Apa Itu 1MDB yang Jatuhkan PM Malaysia Najib Razak?

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
22 May 2018 11:33
Apa Itu 1MDB yang Jatuhkan PM Malaysia Najib Razak?
Jakarta, CNBC Indonesia - Skandal korupsi 1MDB menjadi batu sandungan bagi Najib Razak, mantan perdana menteri Malaysia yang kalah secara mengejutkan dalam pemilihan umum (pemilu) Negeri Jiran awal bulan ini. Ia dikalahkan oleh kubu oposisi yang dipimpin Mahathir Mohamad yang berkoalisi dengan mantan wakil perdana menteri Anwar Ibrahim.

Mahathir rela "bangkit" kembali dari masa pensiun politik, bahkan berdamai dengan oposisinya Anwar Ibrahim demi melawan Najib yang notabene adalah anak didiknya sendiri.


Najib kehilangan pamor di Negeri Jiran akibat tersandung kasus korupsi pengelolaan dana pemerintah (sovereign wealth fund) 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Skandal pencucian uang itu diduga bernilai hingga US$4,5 miliar (Rp 63,8 triliun).

Kini, Najib sudah lengser dan digantikan oleh Mahathir. Anwar Ibrahim yang bertahun-tahun menjadi tahanan politik di masa kepemimpinan Mahathir dan Najib pun sudah bebas. Mereka berdua bekerja sama untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap skandal yang menjerat berbagai pihak di dunia internasional layaknya gurita ini.

Lalu, apa sebenarnya 1MDB dan bagaimana skandal itu bisa terjadi?

1MDB, untuk membangun negara tapi justru merugikan

Perusahaan investasi milik negara Malaysia itu dibentuk oleh Najib tahun 2009, dan ia mengepalai dewan penasehat 1MDB sampai tahun 2016. CNBC International menulis perusahaan itu didirikan untuk mendorong investasi dan menstimulasi perekonomian Negeri Jiran.

1MDB berfokus pada proyek-proyek pembangunan strategis di bidang energi, properti, pariwisata, dan agribisnis.

Umumnya, sovereign wealth fund didanai oleh cadangan devisa bank sentral yang berasal dari surplus anggaran dan perdagangan, serta pendapatan dari ekspor sumber daya alam.

Namun, Malaysia tidak memiliki dana yang cukup saat mendirikan 1MDB sehingga pengelolanya menggalang dana dengan cara menjual obligasi dan melakukan usaha gabungan (joint venture) dengan pihak asing. Bankir muda Malaysia bernama Low Taek Jho atau dikenal dengan sebutan Jho Low, sahabat karib Riza Aziz yang merupakan anak tiri Najib, ikut membantu pembentukan 1MDB.

Mengutip Reuters, 1MDB memperoleh dana miliaran dolar dari obligasi untuk digunakan di proyek investasi dan usaha gabungan antara tahun 2009 dan 2013. Sayangnya, uang tersebut justru dimanfaatkan untuk pencucian uang dan memperkaya diri sendiri oleh para petinggi dan pihak terkait.

Departemen Kehakiman (Department of Justice/ DoJ) Amerika Serikat (AS) mengatakan setidaknya uang sebanyak $4,5 miliar ditransfer ke akun-akun bank luar negeri dan perusahaan cangkang, sebutan untuk perusahaan aktif yang nampaknya tidak memiliki usaha atau aset. Sebagian besar malah disebut berpindah tangan ke rekening bank Jho Low, yang terkenal dengan gaya hidup mewahnya.

Uang tersebut kabarnya digunakan Low dan rekan-rekannya untuk membeli rumah mewah di beberapa lokasi seperti London, Los Angeles dan New York. Pembelian aset lain, seperti pesawat jet dan kepemilikan saham di perusahaan musik EMI Music Publishing juga disebut menggunakan dana dari 1MDB, mengutip Reuters.


Selebriti Hollywood, Leonardo Dicaprio, dan supermodel asal Australia, Miranda Kerr, juga dikabarkan ikut "kecipratan" uang korupsi 1MDB ini. Mengutip CNBC International, Dicaprio menerima lukisan mahal karya Picasso seharga $3,2 juta, sementara Kerr menerima perhiasan mewah senilai $80 juta dari Low. Keduanya sudah mengembalikan pemberian dari Low itu ke DoJ.
Skandal korupsi besar-besaran ini kali pertama mencuat ke publik ketika harian The Wall Street Journal melaporkan dana sejumlah $680 juta berpindah dari 1MDB ke rekening pribadi Najib, tulis CNBC International. Transaksi tersebut terlacak dari dokumen yang dilihat oleh The Wall Street Journal.

Najib membantah dugaan tersebut, didukung oleh pernyataan Jaksa Agung yang mengatakan uang tersebut adalah donasi resmi dari Pemerintah Arab Saudi dan sudah dikembalikan. Sampai saat ini Najib masih mengelak terlibat dalam skandal ini.

Namun, DoJ memberi pernyataan berbeda. Departemen tersebut mengungkapkan dana dari 1MDB digunakan untuk membeli perhiasan istri Najib dengan nilai mendekati $30 miliar, termasuk berlian merah muda langka 22 karat yang dipasang di kalung seharga $27,3 juta.

Mengutip surat kabar The Straits Times, investigasi internasional itu dipicu oleh sebuah informasi dari seorang warga negara Swiss bernama Xavier Andre Justo, mantan direktur perusahaan layanan minyak Petrosaudi Internasional. Justo membagikan informasi yang diyakini berkaitan erat dengan 1MDB kepada jurnalis situs berita Sarawak Report bernama Clare Rewcastle-Brown sebelum dia mengundurkan dari perusahaan itu di tahun 2011. Sebagai catatan, Petrosaudi adalah perusahaan besar pertama yang menjalin perjanjian dengan 1MDB.

Dana 1MDB Digunakan untuk Foya-foya

Selain Najib, skandal ini juga menyeret nama Low yang diduga menghambur-hamburkan dana 1MDB untuk berfoya-foya.

CNBC International melaporkan lebih dari $250 juta uang yang diperoleh dari penawaran obligasi pertama 1MDB digunakan Low untuk membeli kapal pesiar mewah. Kapal pesiar mewah bernama 'The Equanimity' inilah yang diburu Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation/FBI) dan disita di Tanjong Benoa, Bali, bulan Februari lalu. Ia juga diberitakan membeli berbagai aset rumah mewah di New York dan Beverly Hills, termasuk sebuah penthouse yang sebelumnya dihuni oleh pasangan Beyonce-Jay Z senilai $30,6 juta.

DoJ juga mengatakan lebih dari $25 juta uang dari rekening atas nama Low digunakan oleh beberapa orang untuk berfoya-foya di sebuah kasino di Las Vegas. Dana dari 1MDB dan pinjaman Deutsche Bank digunakan Low untuk membeli perhiasan sekitar $200 juta. Selain itu, Low menggunakan dana itu untuk membeli karya seni senilai lebih dari $100 juta.


Riza Aziz, anak tiri Najib, juga menerima lebih dari $200 juta dari 1MDB ke rekening pribadinya. Uang tersebut ia gunakan untuk membeli poster asli film "Wizard of Oz" dari tahun 1939 senilai $75.000. Ia dikabarkan membeli rumah mewah di Inggris dan Amerika Serikat (AS) dengan nilai mencapai hampir $100 juta. Jumlah yang cukup signifikan, CNBC International melaporkan, digelontorkan ke perusahaan film Hollywood yang didirikan oleh Riza bernama Red Granite Pictures.

Perusahaan itu memproduksi beberapa film kenamaan seperti 'Daddy's Home' dan 'The Wolf of Wall Street', film nominasi Oscar yang dibintangi oleh Dicaprio. Setelah resmi terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia, Mahathir bersumpah akan membongkar dan menyelesaikan kasus korupsi 1MDB ini. Dia juga bersumpah akan menindak tegas semua orang yang bersekongkol ataupun memperoleh keuntungan dari lembaga itu.

Untuk membuktikan komitmen terhadap janjinya, beberapa hari setelah dilantik, tepatnya Senin (14/5/2018), Mahathir menonaktifkan seorang Jaksa Agung bernama Mohamed Apandi Ali karena menghambat proses investigasi kasus ini.

Reuters melaporkan Mohamed Apandi menolak Komisi Anti Korupsi Malaysia (Malaysia Anti-Corruption Commission/MACC) yang berkali-kali meminta pendampingan hukum dari pemerintah asing dalam melacak dana yang hilang dari 1MDB.

Hari Jumat (18/5/2018), pihak kepolisian juga menyita 284 kotak tas desainer, serta puluhan tas berisi uang tunai dan perhiasan dari kondominium mewah milik keluarga Najib. Otoritas berwajib belum mengungkapkan total nilai barang-barang yang disita tersebut.

Pada hari Senin (21/5/2018), pemerintah Malaysia mengumumkan telah membentuk sebuah satuan tugas (satgas) untuk menyelidiki kasus korupsi 1MDB lebih dalam, termasuk bekerja sama dengan berbagai negara yang turut terkena getahnya. Satuan tugas yang terdiri dari lembaga anti rasuah, kepolisian, dan bank sentral Malaysia itu akan menginvestigasi dan menyita aset-aset terkait skandal ini.

"Satgas ini akan bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan berbagai badan penindakan hukum di Amerika Serikat, Swiss, Kanada, dan negara-negara terkait," kata Perdana Menteri Mahathir Mohamad dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip oleh Reuters.

Malaysia bukan satu-satunya negara yang terkena getah skandal 1MDB ini karena proses pencucian uang yang dilakukan di luar negeri. DoJ melaporkan setidaknya $4,5 miliar disalahgunakan oleh perusahaan investasi negara itu.

"Menggunakan penipuan dokumen dan perwakilan, rekan konspirator diduga mencuci uang itu lewat transaksi yang rumit dan perusahaan cangkang yang berlokasi di AS dan luar negeri," kata pihak DoJ dalam pernyataan resmi tahun 2017 yang dikutip CNBC International.

DoJ mengatakan AS tidak akan membiarkan negaranya menjadi tempat pencucian uang. Maka dari itu, mereka bermaksud untuk mengembalikan semua dana yang hilang ke pemerintah Malaysia, mencari semua aset yang mengalir di bank-bank AS.

"Departemen Kehakiman tidak akan membiarkan sistem keuangan Amerika digunakan sebagai saluran korupsi," kata Jaksa Agung Loretta Lynch, dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan di bulan Juli tahun 2016 dan dikutip oleh The Straits Times.

Pemerintah Swiss juga turut terlibat dalam pembongkaran kasus korupsi ini dengan meminta pemerintah Mahathir memberi informasi baru tentang dana 1MDB sejumlah $100 juta yang dibekukan otoritas Swiss atas penyelidikan pencucian uang dua tahun lalu.


Selain memenuhi sumpahnya untuk membongkar kasus 1MDB, Mahathir juga membebaskan Anwar Ibrahim, yang dijebloskan Najib karena menentang pemerintahannya, pada hari Rabu (16/5/2018). Beberapa hari setelah bebas, Anwar langsung bertandang ke Indonesia di hari Minggu (20/5/2018) untuk bertemu dengan mantan presiden BJ Habibie. Ia bahkan rela menunda pertemuannya dengan cucu demi bertemu Habibie, kawan lamanya.

Saat berbincang dengan awak media setelah melakukan pertemuan dengan Habibie selama dua jam lebih, Anwar mengatakan ingin belajar dari Indonesia dalam mengatasi kasus korupsi dan mereformasi pemerintahan.

"Harus ada tim yang mengkaji reformasi Indonesia untuk dipelajari Malaysia. Supaya Malaysia tidak mengulangi kelemahan, korupsi dan kesenjangan, dan hanya belajar yang baik," kata Anwar.
Ia juga mengatakan dirinya telah meminta kepada Mahathir agar Najib tidak mendapat perlakuan yang sama seperti yang ia terima.

"Saya bicara [kepada Mahathir], ini jalur hukum, jangan tekan dan jangan hukum sebelum kita berlakukan penyelidikan yang rapi dan sesuai jalur hukum. Jangan ulangi apa yang terjadi dengan saya," kata Anwar.

"Kalau saran saya kepada Najib, cari pengacara yang baik. Kita jamin hakim bertugas dengan bebas. Tugas kita adalah tidak boleh ada tuduhan badan peradilan yang tidak bebas."
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular