
Internasional
Kereta Cepat Batal, Pembangunan Kota Singapura Ini Terpukul
Anastasia Arvirianty, CNBC Indonesia
29 May 2018 17:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembatalan proyek kereta cepat yang menghubungkan Malaysia dan Singapura akan berdampak buruk pada pembangunan Distrik Jurong Lake di Singapura. Jurong Lake adalah daerah tempat ujung rel kereta kecepatan tinggi tersebut yang juga merupakan distrik pusat bisnis kedua Singapura.
Surat kabar The Straits Time, yang dikutip The Star hari Selasa (29/5/2018), menulis pembatalan proyek itu dapat menghambat pembangunan Jurong Lake hingga beberapa tahun ke belakang sebab rencana pembangunan distrik tersebut didasarkan pada realisasi pembangunan stasiun akhir kereta cepat itu.
Pada hari Senin (28/5/2018), Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan proyek tersebut akan dibatalkan. Ia menyebut kereta cepat tidak menguntungkan Malaysia karena membuat negara itu membayar dalam jumlah yang besar.
Dia berkata Malaysia tidak akan menghasilkan satu sen pun dari proyek itu karena relnya yang pendek.
Menurut perhitungan UOB Kay Hian Malaysia Research, jalur kereta cepat sepanjang 350 kilometer dengan menjangkau 15 kilometer wilayah Singapura itu membutuhkan dana sekitar 40 juta ringgit per kilometer, sudah termasuk sistem dan rel.
Laporan The Straits Time menyebut pekerjaan perencanaan sudah dimulai di Singapura. Misalnya, Otoritas Transportasi Darat Singapura telah mengumumkan tender untuk desain dan pembangunan terowongan dan fasilitas terkait untuk titik akhir jalur kereta cepat di Singapura bulan lalu. Pembangunannya sendiri diperkirakan akan dimulai tahun depan.
Selain itu, Urban Redevelopment Authority tahun lalu juga telah mengumumkan rencana untuk mengubah Distrik Jurong Lake menjadi Central Business District kedua di Singapura.
"Ada rencana pengembangan lain untuk daerah tersebut, tetapi stasiun akhir kereta cepat akan menjadi permata di wilayah itu," kata dosen transportasi Universitas Nasional Singapura Lee Der Horng seperti dikutip oleh Straits Times.
Namun, tidak adanya koneksi kereta cepat akan membuat distrik tersebut kurang menarik bagi bisnis karena pengembangan daerah itu tergantung pada hasil dari proyek itu, kata Kepala Eksekutif Penasehat Properti Internasional Ku Swee Yong.
Pemerintah Singapura juga telah mulai berinvestasi dalam perencanaan dan proyeksi awal untuk proyek tersebut, seperti menggaet perencana dan insinyur sipil, kata Azman Jaafar, Wakil Managing Partner RHTLaw Taylor Wessing dan ketua Asean Plus Group.
Pemerintah Malaysia pun telah mengonfirmasi akan membatalkan proyek dan berpotensi harus membayar 500 juta ringgit (Rp 1,7 triliun) sebagai kompensasi.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan Malaysia akan membicarakan masalah ini dengan Singapura segera dengan tujuan menangani pembatalan proyek dengan cara paling murah.
Proyek yang akan menghubungkan Kuala Lumpur, Malaysia, dan Singapura ini awalnya dijadwalkan akan selesai pada 2026 mendatang.
(prm) Next Article Malaysia-Singapura Segera Umumkan Nasib Proyek Kereta Cepat
Surat kabar The Straits Time, yang dikutip The Star hari Selasa (29/5/2018), menulis pembatalan proyek itu dapat menghambat pembangunan Jurong Lake hingga beberapa tahun ke belakang sebab rencana pembangunan distrik tersebut didasarkan pada realisasi pembangunan stasiun akhir kereta cepat itu.
Pada hari Senin (28/5/2018), Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengatakan proyek tersebut akan dibatalkan. Ia menyebut kereta cepat tidak menguntungkan Malaysia karena membuat negara itu membayar dalam jumlah yang besar.
Menurut perhitungan UOB Kay Hian Malaysia Research, jalur kereta cepat sepanjang 350 kilometer dengan menjangkau 15 kilometer wilayah Singapura itu membutuhkan dana sekitar 40 juta ringgit per kilometer, sudah termasuk sistem dan rel.
![]() Rencana Jalur Kereta Cepat Malaysia-Singapura |
Selain itu, Urban Redevelopment Authority tahun lalu juga telah mengumumkan rencana untuk mengubah Distrik Jurong Lake menjadi Central Business District kedua di Singapura.
"Ada rencana pengembangan lain untuk daerah tersebut, tetapi stasiun akhir kereta cepat akan menjadi permata di wilayah itu," kata dosen transportasi Universitas Nasional Singapura Lee Der Horng seperti dikutip oleh Straits Times.
Namun, tidak adanya koneksi kereta cepat akan membuat distrik tersebut kurang menarik bagi bisnis karena pengembangan daerah itu tergantung pada hasil dari proyek itu, kata Kepala Eksekutif Penasehat Properti Internasional Ku Swee Yong.
Pemerintah Singapura juga telah mulai berinvestasi dalam perencanaan dan proyeksi awal untuk proyek tersebut, seperti menggaet perencana dan insinyur sipil, kata Azman Jaafar, Wakil Managing Partner RHTLaw Taylor Wessing dan ketua Asean Plus Group.
Pemerintah Malaysia pun telah mengonfirmasi akan membatalkan proyek dan berpotensi harus membayar 500 juta ringgit (Rp 1,7 triliun) sebagai kompensasi.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengatakan Malaysia akan membicarakan masalah ini dengan Singapura segera dengan tujuan menangani pembatalan proyek dengan cara paling murah.
Proyek yang akan menghubungkan Kuala Lumpur, Malaysia, dan Singapura ini awalnya dijadwalkan akan selesai pada 2026 mendatang.
(prm) Next Article Malaysia-Singapura Segera Umumkan Nasib Proyek Kereta Cepat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular