Internasional

Rangkaian Kejadian Penyebab Perang Dagang AS-China

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
20 June 2018 16:20
Perang dagang kembali membara
Foto: REUTERS/Aly Song
4 Juni 2018: Wilbur Ross mengakhiri pertemuan di Beijing tanpa perjanjian khusus tentang perdagangan. Kedua pihak berbicara secara umum tentang mengurangi defisit AS dengan meningkatkan pasokan produk pertanian dan energi ke China, menurut pernyataan Gedung Putih.

Beijing bersedia meningkatkan impor dari AS dan negara-negara lain, tetapi semua hasil negosiasi perdagangan tidak akan berlaku jika AS memberlakukan tarif, menurut pernyataan dari pihak China yang diterbitkan oleh surat kabar Xinhua yang dikelola negara.

6 Juni 2018: Perwakilan China mengusulkan proposal paket senilai hampir US$70 miliar dalam pembelian tahun pertama, jika administrasi Trump batal menerapkan tarif, The Wall Street Journal melaporkan, mengutip sumber. Proposal itu termasuk peningkatan pembelian kedelai, jagung, gas alam, minyak mentah dan batu bara China.

7 Juni 2018: ZTE menyelesaikan masalahnya dengan AS, membayar hingga US$1,4 miliar karena melanggar perjanjian Maret 2017. Hingga pembayaran dilakukan, perusahaan peralatan telekomunikasi China tetap dilarang membeli komponen dari perusahaan AS.

12 Juni 2018: Saham ZTE anjlok lebih dari 40% di bursa Hong Kong setelah diperdagangankn kembali setelah berhenti hampir dua bulan.

15 Juni 2018: Kantor Perwakilan Perdagangan AS merilis daftar 1.102 barang impor China senilai sekitar US$50 miliar. Tarif 25% untuk 818 barang-barang ini, senilai sekitar US$34 miliar, akan berlaku mulai 6 Juli. 

284 produk lainnya, bernilai sekitar US$16 miliar, akan menjalani proses uji publik sebelum keputusan akhir untuk menetapkannya. 

China menanggapi dengan membuat daftar 545 impor AS senilai kira-kira US$34 miliar yang akan dikenakan tarif 25% mulai 6 Juli. Produk-produk ini termasuk kacang kedelai, kendaraan listrik, berbagai kendaraan listrik hibrida dan berbagai makanan laut. Pesawat tidak ada dalam daftar.

Beijing juga mengatakan akan memberlakukan tarif tambahan pada 114 barang AS termasuk alat pencitraan resonansi minyak, dan diesel dan magnetik. Secara keseluruhan, kedua daftar tersebut mencakup 659 barang AS, senilai US$50 miliar.

18 Juni 2018: Senat AS meloloskan RUU pendanaan militer dengan ketentuan yang memberlakukan kembali larangan pembelian komponen ZTE dari perusahaan AS. Versi RUU Dewan Perwakilan Rakyat, yang disahkan pada bulan Mei, tidak termasuk ketentuan ZTE. Saat sebuah komite tengah menyelesaikan perbedaan, Gedung Putih masih bisa mendorong perubahan.

Di malam hari, Trump mengatakan dia telah mengarahkan Perwakilan Perdagangan AS untuk mengidentifikasi barang-barang China senilai US$200 milyar untuk dikenakan tarif tambahan 10%. Tarif ini akan berlaku jika China tidak mengubah praktiknya dan menerapkan tarif yang diumumkannya, menurut pernyataan di situs Gedung Putih. 

Kementerian Perdagangan China mengatakan AS 'telah memulai perang dagang' dan China akan melindungi kepentingannya.



(roy)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular