Rupiah Melemah, Produsen Makanan Kurangi Ukuran Kemasan

Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
04 June 2018 20:41
Biaya operasional produsen makanan dan minuman menjadi tinggi karena rupiah melemah terhadap dolar AS.
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen makanan dan minuman mulai mengurangi ukuran kemasan menyusul tingginya biaya operasional karena nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman kepada media saat dijumpai dalam acara buka puasa bersama KADIN, di Jakarta, Senin (4/6).

Adhi mengatakan produsen mamin saat ini melakukan efisiensi dengan mengurangi kemasan makanan ringan misalnya dari biasanya 70 gram menjadi 60 gram, namun tetap dengan harga jual yang sama.

Dia mengungkapkan sejumlah bahan baku produsen makanan dan minuman masih diimpor seperti kemasan plastik, selain juga terigu, gula, garam dan susu.



Di sisi lain, jelas Adhi, mengungkapkan saat ini ekspor perusahaan mamin masih kecil yakni sebesar US$ 6,5 miliar.

Apabila ekspor pangan olahan ditambah dengan ekspor sawit dan turunannya maka kira-kira besaran ekspor yang dilakukan perusahaan mamin sebesar US$ 30 miliar.

Dengan begitu hanya 20% perusahaan mamin yang berientasi ekspor, sisanya bermain di pasar domestik.

"Inilah mengapa kami berupaya sebisa mungkin untuk tidak menaikkan harga, karena kenaikan harga adalah upaya terakhir. Beberapa terakhir ini Rupiah kan sudah mulai menguat, jadi mudah-mudahan kami bisa bertahan tidak menaikkan harga jual," tutur Adhi.

Ia pun juga berharap agar Bank Indonesia (BI) tidak menaikkan lagi suku bunga acuan, dan pemerintah lebih membenahi sinergi industri dari hulu ke hilir, agar bisa saling meningkatkan daya saing dan otomatis memperluas pasar ekspor.
(ray/ray) Next Article Industri Mamin Targetkan Pertumbuhan 15% Selama Bulan Puasa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular