
Internasional
Jepang-AS Akan Kembali Diskusikan Perjanjian Dagang di Juli
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
08 June 2018 13:48

Washington, CNBC Indonesia - Jepang dan Amerika Serikat (AS) berupaya untuk mengadakan diskusi dagang bilateral pertama mereka di bawah kerangka kerja baru di bulan Juli, kata Menteri Luar Negeri Jepang, menandakan Washington kemungkinan akan semakin menekan Tokyo untuk membuka pasarnya.
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sepakat di bulan April untuk merencanakan kerangka kerja baru yang fokus pada perdagangan bilateral, dipimpin oleh Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Perekonomian Jepang Toshimitsu Motegi.
Pada pertemuan tingkat tinggi mereka di Washington hari Kamis (7/6/2018), kedua pemimpin tersebut sepakat untuk melakukan persiapan mengadakan pertemuan perdana Lighthizer-Motegi di bulan Juli, kata pihak kementerian dalam pernyataan resmi yang dikutip CNBC International.
Para analis mengatakan kerangka kerja baru itu bisa membuat Jepang langsung berada di bawah tekanan AS untuk memulai perbincangan kesepakatan perdagangan bebas bilateral.
Jepang sendiri berhati-hati untuk memulai perbincangan semacam itu karena dapat membuat mereka ditekan agar membuka pasar yang sensitif secara politik, misalnya pertanian.
Para pembuat kebijakan di Tokyo juga mengkhawatirkan ancaman Trump untuk menerapkan tarif terhadap mobil Jepang. Langkah tersebut ditakutkan akan lebih merugikan perekonomian ketimbang tarif logam karena pentingnya pasar AS.
Sebagai tanda dari kejengkelan Jepang, Menteri Keuangan Taro Aso menggunakan bahasa yang cukup kasar untuk mengkritisi kebijakan dagang Trump di perkumpulan menteri keuangan Group of Seven (G7) pekan lalu.
"[Kebijakan] itu patut disesali," kata Aso kepada para reporter. "Kebijakan yang berorientasi ke dalam negeri itu melibatkan langkah sepihak dan proteksionis yang tidak menguntungkan satu negara pun," katanya.
(prm) Next Article Meski Enggan, Jepang Mulai Bahas Perjanjian Dagang dengan AS
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe sepakat di bulan April untuk merencanakan kerangka kerja baru yang fokus pada perdagangan bilateral, dipimpin oleh Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Perekonomian Jepang Toshimitsu Motegi.
Pada pertemuan tingkat tinggi mereka di Washington hari Kamis (7/6/2018), kedua pemimpin tersebut sepakat untuk melakukan persiapan mengadakan pertemuan perdana Lighthizer-Motegi di bulan Juli, kata pihak kementerian dalam pernyataan resmi yang dikutip CNBC International.
Jepang sendiri berhati-hati untuk memulai perbincangan semacam itu karena dapat membuat mereka ditekan agar membuka pasar yang sensitif secara politik, misalnya pertanian.
Para pembuat kebijakan di Tokyo juga mengkhawatirkan ancaman Trump untuk menerapkan tarif terhadap mobil Jepang. Langkah tersebut ditakutkan akan lebih merugikan perekonomian ketimbang tarif logam karena pentingnya pasar AS.
Sebagai tanda dari kejengkelan Jepang, Menteri Keuangan Taro Aso menggunakan bahasa yang cukup kasar untuk mengkritisi kebijakan dagang Trump di perkumpulan menteri keuangan Group of Seven (G7) pekan lalu.
"[Kebijakan] itu patut disesali," kata Aso kepada para reporter. "Kebijakan yang berorientasi ke dalam negeri itu melibatkan langkah sepihak dan proteksionis yang tidak menguntungkan satu negara pun," katanya.
(prm) Next Article Meski Enggan, Jepang Mulai Bahas Perjanjian Dagang dengan AS
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular