
Bersaing dengan Pertamina di Blok Rokan, Ini Jawaban Chevron
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
13 June 2018 11:31

Jakarta, CNBC Indinesia- Meski sudah hampir separuh abad memompa minyak dari blok minyak tersubur di RI, yakni blok Rokan, Chevron Indonesia mengaku masih menaruh minat besar untuk mengelola blok tersebut.
Senior Vice President Policy Government & Public Affairs Yanto Sianipar mengatakan pengelolaan Blok Rokan membutuhkan investasi dalam jumlah besar serta kemampuan pengelolaan yang mumpuni. Dia mengakui, Blok Rokan merupakan sebuah aset strategis yang butuh pengelolaan dengan upaya kerja sebaik mungkin.
"Blok Rokan merupakan aset tua dengan kompleksitas tinggi dan memerlukan investasi yang signifikan, pengalaman operasi yang luas, serta kemampuan teknis dalam mengelola Enhanced Oil Recovery," terang Yanto kepada CNBC Indonesia, Rabu (13/6/2018).
Secara tidak langsung, Ia mengingatkan, dengan tingkat kompleksitas tinggi ini diperlukan kontraktor migas yang handal dan memiliki pengalaman untuk mengelola blok Rokan.
Tetapi, niat Chevron untuk masuk ke blok ini tak semulus yang direncanakan. Belakangan, ramai diberitakan bahwa Pertamina sebagai perusahaan migas milik negara juga sedang mengincar blok Rokan untuk meningkatkan kontribusi minyak mereka di level nasional.
Langkah Pertamina hingga saat ini diketahui baru sekadar meminta data blok tersebut ke pemerintah dan mempelajarinya. Tapi yang pasti, jika Pertamina jadi mengambil alih blok Rokan dari Chevron, dipastikan posisi pelat merah ini sebagai kontributor minyak bakal melesat ke nomor wahid.
Saat ini, posisi kontributor minyak terbesar di RI masih dikuasai oleh produsen migas asing seperti Chevron dan Exxon.
Meski bersaing dengan Pertamina, posisi Chevron untuk mempertahankan blok Rokan sebenarnya masih lebih unggul karena hadinya Permen ESDM Nomor 23 Tahun 2018 yang diterbitkan kementerian. Menurut aturan ini, kontraktor eksisting menjadi prioritas dalam pengelolaan blok migas yang habis masa kontrak.
Keputusan ini, kata Yanto, dihargai betul oleh Chevron. Yanto mengaku pihaknya menghormati hak dan wewenang penuh pemerintah dalam memutuskan masa depan pengelolaan blok migas di Indonesia, termasuk Rokan.
"Kami menghormati hak dan wewenang Pemerintah dalam memutuskan masa depan pengelolaan Blok Rokan," tutur Yanto.
Lebih lanjut, dia menyatakan sangat menghargai kemitraan jangka panjang yang telah terjalin antara Chevron dengan masyarakat dan Pemerintah Indonesia. Maka dari itu, perusahaan asal Amerika Serikat itu masih berminat dalam mengelola Blok Rokan dan yakin punya pengalaman yang mumpuni di blok tersebut.
"Kami percaya bahwa dengan pengalaman mengoperasikan Blok Rokan selama ini, kami akan terus dapat memberikan kontribusi nilai tambah untuk membantu Indonesia mengoptimalkan produksi minyak dari aset strategis ini," ujar Yanto.
(gus) Next Article Geser Chevron, Pertamina Bongkar Pipa-pipa Tua Blok Rokan
Senior Vice President Policy Government & Public Affairs Yanto Sianipar mengatakan pengelolaan Blok Rokan membutuhkan investasi dalam jumlah besar serta kemampuan pengelolaan yang mumpuni. Dia mengakui, Blok Rokan merupakan sebuah aset strategis yang butuh pengelolaan dengan upaya kerja sebaik mungkin.
Secara tidak langsung, Ia mengingatkan, dengan tingkat kompleksitas tinggi ini diperlukan kontraktor migas yang handal dan memiliki pengalaman untuk mengelola blok Rokan.
Tetapi, niat Chevron untuk masuk ke blok ini tak semulus yang direncanakan. Belakangan, ramai diberitakan bahwa Pertamina sebagai perusahaan migas milik negara juga sedang mengincar blok Rokan untuk meningkatkan kontribusi minyak mereka di level nasional.
Langkah Pertamina hingga saat ini diketahui baru sekadar meminta data blok tersebut ke pemerintah dan mempelajarinya. Tapi yang pasti, jika Pertamina jadi mengambil alih blok Rokan dari Chevron, dipastikan posisi pelat merah ini sebagai kontributor minyak bakal melesat ke nomor wahid.
Saat ini, posisi kontributor minyak terbesar di RI masih dikuasai oleh produsen migas asing seperti Chevron dan Exxon.
Meski bersaing dengan Pertamina, posisi Chevron untuk mempertahankan blok Rokan sebenarnya masih lebih unggul karena hadinya Permen ESDM Nomor 23 Tahun 2018 yang diterbitkan kementerian. Menurut aturan ini, kontraktor eksisting menjadi prioritas dalam pengelolaan blok migas yang habis masa kontrak.
Keputusan ini, kata Yanto, dihargai betul oleh Chevron. Yanto mengaku pihaknya menghormati hak dan wewenang penuh pemerintah dalam memutuskan masa depan pengelolaan blok migas di Indonesia, termasuk Rokan.
"Kami menghormati hak dan wewenang Pemerintah dalam memutuskan masa depan pengelolaan Blok Rokan," tutur Yanto.
Lebih lanjut, dia menyatakan sangat menghargai kemitraan jangka panjang yang telah terjalin antara Chevron dengan masyarakat dan Pemerintah Indonesia. Maka dari itu, perusahaan asal Amerika Serikat itu masih berminat dalam mengelola Blok Rokan dan yakin punya pengalaman yang mumpuni di blok tersebut.
"Kami percaya bahwa dengan pengalaman mengoperasikan Blok Rokan selama ini, kami akan terus dapat memberikan kontribusi nilai tambah untuk membantu Indonesia mengoptimalkan produksi minyak dari aset strategis ini," ujar Yanto.
(gus) Next Article Geser Chevron, Pertamina Bongkar Pipa-pipa Tua Blok Rokan
Most Popular