tahun depan.
"Jadi cukup banyak berminat, termasuk yang sudah memberikan letter of intent ada dari airline operator, airport operator, dan construction company. Seperti yang disampaikan Presiden, polanya diarahkan B2B [kerjasama antar badan usaha] dan peran pemerintah diminimalkan. Kami lihat peluang itu terbuka, apakah kami lakukan kerja sama strategis dengan swasta atau tidak [nanti kita putuskan] setelah desain selesai. Tapi minat ini boleh saja, kita diskusi dengan mereka apa yang mereka usulkan kalau minat bergabung," kata Awaluddin kepada CNBC Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (23/6/2018).
Dia menambahkan, opsi membangun Terminal 4 sebagai low-cost carrier (LCC) terminal atau full airlines/cost terminal tergantung pada hasil desain nanti, termasuk penataan Terminal 1, 2, dan 3.
Ketiga studi desain terminal yang dimaksud Awaluddin terdiri atas penyelesaian conceptual design dan revisi basic design yang ditargetkan selesai di awal tahun depan. Setelah itu, pihaknya akan masuk ke detail engineering design yang ditargetkan selesai secepatnya pada kuartal III 2019.
"Setelah itu, kita bisa masuk ke tender dan penyiapan lahan. Kalau bisa lancar mudah-mudahan pada semester I 2020 kita bisa masuk persiapan pembangunan Terminal 4," ujarnya.
Terkait pembiayaan, Awaluddin mengaku belum merencanakan pembiayaan khusus, termasuk apakah pola pembiayaannya berupa kerja sama strategis (strategic partnership) atau mandiri (self-financing). Seluruhnya baru akan dikaji sesudah desain selesai.
"Kalau pun nanti self-financing, saya kira likuiditas perusahaan mampu, karena sampai hari ini DER (debt/equity ratio) Angkasa Pura II belum sampai 0,5, sehingga ruang pembiayaan masih luas. Untuk pola pembiayaan pun kami sedang melirik beberapa alternatif. Kita sudah pernah merilis bonds dan obligasi, apakah kami akan rilis lagi atau pembiayaan yang lain? Kita sedang lihat," pungkasnya.
(dru) Next Article Ada 3 Juta Orang Mudik Via Soetta Selama Lebaran
Seperti diketahui, sejumlah investor swasta tertarik ikut terlibat dalam pembangunan Terminal 4 Bandara Soekarno-Hatta. Maskapai berbiaya murah (low-cost carrier) Air Asia merupakan satu-satunya pihak yang sejauh ini secara terbuka telah menunjukkan minatnya.
Angkasa Pura II memperkirakan pembangunan Terminal 4 Soetta akan membutuhkan biaya sekitar Rp 11 triliun.
Kendati demikian, Awaluddin enggan merinci identitas dari perusahaan-perusahaan tersebut. Menurutnya, Angkasa Pura II kini masih fokus untuk menyelesaikan tiga studi desain terminal yang diharapkan selesai sebelum memulai proses tender dan penyiapan lahan di akhir tahun depan.
"Jadi cukup banyak berminat, termasuk yang sudah memberikan letter of intent ada dari airline operator, airport operator, dan construction company. Seperti yang disampaikan Presiden, polanya diarahkan B2B [kerjasama antar badan usaha] dan peran pemerintah diminimalkan. Kami lihat peluang itu terbuka, apakah kami lakukan kerja sama strategis dengan swasta atau tidak [nanti kita putuskan] setelah desain selesai. Tapi minat ini boleh saja, kita diskusi dengan mereka apa yang mereka usulkan kalau minat bergabung," kata Awaluddin kepada CNBC Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (23/6/2018).
Dia menambahkan, opsi membangun Terminal 4 sebagai low-cost carrier (LCC) terminal atau full airlines/cost terminal tergantung pada hasil desain nanti, termasuk penataan Terminal 1, 2, dan 3.
"Setelah itu, kita bisa masuk ke tender dan penyiapan lahan. Kalau bisa lancar mudah-mudahan pada semester I 2020 kita bisa masuk persiapan pembangunan Terminal 4," ujarnya.
Terkait pembiayaan, Awaluddin mengaku belum merencanakan pembiayaan khusus, termasuk apakah pola pembiayaannya berupa kerja sama strategis (strategic partnership) atau mandiri (self-financing). Seluruhnya baru akan dikaji sesudah desain selesai.
"Kalau pun nanti self-financing, saya kira likuiditas perusahaan mampu, karena sampai hari ini DER (debt/equity ratio) Angkasa Pura II belum sampai 0,5, sehingga ruang pembiayaan masih luas. Untuk pola pembiayaan pun kami sedang melirik beberapa alternatif. Kita sudah pernah merilis bonds dan obligasi, apakah kami akan rilis lagi atau pembiayaan yang lain? Kita sedang lihat," pungkasnya.
(dru) Next Article Ada 3 Juta Orang Mudik Via Soetta Selama Lebaran
Most Popular