Internasional

Kereta Cepat Batal, Hubungan Malaysia Singapura Bisa Retak

Gustidha Budiartie, CNBC Indonesia
29 May 2018 11:54
Batalnya proyek kereta cepat bisa jadi ujian perdana hubungan diplomasi kedua negara ini di bawah kepemimpinan Mahathir Mohamad.
Foto: REUTERS/Lai Seng Sin
Jakarta, CNBC Indonesia- Mahathir Mohamad membatalkan proyek kereta cepat Kuala Lumpur- Singapura, kemarin. Pengumuman ini sekaligus menjadi ujian awal hubungan diplomasi kedua negara paska menjabatnya pria berusia 92 tahun itu sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Mahathir beralasan proyek tidak efisien untuk dilanjutkan. "Ini tidak menguntungkan. Ini akan menghabiskan banyak uang, kami tidak akan menghasilkan uang dari proyek ini," kata Mahathir sebagaimana dilansir dari AFP, Senin (28/5/2018).

Padahal, proyek yang digagas pada 2016 ini digadang-gadang sebagai proyek infrastruktur yang bisa mempererat hubungan bilateral kedua negara.

Malaysia dan Singapura selama puluhan tahun memiliki hubungan yang panas dingin. Kecanggungan ini bermula ketika pada 1965, Singapura menyatakan diri untuk berpisah dari Malaysia dan menjadi negara merdeka.

Kadang-kadang dua negara ini menunjukkan kerjasama yang mesra, meski kemesraannya bisa terganggu dengan isu-isu seperti teritorial dan penguasaan atas air. Proyek kereta cepat ditujukan untuk memperbaiki hubungan mereka dan mengatasi isu tersebut.

"Kereta adalah proyek penting yang bisa melambangkan keeratan hubungan Singapura dan Malaysia," ujar Chan Xin Ying, analis riset di Nanyang Technological University, sebagaimana dilansir dari CNBC Internasional.

Hal serupa juga disampaikan oleh Peter Mumford, direktur di konsultan politik Eurasia Group. "Hubungan diplomatik dengan Singapura mungkin tidak sehangat di bawah Najib tetapi hanya akan menjadi tegang jika Mahathir membatalkan hubungan kereta api."

Sementara itu, Kementerian Transportasi Singapura juga belum menanggapi permintaan untuk menanggapi pembatalan proyek. Perkembangan dari Kuala Lumpur tersebut membuat Pemerintahan Singapura khawatir hubungan dengan Malaysia kembali kurang mesra seperti selama 1981-2003.


(gus) Next Article Waduh, Mahathir Mohamad Masuk Daftar Ektremis Berbahaya Dunia

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular