Mahathir Batalkan Kereta Cepat KL-Singapura Gara-gara Utang
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
28 May 2018 21:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad membatalkan proyek kereta cepat dari Kuala Lumpur menuju Singapura. Kabar tersebut akan menimbulkan keretakan hubungan antar kedua negara yang bertentangga tersebut.
Mahathir yang secara mengejutkan memenangkan pemilihan umum beberapa waktu lalu dengan mengalahkan Najib Razak, sedang berusaha memperbaiki kondisi keuangan negara tersebut yang saat ini sedang morat marit. Kondisi keuangan Malaysia memburuk setelah sejumlah skandal keuangan dan korupsi menghinggapi pemerintahan sebelumnya.
Keputusan yang diambil Mahathir membatalkan proyek kereta cepat tersebut bersifat final. Padahal proyek kereta cepat ini sudah disepakati 2016, dengan harapan bisa mengurangi waktu tempuh Kuala Lumpur-Singapura hingga 90 menit, dari waktu tempuh saat ini selama lima jam melalui jalur darat.
"Ini tidak menguntungkan. Ini akan menghabiskan banyak uang, kami tidak akan menghasilkan uang dari proyek ini," kata pria yang sudah berusia 92 tahun tersebut, seperti di lansir dari AFP, Senin (28/5/2018)
Mahathir tidak yakin dengan keberlangsungan proyek tersebut. "Tentu saja kami harus berbicara Singapura, kami punya perjanjian dengan mereka," tambah Mahathir.
Sementara itu, Kementerian Transportasi Singapura tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari pernyataan Mahathir tersebut.
Perkembangan dari Kuala Lumpur tersebut membuat Pemerintahan Singapura khawatir. Kembalinya Mahathir membuat hubungan dengan Singapura kembali kurang mesra seperti selama 1981-2003.
Hubungan kedua negara memburuk sejak Singapura dilepas dari Federasi Malaysia pada 1965, yang dipicu oleh masalah etnis. Dalam dekade-dekade selanjutnya hubungan kedua negara selau diselingi pertengkaran.
Saat pertama kali Mahathir menjabat Perdana Menteri, upaya untuk meberika bantuan air minum dan pembangunan jembatan yang menghubungkan daratan antar kedua negara tak kunjung terwujud.
Namun di bawah Pemeritahan Najib Razak hubungan antar kedua negara menjadi sangat mesra.
Perjanjian pembangunan kereta cepat antar kedua negara dilakukan pada 2016. Sejumlah perusahaan sudah memasukkan penawaran untuk membangun jalur kereta sepanjang 350 kilometer, yang dijadwal selesai 2026.
Perusahaan-perusahaan asal China diperkirakan punya peluang paling besar mengerjakan proyek tersebut, karena sudah membangun hubungan yang erat dengan Najib. Namun yang menarik lagi, satu konsorsium asal Eropa di dalamnya ada Alstom dan Siemens sudah mengumumkan kemitraannya dengan perusahaan Malaysia untuk ikut serta mengerjakan proyek tersebut.
Niat Mahathir menghentikan proyek tersebut memiliki konsekuensi karena ada kompensasi yang harus dibayar. Pemeritahan Mahathir berupaya agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
(hps) Next Article Proyek Fantastis Kereta Cepat Kuala Lumpur-Singapura Lanjut?
Mahathir yang secara mengejutkan memenangkan pemilihan umum beberapa waktu lalu dengan mengalahkan Najib Razak, sedang berusaha memperbaiki kondisi keuangan negara tersebut yang saat ini sedang morat marit. Kondisi keuangan Malaysia memburuk setelah sejumlah skandal keuangan dan korupsi menghinggapi pemerintahan sebelumnya.
Keputusan yang diambil Mahathir membatalkan proyek kereta cepat tersebut bersifat final. Padahal proyek kereta cepat ini sudah disepakati 2016, dengan harapan bisa mengurangi waktu tempuh Kuala Lumpur-Singapura hingga 90 menit, dari waktu tempuh saat ini selama lima jam melalui jalur darat.
Mahathir tidak yakin dengan keberlangsungan proyek tersebut. "Tentu saja kami harus berbicara Singapura, kami punya perjanjian dengan mereka," tambah Mahathir.
Sementara itu, Kementerian Transportasi Singapura tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari pernyataan Mahathir tersebut.
Perkembangan dari Kuala Lumpur tersebut membuat Pemerintahan Singapura khawatir. Kembalinya Mahathir membuat hubungan dengan Singapura kembali kurang mesra seperti selama 1981-2003.
Hubungan kedua negara memburuk sejak Singapura dilepas dari Federasi Malaysia pada 1965, yang dipicu oleh masalah etnis. Dalam dekade-dekade selanjutnya hubungan kedua negara selau diselingi pertengkaran.
Saat pertama kali Mahathir menjabat Perdana Menteri, upaya untuk meberika bantuan air minum dan pembangunan jembatan yang menghubungkan daratan antar kedua negara tak kunjung terwujud.
Namun di bawah Pemeritahan Najib Razak hubungan antar kedua negara menjadi sangat mesra.
Perjanjian pembangunan kereta cepat antar kedua negara dilakukan pada 2016. Sejumlah perusahaan sudah memasukkan penawaran untuk membangun jalur kereta sepanjang 350 kilometer, yang dijadwal selesai 2026.
Perusahaan-perusahaan asal China diperkirakan punya peluang paling besar mengerjakan proyek tersebut, karena sudah membangun hubungan yang erat dengan Najib. Namun yang menarik lagi, satu konsorsium asal Eropa di dalamnya ada Alstom dan Siemens sudah mengumumkan kemitraannya dengan perusahaan Malaysia untuk ikut serta mengerjakan proyek tersebut.
Niat Mahathir menghentikan proyek tersebut memiliki konsekuensi karena ada kompensasi yang harus dibayar. Pemeritahan Mahathir berupaya agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
(hps) Next Article Proyek Fantastis Kereta Cepat Kuala Lumpur-Singapura Lanjut?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular