
Internasional
Jelang KTT G7, Trump dan Sekutunya Saling Serang
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
08 June 2018 13:10

Abe bukan satu-satunya pemimpin dunia yang mencoba mengambil hati Trump dan gagal mendapatkan konsesi dari pemimpin AS itu. Macron, yang tampaknya telah membangun hubungan yang hangat dengan Trump, mengatakan para pemimpin "G6" tidak akan memicu pertikaian di pertemuan itu.
"Di lingkungan ini, yang utama adalah kita harus selalu sopan, tetap produktif, dan berusaha meyakinkan (mereka) untuk membuat Amerika Serikat tetap bergabung karena mereka sekutu historis kita dan kita membutuhkan mereka," kata Macron pada konferensi pers dengan Trudeau di Ottawa.
Presiden AS juga memiliki hubungan yang dingin dengan Trudeau, tuan rumah KTT. Permohonan oleh negara-negara anggota lain untuk pengecualian dari tarif baja dan aluminium AS, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juni, tidak dipedulikan Trump.
Pemimpin Kanada itu juga terlibat dalam perselisihan dengan Washington mengenai negosiasi untuk mengubah Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (North America Free Trade Agreement / NAFTA) yang hampir berusia 25 tahun.
Tetapi Macron menekankan bahwa Amerika Serikat bukan lagi satu-satunya negara adidaya ekonomi dunia dan mendesak negara-negara industri lain untuk tetap bersama.
Permohonannya untuk persatuan mungkin gagal, bahkan di dalam Uni Eropa. Jerman telah mengisyaratkan akan berkompromi soal perdagangan dengan Amerika Serikat karena takut memicu memanasnya ketegangan atas tarif impor mobil yang akan melibatkan perusahaan, seperti BMW dan Mercedes.
Selain itu, Eropa menghadapi tantangan ekonomi dan politik domestik yang ditimbulkan oleh unilateralisme Trump.
Satu sumber yang mengetahui hal tersebut mengatakan Italia ingin "menciptakan ruang sebanyak mungkin untuk melanjutkan dialog dengan AS," menambahkan bahwa Perdana Menteri Italia yang baru, Guiseppe Conte, seorang pemula politik, akan tiba di Kanada dengan penuh kehati-hatian karena dia "harus melihat dinamika grup itu."
Jepang juga diperkirakan akan mengambil pendekatan yang tidak terlalu konfrontatif. Perdana Menteri Inggris Theresa May mendesak Uni Eropa untuk tetap pada peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/ WTO) dan untuk memastikan bahwa setiap respons terhadap tarif sebanding.
Selain mengesampingkan lobi dan permohonan, Trump telah melanjutkan menerapkan tarifnya serta menarik AS dari kesepakatan iklim Paris. Diplomasi yang intens dari Eropa untuk menyelamatkan perjanjian nuklir internasional dengan Iran juga gagal.
Trump juga mengatakan kepada China, ekonomi terbesar kedua di dunia, untuk memotong surplus perdagangan besar-besaran dengan Amerika Serikat. Washington telah mengancam menerapkan tarif di impor barang-barang China kecuali Beijing berhenti mencuri kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan Amerika.
Secara ekonomi, Eropa mungkin lebih terancam jika Trump benar-benar menerapkan tarif.
Pemulihannya dari krisis keuangan tahun 2008-2009 jauh lebih lambat dibandingkan dengan di Amerika Serikat di mana Federal Reserve berada di titik puncak kenaikan suku bunga baru, sementara Bank Sentral Eropa masih menggunakan langkah-langkah era krisis.
Pasar keuangan di seluruh dunia digempur oleh ancaman perdagangan Trump. Meski mulai pulih, tetapi mereka masih rentan. Selain itu pemerintah baru Italia juga berisiko.
Trump mungkin tidak terlalu khawatir akan perang dagang jika dibandingkan dengan Eropa dan Jepang yang pertumbuhannya lambat karena adanya kerugian ekonomi jika 'G6' kembali dikenakan tarif. (prm)
"Di lingkungan ini, yang utama adalah kita harus selalu sopan, tetap produktif, dan berusaha meyakinkan (mereka) untuk membuat Amerika Serikat tetap bergabung karena mereka sekutu historis kita dan kita membutuhkan mereka," kata Macron pada konferensi pers dengan Trudeau di Ottawa.
Presiden AS juga memiliki hubungan yang dingin dengan Trudeau, tuan rumah KTT. Permohonan oleh negara-negara anggota lain untuk pengecualian dari tarif baja dan aluminium AS, yang mulai berlaku pada tanggal 1 Juni, tidak dipedulikan Trump.
Tetapi Macron menekankan bahwa Amerika Serikat bukan lagi satu-satunya negara adidaya ekonomi dunia dan mendesak negara-negara industri lain untuk tetap bersama.
Permohonannya untuk persatuan mungkin gagal, bahkan di dalam Uni Eropa. Jerman telah mengisyaratkan akan berkompromi soal perdagangan dengan Amerika Serikat karena takut memicu memanasnya ketegangan atas tarif impor mobil yang akan melibatkan perusahaan, seperti BMW dan Mercedes.
Selain itu, Eropa menghadapi tantangan ekonomi dan politik domestik yang ditimbulkan oleh unilateralisme Trump.
Satu sumber yang mengetahui hal tersebut mengatakan Italia ingin "menciptakan ruang sebanyak mungkin untuk melanjutkan dialog dengan AS," menambahkan bahwa Perdana Menteri Italia yang baru, Guiseppe Conte, seorang pemula politik, akan tiba di Kanada dengan penuh kehati-hatian karena dia "harus melihat dinamika grup itu."
Jepang juga diperkirakan akan mengambil pendekatan yang tidak terlalu konfrontatif. Perdana Menteri Inggris Theresa May mendesak Uni Eropa untuk tetap pada peraturan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/ WTO) dan untuk memastikan bahwa setiap respons terhadap tarif sebanding.
Selain mengesampingkan lobi dan permohonan, Trump telah melanjutkan menerapkan tarifnya serta menarik AS dari kesepakatan iklim Paris. Diplomasi yang intens dari Eropa untuk menyelamatkan perjanjian nuklir internasional dengan Iran juga gagal.
Trump juga mengatakan kepada China, ekonomi terbesar kedua di dunia, untuk memotong surplus perdagangan besar-besaran dengan Amerika Serikat. Washington telah mengancam menerapkan tarif di impor barang-barang China kecuali Beijing berhenti mencuri kekayaan intelektual perusahaan-perusahaan Amerika.
Secara ekonomi, Eropa mungkin lebih terancam jika Trump benar-benar menerapkan tarif.
Pemulihannya dari krisis keuangan tahun 2008-2009 jauh lebih lambat dibandingkan dengan di Amerika Serikat di mana Federal Reserve berada di titik puncak kenaikan suku bunga baru, sementara Bank Sentral Eropa masih menggunakan langkah-langkah era krisis.
Pasar keuangan di seluruh dunia digempur oleh ancaman perdagangan Trump. Meski mulai pulih, tetapi mereka masih rentan. Selain itu pemerintah baru Italia juga berisiko.
Trump mungkin tidak terlalu khawatir akan perang dagang jika dibandingkan dengan Eropa dan Jepang yang pertumbuhannya lambat karena adanya kerugian ekonomi jika 'G6' kembali dikenakan tarif. (prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular